Semarang - Sarasehan Nusantara Imbasadi ke-10 sukses digelar di Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada tanggal 30 Mei hingga 1 Juni 2023. Kegiatan prestisius ini mengusung tema Pusparagam Tradisi Nusantara, yang mencerminkan keanekaragaman tradisi dan budaya di Indonesia dengan menekankan pada upaya melestarikan kekayaan budaya dan tradisi tersebut. Acara yang berlangsung selama tiga hari ini ditutup dengan pemilihan Putra Putri Imbasadi 2023 serta Malam Penganugerahan sebagai puncaknya pada tanggal 31 Mei 2023.
Sarasehan Nusantara Imbasadi ke-10 yang diadakan di UNNES tahun 2023 menghadirkan enam macam perlombaan, antara lain Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional, Lomba Tipografi Nasional, Lomba Lagu Pop Daerah, Lomba Poster Kebudayaan, Lomba Video Dokumenter Budaya, dan Lomba Pemilihan Putra Putri Imbasadi 2023.
Delegasi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa Universitas Gadjah Mada (UGM) turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dengan mengikuti seluruh lomba. Delegasi UGM yang terdiri dari Idharul Huda (angkatan 2021) sebagai ketua delegasi, Adjit Royan Mustafa Ganda Sukma (angkatan 2021), Nurma Aisyah (angkatan 2021), Nanda Nursa Alya (angkatan 2021), Bima Muslih Wicaksono (angkatan 2022), Haryo Untoro (angkatan 2022), Kintan Dewinta Putri (angkatan 2022), dan Muhammad Siswoyo (angkatan 2022) berpartisipasi dalam acara tersebut yang diselenggarakan di Semarang.
Delegasi UGM berhasil meraih prestasi gemilang dalam beberapa perlombaan, di antaranya:
- Juara 2 Lomba Video Dokumenter Budaya (Bima Muslih Wicaksono sebagai ketua, dan dua anggota yaitu Adjit Royan Mustafa Ganda Sukma dan Idharul Huda)
- Runner-up 1 Putri Imbasadi 2022 (Kintan Dewinta Putri)
- Runner-up 2 Putra Imbasadi 2022 (Bima Muslih Wicaksono)
(Penerimaan Kejuaraan Video Dokumenter Budaya)
(Penerimaan Kejuaraan Runner-Up 1 Putra Putri Imbasadi)
(Penerimaan Kejuaraan Runner-up 2 Putra Putri Imbasadi)
Lomba Video Dokumenter Budaya yang meraih juara mengangkat tema tradisi menatah wayang kulit. Menatah wayang adalah proses memahat obyek wayang tertentu. Tradisi menatah wayang telah dilakukan secara turun-temurun hingga saat ini. Namun, semakin hari jumlah penatah wayang semakin berkurang sehingga Video Dokumenter Budaya dibuat sebagai media untuk mendokumentasikan dan memperkenalkan tradisi menatah wayang kepada masyarakat, khususnya kepada generasi muda.
Selanjutnya, kejuaraan yang berhasil diraih adalah Runner-up 2 Putra Imbasadi dan Runner-up 1 Putri Imbasadi. Proses seleksi yang ketat dimulai dari wawancara mendalam (deep interview) dan seleksi tahap demi tahap, mulai dari 5 besar hingga 3 besar. Semua peserta menjalani proses tersebut dengan baik dan penuh keyakinan. Kintan Dewinta Putri berpasangan dengan Ketut Teguh Virgiawan dari delegasi Universitas Pendidikan Ganesha, sedangkan Bima Muslih Wicaksono berpasangan dengan Luh Putu Dian Tristyanti yang juga merupakan delegasi Universitas Pendidikan Ganesha.
Dalam wawancara dengan salah satu delegasi, Kintan Dewinta Putri menyatakan “Saya merasa bangga bisa ikut serta dalam kegiatan Sarasehan Nusantara Imbasadi ke-10. Saya juga merasa senang karena mendapatkan kesempatan untuk menambah wawasan tentang budaya dan sastra daerah serta menjalin persahabatan dari berbagai universitas di Indonesia”.
Dengan adanya acara seperti Sarasehan Nusantara Imbasadi, diharapkan semakin banyak mahasiswa yang tertarik untuk mempelajari, mengapresiasi, dan melestarikan kekayaan budaya dan tradisi di Indonesia.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam kesuksesan acara ini, termasuk panitia, peserta, dan pendukung lainnya. Semoga Imbasadi senantiasa dapat mewadahi mahasiswa jurusan sastra daerah se-Indonesia dalam menggali, mengembangkan, dan melestarikan kebudayaan Indonesia.
Indonesia beragam, Imbasadi menyatukan.