• Universitas
  • Portal Akademik
  • Perpustakaan Universitas
  • Webmail
  • Arnawa
  • UM UGM
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
Departemen Bahasa dan Sastra
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Halaman Muka
  • Profil
    • Visi & Misi
    • Tujuan
    • Keunggulan
    • Prospek Karier
    • Staf Pengajar
  • Akademik
    • Alur Kurikulum
    • Deskripsi Mata Kuliah
    • Sebaran Mata Kuliah
    • Capaian Pembelajaran
    • KONFERENSI DAN KEGIATAN INTERNASIONAL
    • Kalender Akademik
  • KPPB
    • Pengabdian
      • Pengabdian Masyarakat
      • Siniar (Anarka Lālitya)
    • Kerjasama
    • Beasiswa
    • Penelitian
      • Penelitian Staf Pengajar
      • Arsip Kajian Jawa – Arnawa
  • Kemahasiswaan
    • HMJ Kamastawa
    • Kegiatan Mahasiswa
    • Karya Mahasiswa
    • Kanal Youtube
    • Kanal Instagram
    • Gugur Gunung
  • Alumni
    • Profil Alumni
    • Form Registrasi Alumni
  • Kontak
  • Beranda
  • SDGS
  • hal. 17
Arsip:

SDGS

Seminar Melayu-Jawa (SEMEJA), 22-23 Agustus 2019

BeritaLain-lainSDGS Minggu, 25 Agustus 2019

Pada tanggal 22 dan 23 Agustus 2019, Program Studi Sastra Jawa menyelenggarakan seminar bersama ATMA (Institut Alam dan Tamadun Melayu), UKM (Universiti Kebangsaan Malaysia) dari Malaysia. SEMEJA merupakan singkatan dari Seminar Melayu-Jawa yang merupakan kerjasama dari ATMA, UKM dengan Program Studi Sastra Jawa, Departemen Bahasa dan Sastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. SEMEJA merupakan acara tahunan yangpelaksanaannyadiselenggarakan secara bergantian di tiap tahunnya. Sebelumnya, acara ini diselenggarakan di ATMA, UKM, Malaysia dan tahun ini dilaksanakan di FIB UGM.

Acara SEMEJA dihadiri oleh tujuh dosen dari ATMA,UKM, Malaysia, yang menjadi pemakalah pada seminar tersebut, dan dihadiri oleh 11 dosen dari Program Studi Sastra Jawa FIB UGM. Seminar ini banyak membicarakan tentang sejarah dan kebudayaan baik yang ada di Malaysia dan di Jawa. Selain acara SEMEJA, tepatnya setelah hari kedua pelaksanaan SEMEJA, acara dilanjutkan dengan kuliah umum yang diisi oleh Prof. Madya Nor Zalina Harun dan dihadiri oleh mahasiswa Sastra Jawa FIB UGM.

Pengabdian Kepada Masyarakat : Pengembangan Motif Batik Berbasis Cerita Rakyat dan Aksara Jawa di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten

BeritaSDGS Minggu, 4 Agustus 2019

Kecamatan Bayat yang termasuk Kabupaten Klaten terletak di sudut selatan wilayah ini, berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Kecamatan Cawas di sebelah timur, Kecamatan Wedi di sebelah barat dan Kecamatan Trucuk di sebelah utara. Kecamatan Bayat terletak di daerah pegunungan kapur yang sejalur dengan wilayah Gunungkidul, sehingga penampakan wilayahnya berbukit-bukit dan mayoritas warganya tidak menggantungkan diri dari bertani, melainkan banyak yang berprofesi sebagai perajin, mulai dari gerabah, berbagai macam peralatan dari batu, sampai kain batik.

Kecamatan Bayat dalam lintasan sejarah termasuk wilayah yang penting meskipun tidak terletak di pusat pemerintahan. Hal ini tampak dari berbagai cerita tentang wilayah ini, yang banyak dikaitkan dengan tokoh yang hidup sekitar abad ke-16, yang bernama Ki Ageng Pandanaran. Beliau adalah seorang bupati Semarang yang mengundurkan diri dari kekuasaannya dan memilih untuk menyebarkan agama Islam dengan gelar Sunan Tembayat di daerah ini hingga akhir hayatnya. Selain adanya tokoh Sunan Tembayat, daerah ini juga memiliki banyak tokoh historis lain yang berasal dari peralihan era Majapahit ke Demak Bintara, seperti Seh Sabuk Janur, Ki Ageng Becik, Seh Domba, Ki Ageng Konang, Ki Ageng Menang Lase, Ki Ageng Santri, Pangeran Menangkabo dan Panembahan Jiwa. Mereka memiliki ceritanya masing-masing dalam konteks peranannya sebagai pemimpin masyarakat lokal sejak zaman Demak, Mataram hingga pecahnya menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Hal ini menunjukkan bahwa daerah ini, selain usianya yang tua, juga memiliki tempat tersendiri dalam dinamika sejarah.

Kecamatan Bayat memiliki kurang lebih sepuluh sentra industri batik dengan kekhasan dan spesialisasi sendiri-sendiri. Beberapa sentra produksi batik di kecamatan Bayat di antaranya adalah batik cap di Desa Beluk, batik tulis di Desa Jarum dan Desa Kebon serta batik tenun lurik di Desa Tegalrejo. Industri batik di Bayat telah bersifat turun-temurun dan menjadi salah satu daerah pemasok kain batik untuk pasar Klewer di Surakarta dan Beringharjo di Yogyakarta sejak beberapa dekade yang lalu. Batik yang dihasilkan di daerah Bayat sendiri memiliki banyak ragam, mulai dari batik klasik yang memiliki ciri khas warna sogan untuk jarit atau nyamping, batik modern dengan warna-warna alam seperti nila (indigovera), motif-motif kontemporer untuk konsumsi fashion dan selera pembeli internasional, hingga batik kombinasi lurik dan batik di media selain kain seperti batik kayu, batik kulit dan lain sebagainya.

Sebagai sebuah daerah yang kental dengan nuansa sejarah, Kecamatan Bayat tentu menyimpan banyak sekali kearifan lokal di antaranya yang berbentuk tradisi kidungan, mantra, doa-doa, rajah dan petuah-petuah bijak yang berguna bagi masyarakat untuk menyikapi berbagai fenomena kehidupan di masa kini dan mengantisipasi hal-hal yang dapat terjadi di masa depan. Selain itu, banyaknya petilasan atau tapak sejarah banyak tokoh baik dari era Hindu, Islam hingga kerajaan-kerajaan Jawa yang terakhir di wilayah ini menunjukkan bahwa tentu saja akan banyak ditemukan berbagai cerita rakyat terkait dengannya, yang selain dapat berfungsi sebagai media pengingat sejarah juga memuat berbagai nilai-nilai kebudayaan. Selain itu, wilayah Bayat juga menjadi salah satu bagian penting dari sejarah sastra Jawa, karena di gerbang makam Sunan Tembayat ditemukan pula sengkalan atau kronogram, berbunyi Murti Sarira Jleging Ratu (1448) dan Wisaya Hanata Wisiking Ratu (1555), yang gaya hurufnya termasuk arkais, sezaman dengan naskah-naskah yang ditemukan di wilayah pesisir, di antaranya Primbon Sunan Bonang yang disimpan di Perpustakaan Asian Library, Leiden University. Hal-hal ini belum terekspos secara optimal terlebih dalam kaitannya dengan Bayat sebagai salah satu sentra industri kerajinan di Klaten. Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) yang dilakukan oleh Prodi Sastra Jawa, Departemen Bahasa dan Sastra, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta kali ini akan memfokuskan diri kepada pengembangan motif batik bermuatan cerita rakyat dan kearifan lokal dengan media tulisan Jawa, baik gaya Jawa modern yang dikenal sekarang ini maupun ‘gaya Sunan Tembayat’ yang tergambar pada kompleks makam kuno di daerah ini.

Tujuan PPM Prodi Sastra Jawa di Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten yang dilaksanakan pada 15 Juli 2019 lalu adalah untuk memperkokoh identitas Bayat sebagai destinasi wisata religi dan sejarah, pusat industri UMKM (Usaha Kecil, Mikro dan Menengah) di bidang kerajinan sekaligus sebagai salah satu wilayah dengan kekhasan tersendiri di bidang kebudayaan, selain itu juga untuk membentuk kelompok masyarakat pengelola potensi seni budaya dan sejarah di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.

Hasil yang diharapkan dalam kegiatan pengabdian adalah Kecamatan Bayat sebagai Wilayah Binaan Prodi, lebih khususnya untuk memperkokoh eksistensi Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten sebagai wilayah yang memiliki karakter kebudayaan yang khas dan berakar kuat.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan ‘Pengabdian kepada Masyarakat: Pengembangan Motif Batik Berbasis Cerita Rakyat dan Aksara Jawa di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten’ ini adalah terciptanya motif batik ‘Udan Riris Majaarum’. Motif tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai motif batik ciri khas daerah Desa Jarum Kecamatan Bayat. Selain motif batik outcome dari kegiatan ini adalah artikel ‘Penciptaan Motif Baru Identitas Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten’ yang rencananya akan diterbitkan di Jurnal Bakti Budaya dan dokumentasi kegiatan.

KAMASUTRA UGM Jadi Tuan Rumah Sarasehan Nusantara V, Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Daerah se-Indonesia!

BeritaKarya MahasiswaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Rabu, 1 Mei 2019

LAPORAN KEGIATAN SARASEHAN NUSANTARA V

Adapun rincian sebagai berikut :

2.1 Pembukaan dan Pemilihan Putra Putri IMBASADI
Hari, tanggal : Kamis, 25 April 2019
Pukul : 18.00-23.00 WIB
Tempat : Auditorium Gedung Poerbatjaraka lantai 3,
FIB UGM

2.2 Seminar Nasional dan Temu Ilmiah
Seminar Nasional “Harmoni dalam Keragaman: Jamu Sehat
Indonesia Kuat”
Hari, tanggal : Jum’at, 26 April 2019
Pukul : 08.30-11.00 WIB
Tempat : Auditorium Gedung Soegondo, Lantai 7,
FIB, UGM

2.3 Temu Ilmiah Nasional
Hari, tanggal : Jumat, 26 April 2019
Pukul : 13.00 – 15.15 WIB
Tempat : Ruang 701 & 702 Gedung Soegondo, Lantai 7,
FIB, UGM

2.4 Pameran poster dan produk sesuai dengan tema “Jamu Sehat
Indonesia Kuat”

2.5 Sharing Session
Hari, tanggal : Jum’at, 26 April 2019
Pukul : 19.00-21.00 WIB
Tempat : Auditorium Gedung Soegondo, Lantai 7,
FIB, UGM.

3 Pagelaran Budaya
Hari, tanggal : Sabtu, 27 April 2018
Pukul : 14.30-23.45 WIB
Tempat : Auditorium Gedung Poerbatjaraka, FIB, UGM.

4 Tour de Jogja
Hari, tanggal : Minggu, 28 April 2019
Pukul : 07.30-20.45 WIB
Tempat : - Taman Sari

5 Penutupan
Hari, tanggal : Senin, 29 April 2019
Pukul : 09.00-10.00 WIB
Tempat : Auditorium Gedung Sogondo, Lantai 7,
FIB, UGM.

Macapatan Jumat Legen 2018 di Prodi Sastra Jawa UGM

BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Jumat, 19 Oktober 2018

Suatu kehormatan bagi Prodi kami mendapat amanah dalam acara Macapatan Jumat Legen kali ini, tujuan diadakannya adalah untuk meningkatkan kompetensi bidang macapatan, membagikan wawasan terkait isi kandungan dalam teks macapat, serta meningkatkan peran dan fungsi prodi di Masyarakat. Selain itu juga digunakan sebagai sarana untuk menjalin kemitraan dengan instansi lain.

Selasa Korsa & Kamis Berbudaya, Kamis Berkebaya

BeritaMahasiswaSDGS Sabtu, 6 Mei 2017

“Ajining raga saka busana”. Pepatah Jawa tersebut mencoba mengingatkan bahwa orang lain akan menghormati kita sesuai pakaian yang kita gunakan. Bahkan sebagian masyarakat mengatakan bahwa pakaian merupakan cara kita merepresentasikan emosi dan kepribadian, serta keingingan persepsi orang lain pada diri kita.

Sastra Nusantara yang sekarang berubah nama menjadi Sastra Jawa merupakan salah satu Prodi yang ada di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Melalui namanya, Prodi tersebut menjadi sarana seorang individu untuk mengetahui lebih banyak budaya yang ada di Nusantara. Melalui nama itu pula banyak para mahasiswa asing dari luar negeri yang berkeinginan mempelajari budaya Indonesia, mengambil salah satu atau beberapa mata kuliah di prodi ini.

Lebih dari sekedar mempelajari tentang keanekaragaman budaya, Prodi ini mencontohkan secara nyata melalui penggunaan busana Nusantara ketika berkuliah. Perubahan nama Sastra Nusantara menjadi Sastra Jawa bukan berarti hanya adat Jawa saja yang dipelajari, begitu pula pada pakaian adat yang dikenakan di kampus.

Pakaian adat Nusantara ini digunakan sebagai sarana mahasiswa menunjukkan identitas diri pada khalayak. Agenda ini merupakan program dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) yang mewajibkan mahasiswanya menggunakan pakaian adat Nusantara setiap hari Kamis minggu pertama tiap bulannya.

“Kita ini kan orang Indonesia, ya kita menunjukkan bahwa ini budaya kita, bukan hanya budaya Jawa tapi semua budaya yang ada di Nusantara”. Ungkap Abigail, salah satu mahasiswa Sastra Jawa yang juga menggunakan pakaian adat keraton.

Awalnya hanya program dari HMJ, namun mahasiswa mengapresiasi dengan menggunakannya secara kompak. Bila Anda masuk ke FIB maka akan tampak begitu mencolok perbedaan mahasiswa Sastra Jawa disbanding mahasiswa lainnya.

Ketika lainnya menggunakan pakaian kasual pada umumnya. Mahasiswa Sastra Jawa dengan idealisnya menggunakan kebaya, seperti sedang ada upacara kraton di UGM. Sebagian lainnya menggunakan pakaian adat Bali, seakan ada rombongan dari Bali yang mengunjungi kampus.

Menurut Sri ratna Sakti, ketua Prodi Sastra Jawa, pakaian adat yang dikenakan oleh mahasiswa akan secara langsung mempengaruhi perilaku mahasiswanya sedikit demi sedikit.

“Ya awalnya menggunakan celana, sekarang menggunakan selendang, Ketika berubah menggunakan selendang otomatis mahasiswa tidak gampang untuk jegeng kan mas” tambahnya.

Ke depannya, tradisi ini akan terus dilakukan sebagai perwujudan secara nyata sebuah Program Studi mengamalkan ilmu yang dipelajarinya di dalam perkuliahan. “teladan yang sesungguhnya bukan berasal dari kata-kata namun dari Tindakan nyata”. Harapannya mahasiswa beserta almamaternya mampu terus menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya milik ibu Pertiwi di bumi Nusantara. (Ahmad Romawi)

 

Dipublikasikan oleh : kintani.inagita.swasti

Dipublikasikan ulang oleh : haryountoro

Mahasiswi Sastra Jawa UGM, Fiduhirani Tigatma Rustam terpilih menjadi salah satu Mahasiswa Berprestasi FIB UGM 2017!

BeritaMahasiswaSDGS Minggu, 5 Maret 2017

Fiduhirani Tigatma Rustam atau yang akrab disapa Fifi merupakan salah satu mahasiswi Prodi Sastra Jawa UGM yang aktif dan berbakat di bidang akademik maupun non-akademik. Dalam kesempatan kemarin, ditem ui saat dia menerima penghargaan Mahasiswa Berprestasi III, Fakultas Ilmu Budaya UGM (3/03/2017) ia mengaku haru dan tidak menyangka bahwa dirinya akan terpilih menjadi salah satu sosok Mahasiswa Berprestasi tahun ini. Tak hanya pintar dibidang akademis, Fifi tak kalah berbakat dibidang tarik suara atau biasa disebut nyinden. Dibuktikan saat penerimaan penghargaan tersebut, Fifi tak hanya berperan sebagai tamu undangan penghargaan namun juga sekaligus sebagai pengisi acara di acara Dies Natalies FIB ke-71 tersebut. Fifi meraih juara dari panggung satu ke panggung satunya lagi tak lain untuk mengasah kegemarannya bernyanyi dan bermain Gamelan maupun Piano. Perempuan kelahiran Kota Marmer ini sangat murah senyum dan tak sungkan untuk mengajari adik atau temannya. (Kintani Inagita)

Konferensi Internasional IKADBUDI ke-IV di Jember

BeritaMahasiswaSDGS Selasa, 11 Oktober 2016

Selama dua hari dari tanggal 8 – 9 Oktober 2014 Ikatan Dosen Budaya Daerah Indonesia (IKADBUDI) bekerja sama dengan Univesitas Jember yang didukung penyelenggaraannya oleh Fakultas Sastra Universitas Jember menggelar The International Conference on Regional Culture dengan tema “the challenger of culture revitalization in the 2015 ASEAN economic community era”. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan tahunan dari IKADBUDI yang mengadakan musyawarah nasional ke IV dan bertepatan dengan penyelenggaraan Festival Tegal Boto dalam rangka 50 tahun Universitas Jember. Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Drs. Soeharto Mangkusudarmo, M.Hum sebagai perwakilan dari Prodi Jawa Jurusan Sastra Nusantara FIB UGM.

Acara diawali dengan sambutan Ketua Panitia Konferensi Internasional Dr. R. Novi Anoegrajekti, M.Hum. Dalam sambutannya R. Novi Anoegrajekti menyatakan bahwa era masyarakat ASEAN 2015 sebagai forum kerjasama bukan sebagai forum persaingan yang saling memojokkan. Kerjasama antarnegara yang serumpun ini harus saling menguntungkan. Oleh karena itu, dipandang perlu adanya revitalisasi kebudayaan untuk menggali, menumbuhkan, dan mengembangkan kearifan masyarakat sebagai dasar pengembangan ekonomi kerakyatan yang menyejahterakan dan memandirikan. Sementara itu, Prof. Dr. Sutrisno Wibowo, M.Pd. selaku Ketua IKADBUDI menyampaikan sambutan yang berjudul “Peduli Bahasa, Sastra, dan Budaya Daerah” dengan penekanan bahwa revitalisasi kebudayaan dalam era masyarakat ASEAN 2015, kita harus melihat eksistensi bahasa, sastra, dan budaya daerah Indonesia yang kaya akan kearifan lokal dan kemudian harus berusaha untuk merevitalisasi. Kearifan lokal yang merupakan keunggulan dari bahasa, sastra, dan budaya daerah Indonesia harus kita jadikan subjek untuk mengembangkannya di masa yang akan datang.

Hadir sebagai keynote speakers Prof. Dr. Koh Young Hun (Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, South Korea), Dr. Stefen Danerek (University Swedia), Prof. Dr. Pudentia, MPSS (universitas Indonesia, Jakarta),  Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta), Prof. Dr. P.M. Laksono, M.A. (Universitas Gadjah Mada), Prof. Dr. I Nengah Duija, M.Hum. (State Institute of Hindu Dharma, Bali), dan Prof. Dr. Ayu Sutarto (Universitas Jember). Hadir sebagai peserta sebanyak 300 orang dengan peserta pemakalah pendamping sebanyak 127 orang.

Pelaksanaan konferensi internasional pada hari pertama di langsungkan di Gedung Soetardjo Universitas Jember. Dalam kesempatan tersebut Prof. Dr. P.M. Laksono, M.A. mempresentasikan makalahnya yang berjudul “Budaya Indonesia: Refleksi antar Teks untuk Kesejahteraan Bersama”. Guru besar UGM tersebut mengemukakan bahwa sebagai efek dari krisis akulturasi yang terjadi, maka budaya Indonesia akan menjadi lebih genah ketika diakses melalui refleksi antar teks yang produktif. Sebagai contoh dari penelitiannya, Ia menggunakan teks Bimosoetji yang ditemukannya menunjukkan produktivitas proses-proses kreatif untuk menghasilkan sejarah.

Kegiatan konferensi internasional hari kedua dilangsungkan di Fakultas Sastra Universitas Jember. Hadir keynote speaker adalah Prof. Dr. I Nengah Duija, M.Hum. (STHDN Denpasar Bali) yang membawakan makalah dengan judul “Keunggulan Budaya dalam Rangka Integrasi Kawasan dan Kesejahteraan Bersama (Analisis terhadap teks Tantu Panggelaran dan Usana Bali)”. I Nengah Duija menyatakan bahwa teks-teks lama baik tertulis maupun lisan, sesungguhnya merupakan peninggalan budaya (material) yang mampu memberikan nilai tambah terhadap hiruk-pikuknya kehidupan manusia modern sekarang ini.

Acara dilanjutkan dengan presentasi dalam sesi sidang paralel 2 hingga 5 selama sehari penuh hingga sore hari. Sebagai penutup acara, dibacakan Laporan Hasil Munas IV IKADBUDI yang memilih kembali Prof. Dr. Sutrisno Wibowo, M.Pd. sebagai Ketua IKADBUDI dan penyelenggaraan Munas IKADBUDI V akan dilaksanakan di Bandung. Di acara penutup konferensi internasional juga dipaparkan laporan tim perumus konferensi IKADBUDI IV yang disampaikan oleh Prof. Dr. Bambang Wibisono, M.Pd. Pelaksanaan konferensi internasional pun ditutup oleh Dekan Fakultas Sastra Universitas Jember Dr. Hairus Salikin, M.Ed. sekaligus mewakili Rektor Universitas Jember. Peserta konfereni internasional malamnya berangkat menuju Bromo (BAK).

Mahasiswa UGM Panggungkan ‘Jenaka KR’

BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Jumat, 23 Oktober 2015

Enam mahasiswa Sastra Nusantara Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang tergabung dalam Sanggar Sastra Jawa Yogyakarta (SSJY) memanggungkan sandiwara radio di Balai Bahasa DIY, Senin (19/10) malam. Mereka membawakan naskah karya Handung Kussudyarsono berjudul “Isih Jembar Kalangane” dari buku kumpulan naskah Sandiwara Jenaka KR. Karena formatnya sandiwara radio, para pendukung cerita hanya duduk membaca naskah. Enam orang membaca dialog tokoh cerita, sedangkan seorang lainnya membaca narasi. Untuk menghidupkan suasana, pemanggungan diiringi gamelan. Sebelum menyajikan “Isih Jembar Kalangane”, mahasiswa UGM terlebih dahulu memanggungkan “Layangan Tatas” karya Margareta Widhi Pratiwi yang malam itu juga hadir untuk menyaksikan naskahnya dipanggungkan. Dialog dan narasi lakon ini beberapa kali mengundang tawa hadirin. Pemanggungan sandiwara radio tersebut merupakan bagian dari Pekan Bahasa dan Sastra DIY yang berlangsung Senin-Sabtu (19-24/10) dengan berbagai kegiatan, seperti sarasehan kebahasaan dan sastra serta lomba kebahasaan dan sastra. Menurut Koordinator Pekan Bahasa dan Sastra DIY yang juga ketua SSJY, Yohanes Adhi Satiyoko, pemilihan naskah dari Jenaka KR, karena tahun 1980-an Jenaka KR dekat di hati masyarakat dengan tokoh-tokohnya seperti Handung Kusudyarsono, Suwariyun dan lain-lain. “Saya merasa senang, karena yang hadir dalam kegiatan ini hampir semuanya generasi muda. Ternyata Sastra Jawa tetap melekat di hati anak muda,” ungkapnya. Selain naskah drama, juga disajikan pemanggungan ‘cerita cekak’ berjudul “Sandhal Goreng” karya Stella, mahasiswa UGM yang juga alumni Bengkel Sastra Jawa Balai Bahasa DIY. Ada pula cerita tentang hantu, berjudul “Pocongan Numpak Pit Modifikasi” karya Harya Widada yang dibawakan secara monolog oleh Mas Lurah Citra Panambang (Bagus Febrianto) yang mengakhiri pergelaran malam itu. Pada awal pementasan, tampil mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang tergabung dalam Sanggar Gandewa, menyajikan ‘acapela geguritan’. Supriyanto dari Sanggar Bantul juga membaca geguritan untuk mengisi jeda setelah pemanggungan “Isih Jembar Kalangane”. (Sumber: KR 21/10) read more

1…151617

Recent Post

  • Mahasiswa UGM Lestarikan Aksara Jawa Lewat Program KKN-PPM “P4 Carakan”
    September 3, 2025
  • Mahasiswa UGM Jalankan Program “Sira Saraja” (Sinau Rame Aksara Jawa) untuk Sosialisasi Penggunaan Aksara dan Bahasa Jawa di Blitar
    September 2, 2025
  • HMJ Kamastawa Mengabdi kepada Masyarakat melalui Bakti Sosial dan Mengajar
    September 1, 2025
  • HMJ Kamastawa Sosialisasikan Sistem KRS dan Kurikulum kepada Mahasiswa Baru
    Agustus 18, 2025
  • Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM Perkuat Kolaborasi Lewat Partisipasi dalam Seminar Incolwis dan RAKORNAS IV ADISABDA 2025
    Agustus 16, 2025

Kalender

September 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  
« Agu    
  • Fakultas Ilmu Budaya
  • Ujian Masuk UGM
  • PPSMB
  • Alumni
  • Jurnal Humaniora
September 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  
« Agu    

Rilis Berita

  • Mahasiswa UGM Lestarikan Aksara Jawa Lewat Program KKN-PPM “P4 Carakan”
    September 3, 2025
  • Mahasiswa UGM Jalankan Program “Sira Saraja” (Sinau Rame Aksara Jawa) untuk Sosialisasi Penggunaan Aksara dan Bahasa Jawa di Blitar
    September 2, 2025
  • HMJ Kamastawa Mengabdi kepada Masyarakat melalui Bakti Sosial dan Mengajar
    September 1, 2025
Universitas Gadjah Mada

Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
Departemen Bahasa dan Sastra
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada

 

Jl. Sosiohumaniora, Bulaksumur, Yogyakarta
Telp : 0274-901134 Ext. 110, Fax : 0274-550451, WhatsApp : 081211911281
Email : nusantara@ugm.ac.id

© 2025 Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa FIB UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY