Bagi seorang mahasiswa, memiliki prestasi gemilang pasti menjadi impian yang ingin diwujudkan. Apalagi, prestasi yang berskala nasional bahkan internasional. Akan tetapi, terkadang kesempatan-kesempatan untuk meraih prestasilah yang mungkin terlihat sulit, entah karena pesaing maupun keadaan lainnya.
Seperti kisah dari Taruna Dharma Jati, seorang mahasiswa Program Studi Sastra Jawa, Universtitas Gadjah Mada, yang membawa kabar mengejutkan sekaligus membahagiakan. Pada tahun 2021, Taruna bersama dengan tim yang dibimbing oleh Zakariya Pamuji Aminullah berkesampatan mengikuti Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM), yang diadakan oleh DIKTI.
Perjalanannya dimulai dengan adanya ketertarikan dalam dunia PKM. Hal pertama yang membuat ia tertarik dengan PKM adalah keberhasilan yang ia lihat dari seorang kakak tingkatnya, yaitu Syahmu Hidayat, mahasiswa Sastra Jawa angkatan 2017 yang mendapat emas dalam Pimnas, dengan tema yang diangkat adalah sesuai ilmu yang didalami pada program studi Sastra Jawa. Hal itulah yang menjadi pemantik baginya untuk lebih mendalami apa itu PKM. Setelah mendalami apa itu PKM, berdasarkan fenomena yang ada, Taruna dapat memahami bahwa PKM sangat mewadahi dalam bidang apapun, termasuk dalam bidang studi Sastra Jawa.
Ketertarikan mengikuti PKM tidak muncul begitu saja setelah ia melihat fenomena yang ada. Kesempatan yang diberikan kepadanya oleh seorang dosen Sastra Jawa, Zakariya Pamuji Aminullah, yang kerap kali di panggil Mas Zaki itulah yang menjadikan ia dapat berproses lebih jauh lagi. Apalagi, kesempatan itu membawanya untuk menjadi ketua dalam tim tersebut. Untuk mendapatkan sebuah prestasi, tentu ada proses panjang yang harus dilalui oleh Taruna dan tim. Mulai dari persiapan, revisi, pendanaan, proses penelitian, dan masih banyak proses lainnya hingga mengantarkan mereka ke titik akhir.
Menurutnya, PKM merupakan wadah dan ajang bagi mahasiswa untuk menyalurkan gagasan-gagasan yang sangat inovatif dari mahasiswa dalam hal apapun, yang harapannya dapat berguna untuk masyarakat luas.
Pada PKM yang ia ikuti bersama dengan tim, Taruna mengangkat tema tentang wabah dalam prespektif karya sastra Jawa. Untuk data peneliannya, mereka memperoleh dari sekitar Surakarta dan Yogyakarta. Semua hal yang didapat mereka lihat dari perspektif sastra dan budaya, ilmu politik, serta hukum. Kerja keras, perjuangan yang panjang, dan pengerjaan yang total, membawa dirinya bersama dengan tim yang dipimpin untuk memenangkan medali emas pada Pimnas ke-34 pada tahun 2021 dalam kategori poster. Ia yakin bahwa usaha yang mereka lakukan tidak akan mengkhianati hasil yang akan didapatkan.
Menurut Taruna, tantangan terbesar dalam berproses adalah ketika bekerja sama dengan tim, karena adanya latar belakang yang berbeda. Selain itu, materi yang diangkat juga cukup berat, sehingga data yang didapat harus dipadatkan dan disusun sebaik mungkin mengikuti aturan penulisan yang telah ditetapkan. Kontrol waktu yang tepat juga harus benar-benar diperhatikan dalam penyusunan proposal.
Meskipun mengalami banyak tantangan, ia bersama dengan tim dapat mengatasinya. Cara mengatasi tantangan menurutnya adalah dengan melakukan komunikasi yang responsif, berusaha meyakinkan diri masing-masing jika PKM adalah tanggung jawab bersama. Dalam hal pemadatan materi pun dapat teratasi dengan melakukan pengolahan kata serta usaha untuk berpikir lebih keras.
Tidak hanya menghasilkan lelah, menurutnya hal lain yang didapat adalah pengalaman berharga, baik akademik maupun non akademik. Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru terutama dalam bidang yang diteliti, serta piwulang atau ajaran dari para narasumber terkait.
Untuk mahasiswa baru yang ingin mengikuti PKM, Ia menyarankan agar mereka tidak perlu ragu, karena PKM merupakan salah satu wadah untuk menyalurkan ide-ide "gila" terbaik untuk mengangkat nama Sastra Jawa juga.
“Jangan takut untuk memulai, jangan minder, karena mahasiswa Sastra Jawa pun sebenarnya memiliki banyak potensi yang harus dikembangkan dan dioptimalkan, salah satunya melalui kegiatan PKM ini” (Taruna, 2022).