November
Temu Budaya Nasional ke-XXIX berhasil diselenggarakan oleh Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa (UHN) yang berlangsung pada Minggu-Jumat, 05-10 November 2023. Tema yang diusung pada Temu Budaya Nasional tahun 2023 tersebut adalah “Sabda Budaya : Mukhti Luwir Nihan Segara”, yang berarti “Gema Budaya: Menggelegar Bagaikan Lautan Samudra”. Tema tersebut bermaksud mengangkat kekayaan kebudayaan Indonesia yang masih menggelegar di tengah era globalisasi saat ini. Kegiatan tersebut berlangsung selama lima hari dengan memuat berbagai agenda yang di antaranya Musyawarah Nasional, Wimbakara (Perlombaan), Seminar Nasional, dan diakhiri dengan Malam Penganugerahan sekaligus penutupan dari kegiatan Temu Budaya Nasional ke-XXIX.
Dalam Temu Budaya Nasional ke-XXIX ini, Program Studi Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Gadjah Mada (UGM), mengirimkan delapan delegasi untuk mengikuti keseluruhan dari rangkaian acara. Delegasi UGM tersebut terdiri dari Nurma Aisyah (angkatan 2021) sebagai ketua delegasi, Vighna Rivattyannur Hernawan (angkatan 2020), Bima Muslih Wicaksono (angkatan 2022), Haryo Untoro (angkatan 2022), Kintan Dewinta Putri (angkatan 2022), Muhammad Siswoyo (angkatan 2022), Alma Syahwalani (angkatan 2023), dan Meifira Arini Pitaloka (angkatan 2023).
Terdapat enam kegiatan yang diperlombakan, antara lain Pawai Budaya, Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN), lomba Musikalisasi Puisi, lomba Komik Strip, lomba Tiktok Budaya, dan lomba Reportase Budaya. Dari keenam lomba tersebut, delegasi Universitas Gadjah Mada berhasil memenangkan lima perlombaan, di antaranya:
- Juara 1 lomba Reportase Budaya (Alma Syahwalani)
Lomba Reportase Budaya mengangkat tema Taman Sari Yogyakarta, situs taman air yang bersejarah, sebagai cerminan dari kemegahan dan keagungan budaya Indonesia yang diwariskan hingga saat ini.
- Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (Haryo Untoro dan Muhammad Siswoyo)
Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional berjudul Cerminan Entitas Tradisi Keagrarisan dalam Rekam Jejak Syair Lagu Cowongan, mengangkat syair lagu ritual Cowongan sebagai objek material yang memuat unsur-unsur keagrarisan berupa berbagai macam tumbuhan dan hewan. Unsur-unsur tersebut kemudian dikaitkan dengan klasifikasinya dalam kebudayaan Jawa serta mengungkap pewarisan terkait nama dari unsur-unsur keagrarisan tersbeut beserta mitologi agraris yang ada dibaliknya.
- Juara 2 lomba Komik Strip (Meifira Arini Pitaloka)
Lomba Komik Strip yang bertemakan “pelesterarian lingkungan berbasis kearifan lokal” mengangkat kisah tentang anak-anak muda yang hendak melakukan reboisasi dengan memperhatikan filosofi dari tanaman-tanaman tersebut.
- Juara 3 lomba Musikalisasi Puisi (Nurma Aisyah dan Bima Muslih Wicaksono)
Lomba Musikalisasi Puisi mengangkat tema “Sabda Budaya: Mukhti Luwir Nihan Segara” membawakan puisi ciptaan Muhammad Siswoyo mengenai keindahan dan keagungan budaya bangsa. Puisi tersebut dibawakan dengan pembacaan yang dikombinasikan dengan nyanyian dan iringan musik, sehingga memukau para peserta lainnya.
- Juara 3 lomba Tiktok Nusantara (Kintan Dewinta Putri)
Lomba Tiktok Budaya yang menampilkan permainan-permainan tradisional, di antaranya berupa Dakon atau Congklak, Bakiak, dan permainan yang diiringi oleh tembang dolanan cublek-cublek suweng.
Pencapaian Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM dalam meraih berbagai perlombaan tersebut wujud konkret Mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM dalam mengangkat, mengapresiasi, dan melestarikan budaya dan tradisi di Indonesia yang amat beragam.
Dengan keberadaan kegiatan Temu Budaya Nasional ke-XXIX, diharapkan memotivasi mahasiswa-mahasiswa untuk tertarik dalam mengangkat warisan budaya dan tradisi tersebut. Lebih lanjut, kegiatan Temu Budaya Nasional ini dapat mempererat hubungan antar mahasiswa program studi sastra daerah se-Indonesia serta melaksanakan tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan serta dalam suksesnya acara ini. Semoga IMBASADI dapat terus mewadahi mahasiswa jurusan sastra daerah se-Indonesia dalam mempelajari, mengembangkan dan melestarikan kebudayaan bangsa.
Indonesia beragam, IMBASADI menyatukan.
Yogyakarta (03/11/2023) – Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Gadjah Mada (UGM), mengadakan kegiatan Macapatan Jumat Legen pada hari Kamis malam (02/11/2023) dengan bertempat di Pusat Kajian Jawa (PUSAKA JAWA), Jl. Bungur No. F9, kompleks Perum UGM, Caturtunggal, Depok, Sleman.
Kegiatan yang berkolaborasi dengan PUSAKA JAWA UGM kali ini mengangkat sebuah karya Sastra Jawa yang dibuat pada masa Sri Susuhan Pakubuwana VII dan digubah oleh Yasadipura II, yakni Serat Panitisastra. Serat berisi tentang piwulang mengenai pedoman mengenai etika yang bijaksana dan moral-moral baik yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Serat Panitisastra yang ditembangkan adalah hasil dari alih aksara yang dilakukan oleh Alexander Sudewa. Dalam karya sastra tersebut mengandung 10 pupuh yang di antaranya:
- Dhandhanggula 10 bait,
- Sinom 16 bait,
- Gambuh 13 bait,
- Pocung 19 bait,
- Dhandanggula 14 bait,
- Kinanthi 20 bait,
- Asmaradana 18 bait,
- Sinom 15 bait,
- Jurudemung 9 bait
- Dhandhanggula 19 bait.
Macapatan Jumat Legen ini menghadirkan R. Putra Sukaca (Angkatan 2020) sebagai MC atau Pewara, Rudy Wiratama, S.I.P., M.A. sebagai pemateri, dan para penampil dari Gamelan Mahasiswa Sastra Nusantara (GAMASUTRA). Para peserta terdiri atas Mahasiswa, dosen, hingga dari Balai Bahasa Yogyakarta dan Komunitas Pemasyarakatan Sastra Lama Jumat Legen. Para peserta amat antusias dalam mengikuti kegiatan Macapatan Jumat Legen, ditandai dengan keaktifan peserta dalam mendapat giliran membaca dan bertanya. Penampilan dari GAMASUTRA dalam menembangkan Serat Panitisastra memberikan kesan Kebudayaan Jawa yang Indah nan luhur ini.
Tujuan dari diadakannya Macapatan Jumat Legen adalah untuk melestarikan tradisi tembang Jawa, sekaligus mengenalkan tradisi tersebut kepada generasi muda saat ini. Selain itu juga, diharapkan pesan moral yang terkandung di dalam Serat Panitisastra dapat dipahami dan dipraktikan dalam berkehidupan. Dengan demikian, tujuan-tujuan tersebut selaras dengan salah satu misi dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’S), yakni memperbaiki dan mengembangkan kualitas pendidikan.