Arsip 2024:
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman mengadakan Workshop Pelatihan Penulisan Majalah “Memetri” setiap tahunnya. Pada tahun ini, workshop berlangsung pada Kamis (15/02/2024), bertempat di Floating Resto Sleman. Workshop ini diikuti oleh berbagai kalangan, di antaranya Pasbuja (Paguyuban Sastra dan Budaya Jawa), FGSM (Forum Guru Sleman Mengajar), dan lima (5) mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa angkatan 2023. Mereka adalah Rafif Wicaksono, M. Rafi Nur Fauzy, Audrey Gizella Islamey, Rela Sazkia, dan Zidna Nabila.
Workshop Pelatihan Penulisan Majalah “Memetri” tahun ini dikhususkan pada penulisan karya berbentuk feature berbahasa Jawa. Tujuannya adalah melatih para peserta untuk menulis feature, meningkatkan kreativitas, dan melestarikan bahasa Jawa. Terdapat berbagai materi yang disampaikan oleh narasumber, seperti rumus menulis feature, metode menulis feature, dan cara memilih rujukan untuk feature yang akan ditulis. Wiwien Widyawati Rahayu, dosen Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, turut menjadi narasumber dalam workshop ini. Beliau menyampaikan metode dalam mencari sumber feature.
Audrey Gizella menyampaikan pendapatnya dalam mengikuti workshop tersebut. “Alhamdulillah, workshop ini sangat menyenangkan, tidak membosankan, dan mendapatkan ilmu baru untuk menulis feature.” Rafif Wicaksono menambahkan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami, terlebih lagi program studi kami juga berhubungan dengan sastra. Sebab itu, kami dapat mengetahui seluk-beluk penulisan feature yang baik dan benar,” tuturnya.
Kegiatan workshop ini diakhiri dengan praktek menulis feature dengan mengangkat topik sekitar Floating Resto Sleman. Lima penulis dengan hasil karya terbaik akan berkesempatan menjadi wartawan majalah “Memetri” oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman. Dengan ini, diharapkan akan terdapat banyak orang yang gemar menulis dalam bahasa Jawa, khususnya feature, untuk majalah “Memetri”.
Penyelenggaraan Workshop Pelatihan Penulisan Majalah “Memetri” merupakan sebuah upaya konkret untuk melatih generasi muda agar dapat menulis feature sekaligus ikut serta dalam pelestarian Kebudayaan Jawa. Upaya pendidikan dan kerja sama dari berbagai pihak dalam melestarikan budaya sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan (poin ke-4) dan kemitraan untuk mencapai tujuan (poin ke-17).
Penulis: Zidna Nabila
Editor : Haryo Untoro
Pada Minggu (11/02/2024), Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., dosen dari Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa di Universitas Gadjah Mada (UGM), turut menjadi narasumber dalam Webinar Kebudayaan. Webinar tersebut merupakan salah satu rangkaian acara peringatan Dies Natalis Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Daerah se-Indonesia (Imbasadi) yang ke-31. Acara ini digelar pada pukul 14.00 WITA (13.00 WIB) dengan tema "Sinergi Seni Pertunjukan Nusantara di Era Globalisasi". Tema tersebut mengangkat sebuah realita mengenai peran, fungsi, dan kedudukan seni pertunjukan nusantara di era globalisasi yang bebas dan terbuka.
Bersama Prof. Dr. Drs. I Wayan Sugita, M.Si., seorang guru besar dari Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, keduanya memaparkan materi yang informatif dan edukatif mengenai seni pertunjukan Nusantara kepada para peserta webinar.
Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., menjelaskan materinya yang berjudul "Seni Tradisi dan Globalisasi". Dalam presentasinya, beliau menyoroti bagaimana globalisasi dapat memengaruhi sebuah tradisi.
Salah satu aspek menarik dari paparan beliau adalah perubahan Tari Kecak dari waktu ke waktu. "Tari Kecak pada awalnya tidak mengandung kisah tertentu. Kemudian, Walter Spies, seorang seniman Barat, bekerja sama dengan seniman-seniman Bali dan menyisipkan epos Ramayana ke dalam pertunjukan Tari Kecak. Pada titik ini, Tari Kecak yang semula merupakan bagian dari budaya komunal masyarakat bertransformasi menjadi daya tarik untuk konsumsi wisatawan," terang beliau.
Webinar Kebudayaan yang diselenggarakan oleh Imbasadi ditujukan untuk mengajak generasi muda Indonesia memahami potensi seni dan kebudayaan Nusantara di tengah era globalisasi. Dengan melestarikan dan menyemarakkan kebudayaan Nusantara, masyarakat dapat turut serta berkontribusi dalam mengembangkan pengetahuan dan kemampuan serta ikut menjaga warisan budaya bangsa. Upaya ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya pada poin empat yang menyoroti penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Jumat, 16 Februari 2024
Pada Senin (12/02/2024), Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa menerima kunjungan dari mahasiswa Reitsumeikan University, Jepang. Kegiatan tersebut bertempat di Ruang 405 (ruang gamelan), Gedung Margono, lantai 4, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Gadjah Mada (UGM). Partisipan dari kunjungan kali ini sejumlah 20 siswa, satu dosen pembimbing, serta didampingi oleh 14 teman dari Unit Kegiatan Mahasiswa Buddy Club.
(Pengenalan Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dan HMJ Kamastawa)
Dalam kunjungan tersebut, tujuh mahasiswa perwakilan dari Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa memberikan presentasi mengenai Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dan organisasi Keluarga Mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa (HMJ Kamastawa). Selanjutnya, perwakilan mahasiswa mengenalkan alat musik Karawitan sebagai bagian dari kebudayaan Jawa. Pengenalan dilakukan dengan penjelasan alat musik, demonstrasi memainkan alat musik, dan penyajian tembang tradisional Jawa berjudul “Suwe Ora Jamu”. Setelah penyajian, mahasiswa Reitsumeikan University diperbolehkan untuk mencoba memainkan berbagai alat musik gamelan yang tersedia, dibimbing oleh perwakilan mahasiswa.
(Demonstrasi alat musik gamelan)
(Pengenalan alat musik gamelan Jawa kepada mahasiswa Reitsumeikan University)
Kunjungan kemudian ditutup dengan foto bersama dan penyerahan kenang-kenangan kepada pihak Reitsumeikan University.
(Penyerahan cinderamata)
Dengan kunjungan ini, mahasiswa Reitsumeikan University mendapatkan kesempatan untuk lebih memahami kebudayaan Indonesia, khususnya kebudayaan Jawa. Kegiatan ini dapat menjadi upaya dalam memperkenalkan keindahan budaya Nusantara kepada masyarakat internasional. Upaya pengenalan dan eksplorasi terhadap tradisi dan budaya Nusantara selaras dengan poin keempat pada tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
Pada Jumat (02/02/2024), Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa menerima kunjungan dari siswa dan guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Munjungan, Trenggalek, Jawa Timur. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Auditorium, Gedung Soegondo, lantai 7, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Partisipan dari kunjungan kali ini sejumlah130 siswa dan 10 guru.
Ketua Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Dr. Daru Winarti, M.A., memberikan sambutan pada awal acara. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Raditya Bagus G.P., selaku perwakilan guru dari SMPN 1 Munjungan. Dalam sambutannya, Raditya Bagus G.P., mengungkapkan bahwa tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memotivasi siswa SMPN 1 Munjungan agar tetap giat belajar dan bersungguh-sungguh dalam mengejar impian.
(Dr. Daru Winarti, M.Hum., memberikan sambutan)
(Raditya Bagus G. P. memberikan sambutan)
Pada acara inti, Nila Okta Pawestri, pendidik sekaligus alumni Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa angkatan 2019, menjadi pewara dalam kegiatan tersebut. Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., selaku dosen Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, sebagai pembicara utama. Dosen dari Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa tersebut memperkenalkan fakultas-fakultas yang ada di Universitas Gadjah Mada. Salah satunya adalah Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa.
Salah satu hal yang menarik dari pemaparan beliau, yaitu ketika Rudy Wiratama S.I.P., M.A., membahas mengenai kesalahpahaman persepsi masyarakat terkait program studi tersebut. “Lantas bagaimanakah kemudian prospek bagi mahasiswa Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa? Apakah kedepannya akan diarahkan untuk menjadi dukun? Tentu saja tidak demikian. Di sini, kami mengkaji kebahasaan, kesusastraan, dan kebudayaan Jawa dalam koridor ilmiah. Akan ada banyak hal yang dapat dikaji dari Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa sebab menyangkut berbagai hal, mulai dari cara pandang hingga tata cara hidup masyarakat Jawa” terang beliau.
(Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., mengenalkan Universitas Gadjah Mada, Fakultas Ilmu Budaya, dan Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa)
Setelah audiensi berakhir, pewara membuka sesi tanya-jawab yang berlangsung antara pembicara dan siswa SMPN 1 Munjungan. Beragamnya pertanyaan yang diajukan menunjukkan antusiasme dan rasa ingin tahu para siswa tentang topik tersebut. Beberapa pertanyaan yang diajukan, antara lain syarat menjadi mahasiswa UGM, motivasi belajar, hingga fenomena yang terjadi dalam masyarakat Jawa. Rangkaian acara selanjutnya yaitu penyerahan kenang-kenangan dari SMPN 1 Munjungan kepada narasumber dan ditutup dengan sesi foto bersama sebagai kenang-kenangan.
Kunjungan ini tidak hanya menjadi momen pembelajaran bagi siswa SMPN 1 Munjungan tetapi juga sejalan dengan misi penyelenggaraan pendidikan bermutu untuk masyarakat, yaitu pada poin keempat dari Sustainable Development Goals (SDGs).