Surakarta, (18/05/2023) – Bertepatan dengan hari libur nasional, Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan kuliah lapangan menuju Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dan mahasiswi yang mengambil mata kuliah Sastra Wayang, yang didampingi oleh dosen pembimbing, yaitu Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., dan R. Bima Slamet Raharja, S.S., M.Hum.
Kasunanan Surakarta Hadiningrat saat itu tengah mengadakan ritual ngisis wayang, yang berarti 'menjemur atau mengangini wayang'. Ritual ngisis wayang ini dilakukan pada wayang Kiai Pramukanya yang telah ada sejak masa pemerintahan Sinuhun Paku Buwana (PB) II di ibu kota "nagari", Kartasura (1727-1745). Ritual ngisis wayang Kiai Pramukanya ini dilakukan setiap hari Kamis, karena wayang tersebut adalah wayang padintenan atau wayang yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui Kori Kamandungan, peserta kuliah lapangan memasuki wilayah keraton. Sebelum memasuki wilayah inti keraton, peserta diwajibkan mengenakan busana Jawa khas Surakarta. Di gedhong Sasana Handrawina, tradisi ngisis wayang dilaksanakan.
Dalam pelaksanaannya, K.R.T. Dr. Bambang Suwarno, S.Kar.,M.Hum., abdi dalem sekaligus dosen purna dari ISI Surakarta, turut berperan memberikan penjelasan kepada peserta. Para peserta juga diberi kesempatan untuk mengamati dan terlibat secara aktif dalam pelaksanaan tradisi ngisis. Setelah mengikuti rangkaian tradisi ngisis, para peserta kuliah lapangan dan dosen pembimbing berkesempatan untuk berfoto bersama dengan Gusti Kanjeng Ratu Windansari, yang akrab disapa Gusti Moeng.
(Para peserta kuliah lapangan beserta dosen pembimbing berkesempatan untuk berfoto bersama dengan Gusti Moeng)
Selanjutnya, para peserta kuliah lapangan menyaksikan proses peletakkan wayang ke dalam kotak wayang Kiai Pramukanya, dan kemudian kotak wayang tersebut bersama dengan abdi dalem disimpan kembali.
Dengan adanya kegiatan kuliah lapangan ini, diharapkan para peserta mata kuliah Sastra Wayang dapat mengetahui peristiwa kebudayaan, terutama tradisi ngisis wayang di Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Selain itu, peserta juga dapat memahami keragaman bentuk, gagrag, dan hubungan naratif dalam wujud wayang kulit, serta membangkitkan rasa cinta para mahasiswa terhadap seni budaya Indonesia.