Yogyakarta (17/10/2023) – Kuliah umum bertajuk “cinta kakak-beradik dalam sastra Jawa modern: sebuah cangkriman untuk peneliti sastra” telah diselenggarakan oleh Program Studi Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Gadjah Mada (UGM). Kuliah umum yang diselenggarakan pada Senin (16/10/2023) tersebut bertempat di ruang Auditorium, Gedung Soegondo lantai 7, FIB, UGM, dan diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, dan peserta lainnya yang tertarik dengan topik tersebut.
Kuliah umum ini menghadirkan Dr. George Quinn, dosen senior Australian International University Canberra, sebagai narasumber, Rudy Wiratama, S.I.P, M.A., dosen Program Studi Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa UGM, sebagai moderator, dan Nurma Aisyah, mahasiswa Angkatan 2022, sebagai pewara.
Dalam kesempatan tersebut, Dr George Quinn memaparkan terkait sebuah situasi inses dalam novel Karya Sastra Jawa Modern dari tahun 1939 hingga 2021. Sebuah hal menarik yang dipaparkan oleh Dr. George Quinn bahwa adalah cinta kakak-beradik ini selayaknya cinta suami-istri.
“Ketika kedudukan tokoh dan pasangannya adalah kakak-beradik itu diketahui, maka mereka seolah-olah tidak apa-apa dan hubungannya sebagai kekasih harus dirumuskan kembali menjadi hubungan kakak-beradik. Dengan demikian, karena cinta seksual kakak-beradik berbenturan dengan larangan inses, suami-istri yang mencontoh “kesempurnaan” cinta kakak-beradik yang mengandung ketegangan psikologis dan agamis, tidak akan mungkin terwujud”, terang Dr. George Quinn.
Dr. George Quinn (kanan) sedang menyampaikan pemaparannya.
Topik pembahasan yang terkesan tabu tersebut nyatanya membangkitkan rasa ingin tahu yang besar pada diri peserta. Hal tersebut dibuktikan dengan baragam pertanyaan yang diajukan kepada Dr. George Quinn pada sesi diskusi, sehingga kuliah umum ini sukses menjadi wadah untuk mendiskusikan topik yang diajukan tersebut.
Seusai sesi diskusi, Dr. Daru Winarti, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, menyerahkan buku sebagai cendera mata. Dr. George Quinn juga memberikan cendera mata berupa buku kepada Dr. Daru Winarti, M.Hum. Setelahnya, sesi dokumentasi dilaksanakan untuk menangkap momen kebersamaan tersebut.
Pemberian cendera mata oleh Dr. George Quinn (kiri) dan Dr. Daru Winarti, M.Hum (kanan).
Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., menyampaikan harapannya bahwa kuliah umum pada siang hari itu sebagai inspirasi bagi peserta yang hendak meneliti topik tersebut ke depannya. “Kami harapkan bahwa kuliah umum ini menjadi sebuah cangkriman bagi teman-teman semua, kiranya agar dapat menginspirasi dan menjembatani penelitian-penelitian terkait Sastra Jawa ke depannya”.