Arsip:
Ambal WarsaBeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Senin, 14 Oktober 2024
69 tahun eksis menjadi bagian dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa menggelar syukuran hari ulang tahun pada Sabtu, 12 Oktober 2024. Acara syukuran ini mengundang seluruh dosen dan mahasiswa Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Tidak terlupa acara ini juga mengundang beberapa dosen purna, seperti Drs. Soeharto Mangkusudarmo, M.Hum. dan Drs. Anung Tedjowirawan, M.A.
Bak reuni keluarga yang sudah lama tidak berjumpa, seluruh tamu undangan terlihat menikmati acara Ambal Warsa. Kedatangan dosen purna juga menjadi ajang pelepas rindu bagi para dosen yang sudah lama tidak berjumpa. Dr. Daru Winarti, M.Hum sebagai kaprodi mengungkapkan rasa bangganya terhadap Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa yang telah berdiri hingga 69 tahun dan telah mencapai titik ini dengan menciptakan banyak sarjana yang sangat berbakat dan berprestasi.
Sambutan dari Ketua Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
Drs. Soeharto Mangkusudarmo, M.Hum dan Drs. Anung Tedjowirawan, M.A. sebagai dosen purna memberi banyak motivasi, pengalaman, dan pelajaran. Beliau menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan peminatan penjurusan Linguistik, Sastra, dan Filologi. Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa telah menciptakan banyak sarjana dan Sumber Daya Manusia yang unggul dan mampu menata masa depan dengan baik, tutur salah satu dosen purna tersebut.
Sharing bersama Kaprodi dan dosen purna
Sebuah acara peringatan hari ulang tahun tak lengkap rasanya jika tidak dilengkapi dengan potong tumpeng. Dalam budaya Jawa potong tumpeng lebih dikenal dengan istilah kedhuk tumpeng. Alasan dipilihnya kedhuk tumpeng alih-alih potong tumpeng terletak pada maknanya, makna potong tumpeng diibaratkan memotong hubungan manusia dengan Tuhannya.
Kedhuk tumpeng oleh Kaprodi dan dosen purna
Acara Ambal Warsa ini juga dihibur oleh penampilan spesial dari mahasiswa Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dari angkatan 2022 hingga 2024. Abimanyu Mahendra, salah satu mahasiswa penampil mengatakan bahwa sangat senang bisa menghibur para tamu undangan. Seperti nostalgia rasanya membawakan lagu-lagu lawas yang pernah hits pada masanya. Dr. Sulistyowati, M.Hum. salah satu dosen dari Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa turut memeriahkan hiburan yang ada dengan menyumbang satu buah lagu berjudul Sewu Kutha ciptaan Alm. Didi Kempot.
Penampilan hiburan oleh mahasiswa
Ambal Warsa ini ditutup dengan pembacaan puisi oleh Dr. Arsanti Wulandari, M.Hum. Puisi tersebut diambil dari antologi puisi ciptaan para dosen selagi mereka menjadi mahasiswa. Banyak doa-doa yang terpanjat untuk Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa kedepannya, “Semoga Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa sukses selalu, semakin maju, dan menciptakan sarjana yang hebat-hebat, aamiin,” ungkap Maylafaizza mahasiswa angkatan 2023.
Kegiatan foto bersama
Selama 69 tahun, Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa telah berkontribusi dalam penggalian, pengembangan, pelestarian, dan pemanfaatan atas sebuah jati diri bangsa berupa kebudayaan Nusantara, khususnya kebudayaan Jawa. Kontribusi terhadap pengetahuan dan kebermanfaatan yang telah dijalankan oleh Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Selain itu, kolaborasi dari berbagai kegiatan turut serta dalam pengembangan dan penyebaran pengetahuan tersebut. Kegiatan Ambal Warsa ini tidak sekedar acara peringatan semata, akan tetapi juga sebagai refleksi diri dan pemantik semangat untuk terus memberikan yang terbaik bagi Universitas Gadjah Mada dan bangsa Indonesia.
BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Senin, 23 September 2024
Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Keluarga Mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa (Kamastawa) kembali menggelar acara “Kamastawa Mengajar dan Berbagi” pada Minggu, 22 Oktober 2024. Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara divisi sosial dan masyarakat (sosmas) serta divisi keilmuan, dengan tujuan memberikan dampak positif kepada masyarakat, khususnya bagi anak-anak di Panti Asuhan PYI Yatim dan Zakat cabang Wirobrajan, Yogyakarta.
Terdapat 16 anak-anak dari jenjang kelas 1 SD hingga 1 SMP yang terlibat dalam acara tersebut. Acara dibuka pada pukul 09.00 WIB dengan sesi pembukaan dan perkenalan. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa dan anak-anak berkesempatan untuk bermain bersama, menciptakan suasana ceria dengan canda dan tawa. Kebersamaan ini menjadi fondasi penting dalam merajut keakraban antara mahasiswa dan peserta.
Sesi pembukaan dan perkenalan
Setelah sesi perkenalan dan permainan, acara berlanjut dengan kegiatan belajar-mengajar. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok sesuai jenjang pendidikan: kelompok 1 untuk kelas 1-2 SD, kelompok 2 untuk kelas 3-4 SD, dan kelompok 3 untuk kelas 5 SD hingga 1 SMP. Setiap kelompok mendapatkan materi yang disesuaikan dengan usia dan tingkat pemahaman mereka, mulai dari percakapan bahasa Jawa sehari-hari, menulis aksara Jawa, konsultasi tugas mata pelajaran Bahasa Jawa, dan lain sebagainya. Beragam metode pengajaran digunakan oleh mahasiswa agar pembelajaran dapat berlangsung dengan menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak-anak.
Sesi belajar-mengajar
Setelah sesi belajar selesai, tibalah saatnya ice breaking, di mana para peserta diajak bernyanyi bersama lagu aja ndomblong aja dan mengikuti tebak-tebakan berhadiah. Sesi ini berhasil memantik anak-anak itu aktif dengan cara yang mengasyikkan.
Pemberian hadiah kepada peserta pemenang tebak-tebakan
Antusiasme anak-anak dapat dirasakan dari awal hingga akhir kegiatan, terutama ketika pembagian bingkisan kecil sebagai apresiasi atas keaktifan para peserta. Selain itu, Kamastawa juga memberikan buku Pepak Basa Jawa dan buku bacaan sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan pendidikan peserta kedepannya. Diharapkan, para peserta dapat dengan mudah mengakses pengetahuan da memperkaya wawasannya, tidak terkecuali yang berkaitan dengan pengetahuan dan pelestarian budaya Jawa.
Penyerahan buku-buku bacaan kepada pihak panti asuhan
Hadiah yang diberikan mungkin dinilai sederhana. Akan tetapi, doa, harapan, dan niat yang tulus untuk berbagi akan terus hidup dan menjadi landasan dalam pelaksanaan program ‘Kamastawa mengajar dan berbagi’ kini dan nanti.
Karya MahasiswaMacapatMahasiswa Rabu, 18 September 2024
Dening: M. Rafi Nur Fauzy
akeh wong kang padha têka
nggawa darma amêjang mring sireki
nyata goro kumatungkul
kagunggung sukeng tyasnya
datan dunung ing sarak sanyatanipun
mula sire den prayitna
nulya amundura kaki
Karya MahasiswaMacapatMahasiswa Rabu, 18 September 2024
Dening: Fauzan Adi Fadurrahman
Sinasmita sêrat iki
minangka criyos sih smra
pêpengêt kang wus kadados
wit ing wyata gajah mada
nagri Ngayogyakarta
kang candrasêngkalanipun
wrêkseng tlaga bêdhah tunggal
nendra raka laksanani
den wêwayang suryanira
kalaning rêm netra katon
manising esêm gupita
syara mrêdu bêbungah
pijana datan ngrêridhu
yahagen kang raka rasa
BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Senin, 9 September 2024
Pada Senin malam (19/08/2024), Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan pertunjukkan wayang kulit dalam rangka Dies Natalis Fakultas Filsafat. Pertunjukan tersebut menampilkan lakon yang spesial, Gajah Mada Suci, yang dibawakan secara kolaboratif oleh mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS) UGM. Salah satu peran penting dalam pementasan ini diemban oleh M. Rafi Nur Fauzy, mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa angkatan 2023, dipilih untuk membawakan lakon yang digarap secara kolaboratif oleh civitas acaedmica Universitas Gadjah Mada.
Naskah untuk pemetasan lakon Gajah Mada Suci ini dikarang oleh Dr. Rudy Wiratama S.I.P., M.A., dosen Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Gajah Mada Suci mengisahkan tentang pengkambinghitaman Gadah Mada dengan dalih kegagalan ekspansi Kerajaan Majapahit. Ekspansi tersebut juga bersamaan dengan kemelut internal politik kerajaan. Lebih buruk lagi, Gajah Mada dituduh oleh para elit yang berusaha menyingkirkannya dari kerajaan. Akibatnya, Gajah Mada merasa putus asa dan setelah itu dirinya bertandang ke kediaman sahabatnya, Mpu Tantular. Setelah berdialog panjang, Gajah Mada akhirnya tercerahkan, bahwa usaha yang telah dirinya lakukan selama ini tidak sia-sia. Semangat Amukti Palapa untuk mempersatukan Nusantara akan berlanjut pada zaman berikutnya.
Penyerahan wayang Gajah Mada dari Dekan Fakultas Filsafat, Dr. Rr. Siti Murtiningsih, S.S., M.Hum, kepada M. Rafi Nur Fauzy. (Dikutip utuh dari Kanal Youtube Fakultas Filsafat (01:22:51): https://www.youtube.com/watch?v=03x2lmMinTY).
“Pementasan lakon Gajah Mada Suci adalah sebuah bentuk penggambaran dari Bangsa Indonesia yang telah mengalami krisis identitas dengan pemenangan atas sebuah kepentingan dan kekuasaan melalui cara apapun. Gajah Mada yang merupakan seorang ksatria akhirnya moksa akibat perilaku elit Majapahit yang menyimpang. Setelahnya, Kerajaan Majapahit menjadi hilang kewibawaannya lalu surut hingga mencapai keruntuhannnya” terang Rafi dalam sebuah wawancara (05/09/2024).
Sebagai sebuah lakon yang spesial, Rafi dan teman-teman mahasiswa UKJGS berlatih dengan keras demi persembahan pergelaran yang maksimal. “Pergelaran lakon Gajah Mada Suci memiliki tantangan tersendiri bagi kami. Kami berlatih mempersiapkan pentas hanya dalam waktu setengah bulan. Ditambah lagi, ini adalah kali pertama saya untuk memainkan wayang Gajah Mada, sehingga harus dipersiapkan secara matang”
“Dengan tantangan tersebut, Alhamdulillah pertunjukkan dapat berjalan dengan lancar. Benar-benar pengalaman yang luar biasa bagi saya” lanjutnya. Rafi berharap bahwa pertunjukkan wayang Gajah Mada diselenggarakan secara kontinu sebab merupakan hasil karya dan identitas dari UGM sekaligus memuat nilai-nilai yang perlu dimasyarakatkan.
Keberadaan wayang Gajah Mada adalah upaya nyata dalam mengangkat kesejarahan dan kebudayaan Nusantara dengan tetap menerapkan aspek relevansinya terhadap perkembangan zaman. Melalui kebudayaan, kita tidak hanya sedang ‘menampilkan’ estetika belaka, tetapi juga mengokohkan kembali jati diri bangsa melalui nilai-nilai luhur demi menuju ke arah Indonesia yang lebih baik.
Penulis : Haryo Untoro
Sumber Gambar
Fakultas Filsafat. (2024, 19 Agustus). Pagelaran Wayang Kulit Dies Natalis ke-57 Fakultas Filsafat UGM. Youtube. [01:22:51]. Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=03x2lmMinTY.
BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Senin, 9 September 2024
Kamis, 29 Agustus 2024, menjadi momen istimewa bagi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada dengan digelarnya Mangayubagya Wisuda Sarjana periode IV tahun ajaran 2023/2024. Sebanyak 244 wisudawan dan wisudawati merayakan kelulusan mereka, menyandang gelar sarjana setelah menyelesaikan studi di FIB. Acara wisuda yang khidmat ini semakin meriah dengan persembahan tari dari Ratnaraya, unit tari mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa.
Empat mahasiswi, yaitu Audrey Gisela, Ganes Larasati, Novalia Hidayatus S., dan Wening Hidayati, mempersembahkan Tari Geol Denok sebagai bagian dari rangkaian acara wisuda. Tari Geol Denok merupakan tarian khas Semarang yang menggambarkan keceriaan gadis-gadis Semarang yang menari dengan gerakan rancak, energik, dan diiringi musik yang dinamis. Secara etimologis, kata "geol" merujuk pada gerakan tari bagian lutut dan pinggul, sementara "denok" adalah sebutan untuk gadis di Semarang.
Dalam wawancara dengan Wening Hidayati, salah satu penampil, ia menyampaikan bahwa Tari Geol Denok merupakan tarian baru bagi anggota Ratnaraya. “Kami berusaha memberikan yang terbaik dalam penampilan kali ini, dan sangat senang bisa menyambut para wisudawan dan wisudawati FIB UGM dengan Tari Geol Denok,” ujar Wening (05/09/2024).
Penampilan Ratnaraya tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga mencerminkan komitmen FIB UGM dalam melestarikan kebudayaan Nusantara, khususnya budaya Jawa. Pelestarian kebudayaan ini memerlukan dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak, dan FIB UGM berperan aktif dengan memberikan ruang seluas-luasnya bagi eksplorasi seni dan budaya, agar jati diri bangsa tersebut tetap relevan dan memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat.
BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Senin, 9 September 2024
Sebuah kabar gembira datang dari Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (FIB UGM). Kintan Dewinta Putri, mahasiswi prodi tersebut terpilih menjadi Putri Duta Budaya Yogyakarta 2024. Dirinya terpilih bersama Duta Andhika, Putra Duta Budaya Yogyakarta 2024, pada 4 Mei 2024, di Sleman City Hall, Yogyakarta.
Berdasarkan wawancara dengan Kintan (06/09/2024), menjadi Duta Budaya Yogyakarta tidak hanya sekedar kompetisi belaka, namun juga harus memahami dan berperan serta pada pelestarian kebudayaan Jawa, khususnya identitas budaya Yogyakarta. “Sebagai Duta Budaya D.I. Yogyakarta, sudah menjadi tugas kita untuk berkontribusi dalam misi pengenalan dan pelestariaan kesenian dan kebudayaan di Yogyakarta. Contoh bentuk kegiatannya adalah menjadi juri kenaikan kelas sanggar tari Krincing Manis dan mengikuti upacara Jamasan Pusaka 1 Suro di puncak Suroloyo, Kulonprogo. Rencana ke depan, akan diadakan pengabdian di Gunung Kidul dan beberapa tempat lain berupa pengajaran ringan tentang kebudayaan dan kesenian di Yogyakarta” terangnya.
Kintan bersyukur dapat meraih gelar Duta Budaya Yogyakarta 2024 dan bangga menjadi bagian dalam agent of change dalam upaya pelestarian kebudayaan Yogyakarta. Dirinya menjelaskan bahwa pada saat ini sedang bersiap-siap mengikuti ajang Duta Budaya Indonesia. “Saat ini, saya sedang menyiapkan diri untuk ajang Duta Budaya Indonesia akan diselenggarakan pada tanggal 19-21 September 2024 di Surabaya. Mohon doa dan dukungannya, ya!”
Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa serta merupakan identitas bagi masyarakatnya. Keberadaan beragam identitas tersebut adalah sebuah jati diri Bangsa Indonesia yang beraneka ragam dan hidup beriringan dengan harmoni. Prestasi yang diraih Kintan menjadi inspirasi bagi para mahadaya untuk terus mengeksplorasi, melestarikan, dan menggali potensi dari kebudayaan Indonesia, serta memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat.
BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Selasa, 6 Agustus 2024
Senin (05/08/2024), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Keluarga Mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa (Kamastawa) sukses menggelar sosialisasi Kartu Rencana Studi (KRS) bagi mahasiswa baru angkatan 2024. Kegiatan yang berlangsung di ruang Margono 303 ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa baru mengenai prosedur pengisian KRS serta panduan perkuliahan yang akan dijalani ke depannya.
Acara yang dimulai pukul 08.30 WIB ini dibuka oleh Ketua Divisi Keilmuan HMJ Kamastawa, Fauzan Adi Fadlurrahman, yang memaparkan secara rinci proses pengisian KRS, termasuk penggunaan aplikasi Simaster, platform utama dalam pengelolaan akademik Universitas Gadjah Mada. Selain itu, Fauzan juga memberikan penjelasan mengenai kurikulum yang berlaku serta berbagai mata kuliah yang akan ditempuh mahasiswa selama masa studi. Tidak lupa, etika perkuliahan yang penting untuk diterapkan juga menjadi bagian dari pemaparan tersebut.
Pemaparan etika perkuliahan kepada mahasiswa angkatan 2024
Selanjutnya, Haryo Untoro, anggota Divisi Keilmuan HMJ Kamastawa, memberikan tips dan trik untuk menjalani perkuliahan. Dalam sesi ini, mahasiswa baru diperkenalkan dengan fasilitas perpustakaan prodi, Digital Library milik Fakultas Ilmu Budaya (FIB), serta sumber digital lainnya seperti kamus daring Bahasa Jawa dan kamus Bahasa Jawa Kuna.
Sosialisasi ini berjalan dengan suasana serius namun tetap santai, memungkinkan mahasiswa baru untuk aktif bertanya dan berinteraksi. Beberapa pertanyaan diajukan oleh peserta, menunjukkan antusiasme dan rasa ingin tahu terhadap sistem KRS dan aspek-aspek perkuliahan yang akan mereka hadapi.
Dengan sosialisasi ini, diharapkan mahasiswa baru angkatan 2024 dapat memahami dengan jelas proses pengisian KRS yang akan dilaksanakan pada Sabtu (10/08/2024) hingga Minggu (11/08/2024), serta wawasan perkuliahan yang akan digunakan untuk berdinamika ke depannya.
BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Jumat, 2 Agustus 2024
Rabu pagi, 31 Juli 2024, menjadi momen bersejarah bagi para mahadaya angkatan 2024 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada. Sebagai bagian dari proses pengenalan kampus, teman-teman mahadaya disambut dalam acara Pionir Kampung Budaya 2024, yang digelar selama dua hari mulai tanggal 31 Juli hingga 1 Agustus 2024. Acara ini dirancang untuk memperkenalkan para mahasiswa baru pada kehidupan akademis di FIB UGM, tempat berkuliah mahadaya selama empat tahun ke depan.
Pembukaan Pionir Kampung Budaya 2024 dimeriahkan oleh alunan gamelan yang dibawakan oleh Gamasutra (Gamelan Sastra Nusantara), sebuah unit kesenian yang menjadi wadah bagi mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Gamasutra memainkan peran penting dalam penyambutan para mahadaya, menghadirkan suasana khidmat dan keadiluhungan budaya Indonesia.
Penampilan Gamasutra pada Pionir Kampung Budaya 2024
Selain menyambut para mahadaya, Gamasutra juga mengiringi kehadiran Ketua Pionir Kampung Budaya 2024, Presiden Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) 2024, Dekan FIB UGM beserta staf serta Ketua Program Studi dari berbagai jurusan. Momen puncak dari penampilan Gamasutra adalah ketika memeriahkan prosesi pencabutan gunungan, menandai secara resmi dibukanya Pionir Kampung Budaya 2024. Beberapa gending yang dibawakan oleh Gamasutra dalam acara tersebut antara lain Gending Gati Padhasih, Gangsaran, dan Ayak Vertikal karya Ki Dr. Drs. Sukisno, M.Sn.
Fakultas Ilmu Budaya UGM, sebagai garda terdepan dalam studi kebudayaan, menunjukkan komitmennya dalam melestarikan warisan budaya Indonesia dengan memberikan ruang yang luas bagi pengembangan minat seni dan budaya di kalangan mahasiswa. Upaya ini sejalan dengan pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada butir ke-4 tentang peningkatan kualitas pendidikan dan butir ke-17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan.
Penampilan Gamasutra dalam Pionir Kampung Budaya 2024 tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana pengenalan dan pelestarian budaya yang sangat penting. Mahadaya angkatan 2024 pun mendapatkan kesan pertama yang mendalam tentang kehidupan kampus yang kaya akan nilai-nilai budaya dan tradisi, yang akan terus mahadaya temui dan kembangkan selama berdinamika di Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Wayang Gathotkaca Krodha bertangan seperti gunting, sumber: https://tokohwayangpurwa.blogspot.com/2009/10/gatutkaca.html
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM) memiliki beragam mahasiswa dengan segudang prestasi, baik dari bidang akademik maupun bidang non-akademik. Kali ini, kabar gembira datang dari salah satu mahasiswanya, Muhammad Siswoyo, dari Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Mahasiswa angkatan 2022 ini berhasil meraih juara ketiga dalam kompetisi esai pada acara Parab Kawi #6, sebuah ajang bergengsi yang mengangkat tema “Luhuring Kabudayan lan Kasusastran Jawi, Amrih Kalokaning Nagari”.
Kompetisi Parab Kawi tahun ini menghadirkan dua kategori perlombaan, yaitu esai dan kaligrafi. Pada kategori esai, subtema yang diangkat adalah “Tradisi Nilai-Nilai Budaya Jawa, Pengetahuan, dan Teknologi”. Dalam kesempatan ini, Muhammad Siswoyo menyajikan esai yang berjudul “Penggambaran Psikologi Raos Gathotkaca Krodha sebagai Entitas Destruktif dalam Pocapan Abur-aburan Gathotkaca Wayang Kulit Jawa Timuran”.
Esai tersebut membahas tentang pocapan (pengisahan suatu peristiwa pada pergelaran wayang kulit) Abur-aburan yang menggambarkan Gathotkaca Krodha ‘Gatotkaca yang sedang marah’, khususnya pada bagian tubuh dari salah satu anak Werkudara tersebut. Anggota tubuh Gathotkaca Krodha diibaratkan sebagai beragam alat penghancur, seperti gunting, pacul, dsb. Hal tersebut nyatanya relevan dengan bentuk wayang Gathotkaca Krodha yang juga dilukiskan demikian. Konsep ini juga sejalan dengan psikologi raos, yang mengaitkan keadaan rasa seseorang dengan kemampuan untuk menciptakan keadaan tertentu, seperti kemarahan dan kehancuran.
Pergelaran wayang kulit tidak hanya merupakan bentuk kesenian, tetapi juga ‘miniatur’ keragaman budaya Indonesia. Terkandung berbagai unsur kesenian, dari penyajian, permainan, hingga detail bentuk wayang dan ada. Seni tutur dalam pertunjukan wayang kulit juga berperan penting dalam ‘menghidupkan’ pertunjukan serta mengantarkan audiens ke ‘gerbang’ kesastraan serta pesan moral dan makna filosofis yang ada.
Penggalian pengetahuan budaya dapat dilakukan untuk mengetahui alam pandang sebuah masyarakat. Dengan mengetahui pola pikir masyarakat, kita dapat meningkatkan pendidikan sekaligus memahami keberagaman dalam sebuah bingkai harmoni. Dengan demikian, perlombaan tersebut sesuai dengan butir-butir Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yaitu poin ke-4 (meningkatkan kualitas pendidikan) dan poin ke-17 (kemitraan untuk mencapai tujuan).
REFERENSI GAMBAR
Tokohwayangpurwa.blogspot.com. (2009, Oktober). Gatotkaca. Diakses pada https://tokohwayangpurwa.blogspot.com/2009/10/gatutkaca.html.
S | S | R | K | J | S | M |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 |
30 | 31 |
S | S | R | K | J | S | M |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 |
30 | 31 |