Yogyakarta – Pada hari Jumat (10/09/2023), dua mahasiswa dari Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, yakni Rafael Raga B. P. dan Affan Akbar, menampilkan tembang Macapat sekar Dhandhanggula dalam acara Selapanan Talk yang diadakan oleh Pusat Kajian Jawa atau Pusaka Jawa UGM.
Sekar Dhandhanggula yang ditembangkan oleh Rafael Raga B.P. merupakan bait ke-13 dari Serat Jampi Susah yang ditulis oleh R. Pujaarja pada tahun 1918. Penampilan tersebut dipersembahkan dengan iringan alat musik gender oleh Affan Akbar, dengan Laras Slendro Pathet Sanga. Berikut adalah cuplikan dari sekar Dhandhanggula pada Serat Jampi Susah bait ke-13 :
Rèhning kabèh ihtiyaring jalmi
Ora kêna lamun dèn têtêpna
Kang têtêp amung kodraté
Pêrlu apa dèn ulur
Iku kêna kinarya mirit
Marang waris kang waras
Aja mèlu-mèlu
Anglalu luru sangsara
Saranané mung narima jroning ati
Ing mêngko arêp apa
Setelah penampilan, Rafael Raga B.P. menjelaskan makna yang terkandung dalam tembang tersebut. Ia menyatakan, "Dalam tembang ini, R. Pujaarja mengemukakan pandangannya bahwa apa pun hasil dan takdir yang telah ditentukan, usaha tetap menjadi hal yang penting dalam mengembangkan diri seseorang dan memberikan hikmahnya kepada sesama. Cara pandang mengenai kodrat dan wiradat menjadi penting karena beratnya masalah dan kesulitan dalam kehidupan dapat teratasi dengan sikap narima (menerima).
Lebih lanjut, ia menambahkan, "R. Pujaarja kemudian menandaskan sebuah pertanyaan, yaitu 'ing mêngko arêp apa?’ (nantinya hendak melakukan apa?) yang mengajak kita untuk merenung, merefleksikan, dan mengintrospeksi diri dengan bergerak maju menuju masa depan. Dengan sikap seperti ini, diharapkan bahwa masyarakat Jawa dapat merawat kesehatan jiwa mereka agar mencapai tujuan akhir yang baik, yaitu khusnul khotimah, bali marang sangkan paraning dumadi."
Acara Selapanan Talk merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap 35 hari. Pada kesempatan ini, tema yang diangkat adalah "Sehat Jiwa ala Jawa," dan mengundang dua pemateri utama, Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., seorang dosen dari Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM, serta Salma Dias Saraswati, CEO dan Co-Founder of Tenang. Acara ini menjadi wadah penting untuk mendiskusikan dan memahami nilai-nilai kehidupan Jawa dalam memberikan makna pada jiwa serta pengaplikasikannya terhadap isu kesehatan mental, khususnya pada generasi muda saat ini.