• Universitas
  • Portal Akademik
  • Perpustakaan Universitas
  • Webmail
  • Arnawa
  • UM UGM
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
Departemen Bahasa dan Sastra
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Halaman Muka
  • Profil
    • Visi & Misi
    • Tujuan
    • Keunggulan
    • Prospek Karier
    • Staf Pengajar
  • Akademik
    • Alur Kurikulum
    • Deskripsi Mata Kuliah
    • Sebaran Mata Kuliah
    • Capaian Pembelajaran
    • KONFERENSI DAN KEGIATAN INTERNASIONAL
    • Kalender Akademik
  • KPPB
    • Pengabdian
      • Pengabdian Masyarakat
      • Siniar (Anarka Lālitya)
    • Kerjasama
    • Beasiswa
    • Penelitian
      • Penelitian Staf Pengajar
      • Arsip Kajian Jawa – Arnawa
  • Kemahasiswaan
    • HMJ Kamastawa
    • Kegiatan Mahasiswa
    • Karya Mahasiswa
    • Kanal Youtube
    • Kanal Instagram
    • Gugur Gunung
  • Alumni
    • Profil Alumni
    • Form Registrasi Alumni
  • Kontak
  • Beranda
  • Berita
  • Seputar Jawa: Mengenal Macam-Macam Metode Pengobatan Jamu Menurut Serat Primbon Jampi Jawi

Seputar Jawa: Mengenal Macam-Macam Metode Pengobatan Jamu Menurut Serat Primbon Jampi Jawi

  • Berita, Lain-lain, SDGS
  • 12 Juli 2024, 13.57
  • Oleh: haryountoro
  • 0

Sumber gambar: Kemeparekraf.go.id

Apa yang terlintas di benak mahadaya jika mendengar kata jamu? Minuman tradisional? Minuman yang dibawa mbok jamu? atau mungkin frasa populer ’beras kencur’? Benar, jamu dikenal oleh masyarakat luas sebagai pengobatan tradisional berbentuk minuman yang adalah wujud dari kebudayaan Jawa. Namun, bagaimana jika jamu atau metode pengobatan tradisional Jawa tidak hanya diminum? Apakah mahadaya mengetahuinya?

Merujuk pada Wulandari (2011) dalam artikel ilmiahnya yang berjudul Serat Primbon Jampi Jawi Koleksi Perpustakaan Dewantara Kirti Griya (Taman Siswa): Sebuah Dokumentasi Pengobatan Tradisional, terdapat sebuah naskah kuno cetak beraksara Jawa cetak yang merekam pengetahuan pengobatan para sesepuh. Naskah tersebut berjudul Serat Primbon Jampi Jawi. Naskah Serat Primbon Jampi Jawi membahas tentang pengobatan, dari macam-macam penyakit, cara mengobatinya, hingga berbagai macam tanaman dan khasiatnya. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Tan Khoen Swie tahun 1933 dan merupakan naskah koleksi Perpustakaan Taman Siswa.

Pada naskah Serat Primbon Jampi Jawi, terdapat beberapa metode pengobatan tradisional Jawa dengan pemakaiannya selain diminum. Berikut keterangannya:

 

  1. Tapel

Tapel adalah sebuah bentuk jam atau obat yang dapat digunakan dengan diusapkan di perut (Poerwadarminta, 1939, dalam Wulandari, 2011).  Terdapat 16 penyakit yang dapat disembuhkan dengan cara tersebut. Namun, penulis akan menyebutkan lima saja dalam artikel ini, yaitu anak mengidap diare, anak cacingan, orang tua yang merasa perutnya sesak, dan orang tua yang tidak bisa buang angin atau kencing. Berikut contoh terkait penyakit dan pengobatan dengan tapel sebagai berikut:

Tiyang sepuh seneb padharanipun; Cangkok tigan ayam ingkang sampun netes, jae, kapipis kaemoran lisah sulung, kaangge napeli padharan.

Terjemahan:

(Tapel untuk) orang tua yang terasa sesak perutnya: kulit telur ayam yang sudah menetas, jahe, dihaluskan dicampur (dengan) minyak sulung dipakai untuk diusapkan di perut.

 

  1. Boreh

Jamu boreh mirip dengan tapel, perbedannya adalah pada ramuan jejamuan yang dicairkan lalu dibalurkan ke seluruh tubuh. Berikut beberapa sakit yang dapat disembuhkan, antara lain anak yang terkena sawan, anak yang terkena sawan di sembarang tempat, anak yang mengidap sakit demam dan keluar cacing, seseorang mengidap panas dingin, dsb. Adapun satu contoh penyakit dan pengobatannya adalah sebagai berikut:

Lare sawanen sadhengah sawan: ron wungu, santen kapipis kanngge amborehi badan sakojur

Terjemahan:

Anak yang terkena sawan disembarang tempat: daun wungu, santan, dihaluskan dibalurkan di seluruh tubuh

 

  1. Cekok

Beberapa mahadaya mungkin berpikir apakah jamu ini disajikan dengan cara dicekokkan dan atau dipaksakan? Jawabannya iya. Penyajian jamu cekok adalah dengan memeraskan jamu dengan kain di atas mulut secara paksa, biasanya untuk anak kecil (Tim Penyusun, 2002, dalam Wulandari, 2011). Fungsi dari jamu ini untuk kesehatan atau upaya untuk menyembuhkan penyakit. Beberapa hal yang diobati antara lain anak mengidap diare, anak sakit panas di sekujur badan, anak terkena sakit panas dalam, anak mengidap sawan, dsb. Contoh penjelasan jamu cekok terhadap satu penyakit, yaitu:

Lare sakit kenging sawan; dringo bengle, kunir, jinten cemeng, mesoyi, kemukus, brambang kapipis kacekokaken.

Terjemahan:

Anak yang sakit (terkena) sawan, : dringo, bengle kunyit, jinten hitam, mesoyi, kemukus, bawang merah dihaluskan dan dicekokkan.

 

  1. Sembur

Jamu sembur? Benar, mahadaya tidak salah baca. Walaupun terdengar ‘di luar nalar’, namun demikianlah adanya. Beberapa penyakit yang dapat diobati dengan cara ini antara lain, anak terkena sawan, anak sakit batuk, anak sering menangis di malam hari, seseorang sakit di bagian dada dan sesak, dsb. Berikut contoh penjelasan tentang penyakit dan pengobatannya dengan sembur, yaitu:

Lare sakit watuk: sekar blimbing wuluh, jinten, mesoyi, kencur, kabenem, kamamah kasemburaken padharanipun.

Terjemahan :

Anak yang sakit batuk : bunga belimbing wuluh, jinten, mesoyi, kencur, dikunyah dan disemburkan di perut (anak yang sakit).

 

DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, A. (2011, Desember). Serat Primbon Jampi Jawi Koleksi Perpustakaan Dewantara Kirti Griya (Taman Siswa): Sebuah Dokumentasi Pengobatan Tradisional. Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara, 2(2), 30-56. https://doi.org/10.37014/jumantara.v2i2.135

 

DAFTAR GAMBAR

Kemenparekraf.go.id. (t.t.). Jamu, Ramuan Herbal Khas Indonesia yang Mendunia. Diakses dari https://kemenparekraf.go.id/ragam-ekonomi-kreatif/jamu-ramuan-herbal-khas-indonesia-yang-mendunia

Tags: BAHASA SASTRA BUDAYA JAWA FIB PENGABDIAN MASYARAKAT SDG'S SDGS 17: KEMITRAAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN SDGS 3: KESEHATAN YANG BAIK DAN KESEJAHTERAAN SDGS 4: PENDIDIKAN BERKUALITAS SEPUTAR JAWA UGM

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Recent Post

  • Mahasiswa UGM Lestarikan Aksara Jawa Lewat Program KKN-PPM “P4 Carakan”
    September 3, 2025
  • Mahasiswa UGM Jalankan Program “Sira Saraja” (Sinau Rame Aksara Jawa) untuk Sosialisasi Penggunaan Aksara dan Bahasa Jawa di Blitar
    September 2, 2025
  • HMJ Kamastawa Mengabdi kepada Masyarakat melalui Bakti Sosial dan Mengajar
    September 1, 2025
  • HMJ Kamastawa Sosialisasikan Sistem KRS dan Kurikulum kepada Mahasiswa Baru
    Agustus 18, 2025
  • Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM Perkuat Kolaborasi Lewat Partisipasi dalam Seminar Incolwis dan RAKORNAS IV ADISABDA 2025
    Agustus 16, 2025

Kalender

September 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  
« Agu    
  • Fakultas Ilmu Budaya
  • Ujian Masuk UGM
  • PPSMB
  • Alumni
  • Jurnal Humaniora
September 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  
« Agu    

Rilis Berita

  • Mahasiswa UGM Lestarikan Aksara Jawa Lewat Program KKN-PPM “P4 Carakan”
    September 3, 2025
  • Mahasiswa UGM Jalankan Program “Sira Saraja” (Sinau Rame Aksara Jawa) untuk Sosialisasi Penggunaan Aksara dan Bahasa Jawa di Blitar
    September 2, 2025
  • HMJ Kamastawa Mengabdi kepada Masyarakat melalui Bakti Sosial dan Mengajar
    September 1, 2025
Universitas Gadjah Mada

Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
Departemen Bahasa dan Sastra
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada

 

Jl. Sosiohumaniora, Bulaksumur, Yogyakarta
Telp : 0274-901134 Ext. 110, Fax : 0274-550451, WhatsApp : 081211911281
Email : nusantara@ugm.ac.id

© 2025 Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa FIB UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY