• Universitas
  • Portal Akademik
  • Perpustakaan Universitas
  • Webmail
  • Arnawa
  • UM UGM
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
Departemen Bahasa dan Sastra
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Halaman Muka
  • Profil
    • Visi & Misi
    • Tujuan
    • Keunggulan
    • Prospek Karier
    • Staf Pengajar
  • Akademik
    • Alur Kurikulum
    • Deskripsi Mata Kuliah
    • Sebaran Mata Kuliah
    • Capaian Pembelajaran
    • KONFERENSI DAN KEGIATAN INTERNASIONAL
    • Kalender Akademik
  • KPPB
    • Pengabdian
      • Pengabdian Masyarakat
      • Siniar (Anarka Lālitya)
    • Kerjasama
    • Beasiswa
    • Penelitian
      • Penelitian Staf Pengajar
      • Arsip Kajian Jawa – Arnawa
  • Kemahasiswaan
    • HMJ Kamastawa
    • Kegiatan Mahasiswa
    • Karya Mahasiswa
    • Kanal Youtube
    • Kanal Instagram
    • Gugur Gunung
  • Alumni
    • Profil Alumni
    • Form Registrasi Alumni
  • Kontak
  • Beranda
  • Mahasiswa
  • hal. 5
Arsip:

Mahasiswa

Workshop Sesajen: Menghapus Stigma Negatif Sesajen dan Melestarikan Budaya Lokal

BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGSWorkshop Senin, 9 Desember 2024

Dalam rangka mengenalkan sesajen pada mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dan melestarikan budaya Jawa, Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa menggelar workshop yang mengangkat tema sesajen  Jawa, sukses digelar pada Rabu, 4 Desember 2024. Workshop ini dihadiri oleh dosen pengampu mata kuliah tata cara R. Bima Slamet Raharja, S.S. M.A., dan Dr. Rudy Wiratama, S.I.P. M.A., serta mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa angkatan 2023, yang antusias untuk mendalami lebih jauh makna-makna sesajen dalam tradisi Jawa. Narasumber yang dihadirkan adalah seorang penggiat budaya yang memiliki pengetahuan sangat luas terhadap sesajen, Faizal Noor Singgih, S.T.P. menjelaskan bermacam-macam jenis sesajen dan makna simbolisnya.

Masyarakat Jawa kebanyakan memaknai sebuah benda sebagai simbol, salah satunya adalah sesajen yang digunakan sebagai salah satu bentuk persembahan yang biasanya digunakan dalam upacara adat atau ritual spiritual, memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Jawa. Inti dari sesajen adalah sebagai simbol ngawruhi atau memberi pengingat terhadap roh leluhur, alam, atau sebagai bentuk syukur dan doa atas berkah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Workshop yang diadakan ini bertujuan untuk mengenalkan pentingnya tradisi sesajen dan bagaimana cara pembuatan yang benar sesuai dengan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Para peserta workshop diberikan kesempatan untuk langsung melihat berbagai macam sesajen dengan maknanya masing-masing. Dalam penjelasan narasumber, Faizal Noor Singgih, S.T.P., mengatakan, “Melalui workshop ini, kami berharap mahasiswa dapat lebih memahami esensi dari sesajen, bukan hanya sebagai benda yang digunakan dalam ritual, tetapi juga sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan, karena masyarakat Jawa itu sangat percaya dengan simbol-simbol, salah satunya ya sesajen ini digunakan untuk unjuk doa dan rasa syukur.”

Setiap jenis sesajen memiliki makna tersendiri. Sesajen yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti bunga, buah, nasi, dan daun memiliki simbolisme yang mendalam, mencerminkan keharmonisan manusia dengan alam sekitar. Narasumber menerangkan mengenai berbagai macam sesajen dan makna yang ada didalamnya. Salah satu sesajen yang setidaknya disediakan ketika upacara adat yakni pisang sanggan yang berupa pisang jenis raja berjumlah 1 tangkap. Sanggan berasal dari kata “sangga” yang berarti penyangga atau menyangga yang dimaknai sebagai dasar dari segala rangkaian upacara. pisang sanggan biasanya dilengkapi dengan uang koin yang bermakna doa kepada Tuhan memohon untuk melengkapi segala hal jika ada sesuatu yang kurang dan terdapat juga bunga mawar sebagai simbol wewangen atau pengharum untuk para leluhur.

Pisang sanggan dengan bunga dan uang koin

Selain pisang sanggan, salah satu bentuk sesajen yang sering disajikan adalah tumpeng robyong yang berupa nasi gurih dan beberapa lauk pauk yang melengkapi. Tumpeng robyong sangat identik dengan telur, bawang merah, dan cabai merah yang ditusuk menjadi satu kesatuan. Tumpeng ini berfungsi sebagai simbol kesuburan, kesejahteraan, dan keselarasan antara manusia dan alam. Biasa disajikan dalam acara-acara bahagia seperti hajatan, tumpeng robyong diharapkan dapat menjadi simbol bahwa sang pemilik hajat berharap agar segala acara berjalan lancar dan dibantu oleh banyak orang. Penggunaan nasi gurih dalam tumpeng ini menyimbolkan masyarakat Jawa untuk senantiasa mengingat Nabi Muhammad SAW.

Wujud tumpeng robyong

Faizal Noor Singgih, S.T.P. juga menambahkan bahwa “desa mawa cara, negara mawa tata” jadi setiap daerah pasti memiliki perbedaan bentuk dan isi sesajennya. Sesajen tidak dimaknai sebagai sesuatu hal yang mengarahkan kepada ke-musyrik-an. Namun, mengajarkan masyarakat Jawa bagaimana menyimbolkan sebuah doa dan memaknainya.

Salah satu peserta workshop, Bagus Ulinnuha, mengungkapkan bahwa banyak hal baru mengenai makna-makna sesajen secara lebih mendetail berkat workshop ini. “Saya baru tahu bahwa setiap elemen dalam sesajen itu punya makna yang sangat dalam. Sangat beruntung bisa mendapatkan kesempatan mengikuti ini,” ujarnya.

Penjelasan dari narasumber: Faizal Noor Singgih, S.T.P.

Pelestarian tradisi sesajen ini dianggap penting, mengingat semakin banyak generasi muda yang mulai teralienasi dari akar budaya mereka. Workshop ini diharapkan dapat menjadi titik awal bagi masyarakat untuk lebih menghargai warisan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang dan menghapus stigma negatif mengenai sesajen. Diharapkan dengan adanya workshop ini masyarakat Jawa terutama generasi muda mampu memahami lebih mendalam mengenai pemaknaan simbol-simbol yang telah diturunkan oleh nenek moyang dan dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Malam Awarding Temu Budaya Nusantara XXX, Menampilkan Wayang Lakon Gajah Mada Kridha (Ra Kuti Balela)

BeritaKarya MahasiswaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Rabu, 20 November 2024

Kamis malam (14/11/2024), Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa menggelar acara pementasan wayang dengan lakon Gajahmada Kridha (Ra Kuti Balela). Malam tersebut sekaligus menjadi malam penganugerahan juara kepada para pemenang lomba Temu Budaya Nusantara XXX, pementasan wayang ini juga diselenggarakan dalam rangka Peringatan Hari Wayang Dunia. Pementasan wayang dilaksanakan di Greenland Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Didalangi oleh M. Rafi Nur Fauzy, mahasiswa angkatan 2023 Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dan bekerjasama dengan Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS) UGM, pementasan wayang Gajahmada Kridha berjalan dengan lancar.

Berdasarkan wawancara dengan Rafi, Gadjahmada Kridha (Ra Kuti Balela) menceritakan tentang peran Gajah Mada dalam menumpas pemberontakan Ra Kuti, seorang Dharmaputra atau abdi dalem pada masa itu. Pemberontakan yang dilakukan Ra Kuti ini didasari oleh rasa tidak puas terhadap Raja Jayanegara yang sangat lemah dan mudah disetir oleh bawahannya. Hal tersebut membuat beberapa punggawanya tidak senang, termasuk Ra Kuti. Ra Kuti menginginkan kembalinya harkat dan martabat Majapahit kala itu. Namun, ternyata gagasan Ra Kuti tidak disetujui oleh masyarakat sehingga masyarakat menganggap bahwa Ra Kuti melakukan sebuah pemberontakan. Saat Ra Kuti berhasil menduduki ibu kota, Jayanegara berhasil dilarikan oleh pasukan Bhayangkara. Setelah menyusun strategi, pasukan Bhayangkara bisa membalikkan keadaan dan Ra Kuti mati di tangan Gajah Mada.

Pemberontakan yang dilakukan oleh Ra Kuti mengubah seorang Gajah Mada yang awalnya hanya sebagai komandan prajurit kemudian diangkat menjadi patih. Awal pemberontakan ra kuti sebagai Dharmaputra disebabkan adanya adu domba, oleh Mahapati, orang yang licik. Dia membuat siasat agar semua pendahulu Majapahit habis dan Mahapati bisa menyetir negara, walaupun ia tak menginginkan kedudukan raja. Gajahmada yang mengetahui kedok Mahapati berhasil membuat Mahapati mati di tangan Gajah Mada.

Pementasan wayang Gajadmada Kridha (Ra Kuti Balela) yang didalangi oleh Rafi Nur Fauzy

Banyak proses terjadi dalam penulisan sanggit atau naskah pementasan wayang kali ini. Dengan bantuan R. Bima Slamet Raharja, S.S., M.A., dan Dr. Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., sebagai akademisi dan praktisi wayang, Rafi mengungkapkan “Awalnya membaca Negara Kertagama tapi tidak ada secara eksplisit peran Gajah Mada didalamnya. Lalu konsultasi dengan Pak bima dan Pak Rudy disarankan membaca komik, tutur tinular, dan Pararaton.” Dapat membawakan sanggit hasil guratan tangan sendiri menjadi hal yang membanggakan dan menyenangkan untuk Rafi. Namun, sayang kurang ada apresiasi yang besar dari Fakultas Ilmu Budaya terkait pementasan pewayangan ini. Langkah awal yang baik bagi Program Studi Bahasa, Ssastra, dan Budaya Jawa dapat menyelenggarakan pagelaran wayang di Fakultas Ilmu Budaya, terutama untuk mengenalkan kepada mahasiswa dan warga Universitas Gadjah Mada tentang pewayangan.

Diharapkan dengan adanya pementasan wayang ini, semakin banyak mahasiswa maupun masyarakat umum yang tertarik dengan pewayangan, karena pada dasarnya wayang di era globalisasi ini sudah lebih fleksibel, tidak terpaku pada konvensi pedalangan. Tidak mengharuskan wayang klasik, tetapi boleh juga kontemporer sesuai dengan selera masing-masing. Untuk generasi muda agar bisa mencintai wayang dari apa yang menurut mereka menarik, bisa dari musik iringannya, ceritanya, dan tokohnya. Terdapat banyak sekali pelajaran hidup yang dapat dipetik dari pewayangan, yang dapat digunakan untuk bekal menjalani kehidupan kelak.

Temu Budaya Nusantara XXX: Manggala Gadjah Mada Ancala Raksi Budaya

ImbasadiKarya MahasiswaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Senin, 18 November 2024

Temu Budaya Nusantara merupakan acara rutin tahunan dari IMBASADI (Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Daerah Se-Indonesia), yang tempat pelaksanaannya digilir sesuai rapat pleno. Sebagaimana hasil Musyawarah Nasional Temu Budaya Nusantara XXIX di Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, Bangli, pada 8 November 2023, Universitas Gadjah Mada (UGM) terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan Temu Budaya Nusantara XXX pada tahun 2024 di bawah Prodi Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Temu Budaya Nusantara XXX pada tahun 2024 ini diselenggarakan pada 11-15 November 2024. Dengan berbangga hati, Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa menyambut baik para tamu delegasi. Para peserta dengan antusias mengikuti rangkaian acara TBN XXX 2024 dari hari pertama hingga di penghujung acara.

Temu Budaya Nusantara tahun ini mengusung tema “Manggala Gadjah Mada: Ancala Raksi Budaya”. Dengan makna mendalam terhadap keagungan Maha Patih Gadjah Mada, dan keharuman budaya. Dengan begitu, banyak dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dekat dengan budaya-budaya dari masing-masing delegasi yang hadir. Delegasi yang hadir antara lain adalah Sastra Daerah Bugis Makassar (Universitas Hassanudin), Pendidikan Bahasa Jawa (Universitas Sebelas Maret), Pendidikan Bahasa Jawa (Universitas PGRI Semarang), Sastra Batak (Universitas Sumatera Utara), Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali (Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa), Sastra Daerah (Universitas Sebelas maret), Pendidikan Bahasa Bali (Universitas Pendidikan Ganesha), Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa (Universitas Negeri Semarang), dan yang terakhir, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa (Universitas Gadjah Mada).

Temu Budaya Nusantara XXX diawali dengan pembukaan acara yang dilaksanakan secara langsung di Auditorium Soegondo lantai 7, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Diawali dengan tarian Golek Ayun-Ayun Jugag, dilanjutkan dengan menampilkan teaser Temu Budaya Nusantara XXX dan beberapa sambutan mulai dari perwakilan Ketua Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum., sambutan ketua pelaksana Temu Budaya Nusantara XXX, Bima Muslih, dan jajarannya.

Penampilan Tari Golek Ayun-Ayun Jugag oleh mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa

 

Temu Budaya Nusantara dibuka dengan pembukaan simbolis penancapan wayah Gajah Mada oleh perwakilan Ketua Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum. Pembukaan ini juga turut dimeriahkan dengan pameran alat musik daerah dan festival kuliner tradisional dari masing-masing daerah asal delegasi. Kemudian acara dilanjut dengan orientasi delegasi untuk saling berkenalan dan menampilkan yel-yel terbaiknya. Pada malam hari, delegasi mengikuti rangkaian Pagelaran Budaya yang berisikan penampilan pembacaan naskah dengan bahasa daerah masing-masing delegasi.

Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum. membuka dengan simbolis Temu Budaya Nusantara XXX

Terdapat banyak sekali lomba yang dilaksanakan dalam Temu Budaya Nusantara XXX ini. Lomba yang telah dilaksanakan antara lain adalah Lomba Desain Batik yang dilakukan secara daring dengan sistem penilaian melalui perhitungan likes terbanyak pada akun Instagram @manggala.gadjahmada. Selain lomba desain batik, TBN XXX juga melaksanakan lomba-lomba lainnya, di antaranya yaitu lomba Penulisan Karya Ilmiah Nasional, Lomba Dongeng, Lomba TikTok Nusantara, Lomba Dokumenter, dan Lomba Esai. Kegiatan lainnya yang tak kalah menarik adalah Tilik UGM, yang mana para peserta delegasi mengikuti serangkaian tour kampus UGM dan mempelajari sejarah tentang Universitas Gadjah Mada.

Awarding atau penganugerahan para juara lomba dilaksanakan pada hari keempat Temu Budaya Nusantara XXX. Malam awarding ini sekaligus mempertunjukan wayang lakon Gajahmada Kridha (Ra Kuti Balela) yang didalangi oleh mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa angkatan 2023, Ki Rafi Nur Fauzy. Seluruh delegasi mengikuti malam awarding yang sekaligus menjadi penutupan Temu Budaya Nusantara XXX ini. Banyak pula masyarakat umum yang turut menonton pertunjukan wayang Gajadmada Kridha.

Piala para juara lomba rangkaian Temu Budaya Nusantara XXX

Pada hari terakhir, para peserta delegasi mengikuti rangkaian kegiatan Wisata Budaya ke Pura Pakualaman. Delegasi dan beberapa panitia dari Temu Budaya Nusantara berkekeling Pura Pakualaman didampingi beberapa dosen dari Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dan diakhiri dengan kepulangan peserta delegasi ke kota asal.

Temu Budaya Nusantara XXX menjadi representasi generasi muda yang aktif turut serta melestarikan budayanya masing-masing. Berasal dari latar belakang daerah, budaya, dan adat istiadat yang berbeda, IMBASADI mampu menyatukan keberagaman tersebut. Dengan dilaksanakan Temu Budaya Nusantara XXX ini menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa yang perhatian dengan budaya daerah dan memiliki keterampilan untuk mengembangkannya, sudah sepatutnya generasi baru mempromosikan keberagaman budaya daerah yang ada di Indonesia dengan kemampuan yang dimiliki.

Mewakili Provinsi Yogyakarta, Kintan Dewinta Menjadi Runner Up 1 Duta Budaya Indonesia 2024

BeritaKegiatan MahasiswaSDGS Jumat, 1 November 2024

Setelah berhasil menjadi Putri Duta Budaya Yogyakarta 2024, Kintan Dewinta Putri mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa angkatan 2022 kembali melanjutkan perjuangannya dengan mewakili Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam ajang Duta Budaya Indonesia 2024. Ajang pencarian Duta Budaya Indonesia 2024 ini dilaksanakan pada 19-21 September 2024 berlokasi di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Selama empat hari rangkaian acara, Kintan mendapatnya banyak pelatihan dan workshop seperti, cara membangun personal branding dan materi tentang kesehatan kulit. Banyak kegiatan yang dilakukan Kintan bersama Duta Budaya lain dari berbagai daerah, mulai dari photoshoot hingga city tour. Dalam ajang Duta Budaya Indonesia 2024 ini, Kintan berhasil menempati posisi Runner Up 1. “Sempat merasa down dan overthinking tidak bisa membawa gelar juara, tapi Alhamdulillah masih diberikan kepercayaan sebagai Runner Up 1 Duta Budaya Indonesia 2024,” ungkap Kintan terkait dengan kesan yang dirasakan.

Kintan Dewinta Putri memakai busana Besiyaran khas Yogyakarta

Pengalaman dan prestasi Kintan diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, serta mampu bermanfaat bagi orang-orang sekitar baik untuk saat ini dan di masa depan. Kintan menyampaikan pesan bahwasannya bagi seluruh generasi muda jangan malu untuk memulai suatu hal karena kesuksesan juga harus diawali dengan usaha. Kintan menambahkan harapan semoga keluarga besar Duta Budaya Indonesia semakin erat, terjaga solidaritas dan persatuan diantara keberagaman budaya Indonesia.

Langkah kintan sebagai Duta Budaya Yogyakarta 2024 dan Runner Up 1 Duta Budaya Indonesia 2024 patut menjadi contoh untuk mahasiswa dan masyarakat umum terkait peran pelestarian kebudayaan lokal. Tidak hanya Duta Budaya yang memiliki tugas untuk nguri-uri budaya, tetapi sudah menjadi kewajiban bagi seluruh lapisan masyarakat. Meningkatkan toleransi dan mempererat persatuan dapat dimulai sebagai langkah awal yang baik.

Talkshow Abhiseka Kramasisya 2024: dari Jajaran Dosen Hingga Alumni Hebat

BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Jumat, 25 Oktober 2024

Pada tanggal 19 Oktober 2024, Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa menggelar acara pembukaan Abhiseka Kramasisya dan talkshow bersama para dosen hingga alumni yang menjadi narasumber untuk mahasiswa baru. Abhiseka Kramasisya adalah sebuah acara rutin yang diselenggarakan oleh Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Pada tahun 2024 ini, Abhiseka Kramasisya mendatangkan narasumber yang memiliki banyak pengalaman yang bisa dibagikan untuk mahasiswa baru. Semua narasumber yang diundang mempunyai karir yang luar biasa pada bidangnya masing-masing. Mahasiswa baru mendapatkan motivasi dan gambaran dari bermacam-macam profesi yang digeluti oleh para alumni. Mulai dari abdi dalem hingga terjun ke dunia entertainment, keberagaman profesi alumni Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa menunjukkan bahwa Sastra dan Budaya Jawa mampu berkembang dalam bidang apapun.

Para dosen pada materi keprodian

Sebelum memasuki acara talkshow bersama alumni, mahasiswa baru terlebih dulu dikenalkan dengan materi-materi keprodian yang disampaikan oleh dosen yang hadir, baik secara luring maupun daring. Para dosen yang hadir secara luring diantaranya Dr. Daru Winarti, M.Hum., Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum., Dr. Arsanti Wulandari, M.Hum., R. Bima Slamet Raharja, S.S., M.A., Imam Prakoso, S.S., M.A. menyampaikan materi keprodian sesuai dengan bidangnya penjurusan masing-masing. Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum., didampingi dengan Dr. Arsanti Wulandari, M.Hum., memaparkan bagian filologi. Mulai dari pengertian filologi hingga proses belajar filologi. Dilanjutkan dengan pemaparan oleh Dr. Daru Winarti, M.Hum., memaparkan peminatan linguistik, dan yang terakhir disampaikan oleh R. Bima Slamet Raharja, S.S., M.A., yang memaparkan bagian sastra. Kemudian ada beberapa dosen yang bergabung secara daring karena sedang melanjutkan studi di luar negeri, diantaranya Yosephin Priastuti Rahayu, S.S., M.Hum., yang sedang melanjutkan studinya di Universitas Leiden. Nurmalia Habibah, S.S., M.A., yang sedang berada di Prancis untuk melanjutkan studinya di Universitas PSL, dan yang terakhir ada Zakariya Pamuji Aminullah, S.S., M.A., yang sedang berada di Jerman dan berstudi di Universitat Hamburg.

Para dosen yang menghadiri secara daring

Sesi keprodian ini diterima baik oleh seluruh peserta Abhiseka Kramasisya. “Materi keprodian bikin aku lebih kenal dengan prodi, jadi lebih paham dengan penjurusan-penjurusannya besok, seru juga bisa lebih mengenal bapak dan ibu dosen semuanya,” ungkap Andini Nuraini salah satu mahasiswa baru peserta Abhiseka Kramasisya. Dengan adanya sesi keprodian diharapkan mahasiswa baru dapat mengetahui informasi mengenai Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, mampu menuntun ilmunya hingga mencapai cita-cita yang mulia, serta senantiasa melestarikan budaya Jawa.

Acara dilanjutkan dengan talkshow alumni yang disampaikan oleh 3 narasumber yakni Sukma Putri, Razan Bahri, dan Rizky Inggar. Narasumber pertama, Sukma Putri menyampaikan informasi terkait dengan profesi yang dijalaninya sekarang sebagai abdi dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sukma juga menyampaikan bagaimana pesan dan kesan menjadi seorang mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Motivasi yang diberikan Sukma terhadap mahasiswa baru sangat menarik perhatian, “Terima kasih udah milih Sastra Jawa, karena langkah awal kalian milih disini udah bisa menciptakan langkah yang besar pengaruhnya di masa depan. Semangat untuk kalian semua, sehat dan waras selalu soalnya kalian berhak mendapatkan keajaiban yang indah dari apa yang udah kalian pilih,” tulisnya di salah satu slide powerpoint yang ditayangkan.

Sukma Putri menyampaikan materinya

Razan Bahri sebagai narasumber kedua, beliau mengikuti acara ini dengan daring karena sedang berada di luar negeri, tepatnya beliau berprofesi sebagai staf KJRI Melbourne. Beberapa mahasiswa baru mendapatkan pandangan bahwasannya menjadi seorang mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa tidak membatasi untuk memiliki pekerjaan diluar jurusan. Razan Bahri menyampaikan bahwa penguasaan bahasa Inggris pada saat ini menjadi hal penting yang harus dilakukan, tanpa mengesampingkan penggunaan bahasa ibu dan bahasa Indonesia. Menggunakan bahasa Inggris untuk mengenalkan budaya Jawa dalam kancah internasional dapat mengawali langkah pelestarian budaya Jawa dan mempromosikannya lebih lanjut.

Razan Bahri menyampaikan materinya

Narasumber ketiga adalah seorang alumni mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa yang saat itu masih bernama Sastra Nusantara angkatan 2003, beliau terjun kedalam dunia hiburan Indonesia. Program televisi yang diikuti oleh beliau sudah terhitung banyak, beliau terkenal sebagai komedian wanita yang sangat multitalenta, selain lawakannya yang selalu berhasil membuat orang tertawa, beliau ini merupakan seorang penyanyi yang juga bisa bermain peran. Rizky Inggar Lukitovati yang kerap disapa Mbak Kiky menjadi pembicara dalam talkshow alumni Abhiseka Kramasisya 2024. Masuk dalam beberapa nominasi penghargaan dan memenangkan salah satu diantaranya, Rizky Inggar menceritakan awal karirnya hingga bisa mencapai kehidupan yang sekarang. Rizky Inggar memberikan banyak pandangan bahwa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa kelak akan menciptakan banyak insan hebat yang bisa berpengaruh untuk masa depan. Pada kenyataannya, image sebagai orang Jawa dengan dialek medhok-nya mampu membawa Rizky Inggar menjadi artis terkenal yang memiliki identitas dan ciri khas yang kuat saat ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa eksistensi budaya Jawa dihargai dan patut untuk diberdayakan, sehingga tidak punah begitu saja. Rizky Inggar juga menegaskan untuk terus semangat menggapai mimpi walaupun banyak rintangan yang menghalangi, dengan keyakinan dan tekad yang dimiliki, semua dapat dicapai.

Percakapan Rafael Raga sebagai moderator dengan Rizky Inggar

Dalam acara talkshow bersama alumni tersebut, mahasiswa mendapatkan bekal untuk menjalani dunia perkuliahan. Ketiga narasumber juga memberikan beberapa motivasi kepada mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa yang mungkin merasa pesimis dengan prospek pekerjaan setelah lulus. Menekankan bahwa mahasiswa Satra Jawa harus percaya bahwa keahlian mereka sangat dibutuhkan di berbagai sektor, terutama dalam industri kreatif, media, dan pendidikan. Diskusi yang hangat dan penuh wawasan memberikan banyak pelajaran berharga bagi seluruh peserta, terutama dalam menghadapi dunia profesional yang semakin kompetitif. Narasumber yang berbagi pengalaman, tantangan, dan keberhasilan mereka memberikan perspektif yang luas tentang berbagai peluang yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa setelah lulus. Melalui talkshow ini, diharapkan mahasiswa dapat termotivasi untuk terus berkarya dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang penuh peluang.

Penyerahan cinderamata yang diwakilkan oleh Ketua Program Studi kepada Rizky Inggar

Abhiseka Kramasisya 2024: Kreativitas Panitia dan Solidaritas Keluarga Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya

AlumniBeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Selasa, 22 Oktober 2024

Abhiseka kramasisya adalah acara rutin setiap tahun yang diselenggarakan oleh Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa untuk mengukuhkan mahasiswa baru Program Studi Sastra Jawa. Pada tahun 2024 ini, Abhiseka Kramasisya dilaksanakan dalam 2 hari, yakni pada tanggal 19-20 Oktober 2024 dengan peserta 45 mahasiswa baru Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Abhiseka Kramasisya 2024 mengangkat tema “Sedya, Darma, Guna” setiap kata dalam tema tersebut memiliki kalimatnya masing-masing yang bermakna sangat mendalam dan diharapkan dapat sesuai dengan mahasiswa baru yang akan dikukuhkan.

“Sedya” dalam Sedya Tuhu Gayuh Widya bermakna niat yang penuh untuk menggapai ilmu. “Darma” dalam Darma Bekti Kang Utama mengandung arti kebaikan yang diutamakan. “Guna” yang ada pada kalimat Guna Mring Nuswantara berarti berguna untuk negara, bangsa, dan Nusantara. Dengan dibentuknya tema filosofis tersebut diharapkan agar mahasiswa baru senantiasa meresapi makna agar dapat menjalankan “Sedya, Darma, Guna” tersebut dan mampu melestarikan nilai-nilai luhur kebudayaan Jawa serta menjaga eksistensi budaya yang ada pada Nusantara terutama budaya Jawa.

Sebelum pelaksanaan Abhiseka Kramasisya, seluruh panitia dan peserta melakukan First Gathering yang dimaksudkan agar terjalin komunikasi yang baik antara panitia dan peserta. First Gathering yang dilaksanakan pada tanggal 8 September 2024 ini menjadi ajang bounding dan berkenalan antar satu sama lain.

Pada tanggal 21 September 2024 dilangsungkan Technical Meeting untuk menjelaskan teknis pelaksanaan hari-H Abhiseka Kramasisya 2024. Dengan tujuan mengenalkan sedikit tentang pengetahuan Jawa, seluruh mahasiswa baru dibagi menjadi 4 kelompok dengan nama Damarwulan, Centhini, Wedharaga, dan Ambiya. Penamaan kelompok-kelompok ini berasal dari nama serat-serat atau manuskrip yang ada di Jawa. Technical Meeting juga menjelaskan beberapa teknis pelaksanaan seluruh rangkaian Abhiseka Kramasisya 2024.

Hari pertama Abhiseka Kramasisya 2024 dilaksanakan di Auditorium Gedung Soegondo Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada dengan rangkaian acara pembukaan secara simbolis dengan “Asa Lokatara”. Sebuah kotak yang didalamnya berisi balon-balon yang akan menerbangkan selembar kain bertuliskan Abhiseka Kramasisya 2024. Asa Lokatara ini memiliki makna mimpi yang terbang menjulang tinggi, menjadi doa untuk seluruh mahasiswa baru agar mimpi-mimpinya dapat tercapai. Asa Lokatara dibuka oleh Dr. Daru Winarti M.Hum, selaku Ketua Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dan didampingi oleh Zidna Nabila selaku Ketua Pelaksana Abhiseka Kramasisya 2024.

“Asa Lokatara” simbolis pembukaan Abhiseka Kramasisya 2024

Setelah opening simbolis, acara dilanjutkan dengan pengenalan program studi yang diisi oleh beberapa perwakilan bapak/ibu dosen. Abhiseka Kramasisya 2024 turut mengundang alumni sebagai narasumber talkshow. Salah satu narasumber yang dihadirkan adalah Rizky Inggar yang terjun kedalam dunia entertain dan memiliki beberapa program di televisi seperti Main Hakim Sendiri dan Rumah Bulekkk. Narasumber menyampaikan karir yang telah dilaluinya, bertujuan memotivasi mahasiswa baru agar memiliki semangat untuk mengemban pendidikan dan mencari minat bakatnya. Memasuki rangkaian acara terakhir di hari pertama, ditutup oleh Gilang Cahya Nusantara selaku Ketua Himpunan Kamastawa memaparkan materi pengenalan Himpunan Mahasiswa Jurusan yang kelak akan diikuti oleh mahasiswa baru.

Seminar program studi oleh beberapa dosen

Hari kedua rangkaian Abhiseka Kramasisya dilaksanakan di Selasar Gedung Margono Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Keadaan hujan membuat panitia harus memikirkan cara agar acara tetap dapat berlangsung dengan lancar. Rencana “Lelaya Wiyata” atau jelajah budaya harus digantikan dengan quiz antar kelompok. Terjadi beberapa perubahan rencana. Namun, semua dapat berjalan lancar. Acara dilanjutkan dengan perpindahan seluruh peserta dan panitia menuju Pusaka Jawa (Pusat Kajian Jawa) yang terletak pada Jl. Bungur, Bulaksumur Komplek No. F9 untuk melanjutkan prosesi pengukuhan Siraman. Prosesi Siraman menjadi inti dari acara Abhiseka Kramasisya. Prosesi siraman ini dipimpin oleh perwakilan dosen Dr. Sulistyowati, M.Hum. dibersamai dengan Ketua Himpunan KAMASTAWA, dengan dilaksanakannya prosesi Siraman, peserta secara resmi telah menjadi bagian dari Keluarga Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Seluruh peserta juga mendapatkan korsa Himpunan Mahasiswa Jurusan Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa.

Acara ditutup dengan pentas seni peserta Abhiseka Kramasisya 2024. Peserta menampilkan kreativitas masing-masing kelompok mempertunjukkan tari, lagu, drama, dan sebagainya. Sesi ini berlangsung dengan meriah, hangat, dan menunjukkan kekeluargaan Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Berakhirnya pentas seni diikuti dengan penutupan secara simbolis “Abinawa Prasraya” yang berwujud pintu yang dapat berputar 180 derajat menunjukkan diterimanya mahasiswa baru menambah warna dalam Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya.

Rangkaian Abhiseka Kramasisya 2024, mengharapkan mahasiswa baru Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dapat lebih mencintai produk-produk kebudayaan lokal terutama budaya Jawa dan dapat melestarikannya. Mahasiswa yang telah dikukuhkan diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan kegiatan pendidikan, penelitian, serta pengabdian masyarakat sehingga tercipta karakter mahasiswa unggul, berprestasi, dan bermartabat.

Syukuran Ambal Warsa Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa ke-69: Laku Darma, Anggayuh Mulya

Ambal WarsaBeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Senin, 14 Oktober 2024

69 tahun eksis menjadi bagian dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa menggelar syukuran hari ulang tahun pada Sabtu, 12 Oktober 2024. Acara syukuran ini mengundang seluruh dosen dan mahasiswa Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Tidak terlupa acara ini juga mengundang beberapa dosen purna, seperti ⁠Drs. Soeharto Mangkusudarmo, M.Hum. dan ⁠Drs. Anung Tedjowirawan, M.A.

Bak reuni keluarga yang sudah lama tidak berjumpa, seluruh tamu undangan terlihat menikmati acara Ambal Warsa. Kedatangan dosen purna juga menjadi ajang pelepas rindu bagi para dosen yang sudah lama tidak berjumpa. Dr. Daru Winarti, M.Hum sebagai kaprodi mengungkapkan rasa bangganya terhadap Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa yang telah berdiri hingga 69 tahun dan telah mencapai titik ini dengan menciptakan banyak sarjana yang sangat berbakat dan berprestasi.

Sambutan dari Ketua Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa

Drs. Soeharto Mangkusudarmo, M.Hum dan ⁠Drs. Anung Tedjowirawan, M.A. sebagai dosen purna memberi banyak motivasi, pengalaman, dan pelajaran. Beliau menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan peminatan penjurusan Linguistik, Sastra, dan Filologi. Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa telah menciptakan banyak sarjana dan Sumber Daya Manusia yang unggul dan mampu menata masa depan dengan baik, tutur salah satu dosen purna tersebut.

Sharing bersama Kaprodi dan dosen purna

Sebuah acara peringatan hari ulang tahun tak lengkap rasanya jika tidak dilengkapi dengan potong tumpeng. Dalam budaya Jawa potong tumpeng lebih dikenal dengan istilah kedhuk tumpeng. Alasan dipilihnya kedhuk tumpeng alih-alih potong tumpeng terletak pada maknanya, makna potong tumpeng diibaratkan memotong hubungan manusia dengan Tuhannya.

Kedhuk tumpeng oleh Kaprodi dan dosen purna

Acara Ambal Warsa ini juga dihibur oleh penampilan spesial dari mahasiswa Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dari angkatan 2022 hingga 2024. Abimanyu Mahendra, salah satu mahasiswa penampil mengatakan bahwa sangat senang bisa menghibur para tamu undangan. Seperti nostalgia rasanya membawakan lagu-lagu lawas yang pernah hits pada masanya. Dr. Sulistyowati, M.Hum. salah satu dosen dari Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa turut memeriahkan hiburan yang ada dengan menyumbang satu buah lagu berjudul Sewu Kutha ciptaan Alm. Didi Kempot.

Penampilan hiburan oleh mahasiswa

Ambal Warsa ini ditutup dengan pembacaan puisi oleh Dr. Arsanti Wulandari, M.Hum. Puisi tersebut diambil dari antologi puisi ciptaan para dosen selagi mereka menjadi mahasiswa. Banyak doa-doa yang terpanjat untuk Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa kedepannya, “Semoga Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa sukses selalu, semakin maju, dan menciptakan sarjana yang hebat-hebat, aamiin,” ungkap Maylafaizza mahasiswa angkatan 2023.

Kegiatan foto bersama

Selama 69 tahun, Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa telah berkontribusi dalam penggalian, pengembangan, pelestarian, dan pemanfaatan atas sebuah jati diri bangsa berupa kebudayaan Nusantara, khususnya kebudayaan Jawa. Kontribusi terhadap pengetahuan dan kebermanfaatan yang telah dijalankan oleh Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Selain itu, kolaborasi dari berbagai kegiatan turut serta dalam pengembangan dan penyebaran pengetahuan tersebut. Kegiatan Ambal Warsa ini tidak sekedar acara peringatan semata, akan tetapi juga sebagai refleksi diri dan pemantik semangat untuk terus memberikan yang terbaik bagi Universitas Gadjah Mada dan bangsa Indonesia.

Teater “Ngathabagama” Karya Rafael Raga Sukses Menjadi Penyaji Terbaik dalam Festival Teater DIY 2024

BeritaKarya MahasiswaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Selasa, 1 Oktober 2024

Dikutip langsung dari tby.jogjaprov.go.id

Rafael Raga Budi Panuntun, mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa angkatan 2021 sukses menjadi penulis naskah dan sutradara teater bertajuk “Ngathabagama” dengan tema Panji yang membawa Kabupaten Sleman memenangkan juara umum dan penyaji terbaik dalam Festival Teater Provinsi DIY 2024. Teater Ngathabagama berhasil mendapatkan nominasi penyaji terbaik, sutradara terbaik, penata musik terbaik, penata artistik terbaik, ansemble terbaik, dan membawa pulang piala bergilir Festival Teater DIY.

Rafael Raga dikutip dari akun instagram @rafaelragabp

Keberhasilan Raga patut menjadi inspirasi, ditengah kesibukan akademiknya, Raga tetap dapat berkarya dan menciptakan sebuah teater yang indah dan menjadi penyaji terbaik. Proses yang dijalani oleh Raga cukup panjang, mulai dari penggagasan ide, penulisan naskah, dan lain sebagainya. Teater Ngathabagama adalah teater yang terbentuk secara tidak sengaja, berawal dari festival teater tingkat Kabupaten Sleman. Kapanewon Minggir telah menjadi juara di Kabupaten Sleman selama 2 tahun berturut-turut. Pada tahun 2023, Kapanewon Minggir membawakan teater bertajuk “Hagbala” dengan tema Yogyakarta, Sejarah dan, Romantisme yang juga ditulis dan disutradarai oleh Rafael Raga Budi Panuntun, bahkan 50% dari teater ini Raga garap sendiri, mulai dari produksi, musik, artistik, busana, dan lainnya. Hagbala berhasil menyabet juara 1 tingkat Kabupaten Sleman dan juara 3 dalam tingkat Provinsi DIY.

Setelah berhasil menjadi juara dengan Hagbala pada tahun 2023. Di tahun 2024 ini, Rafael Raga beserta Kapanewon Minggir maju untuk mengikuti festival teater kembali di Kabupaten Sleman. Mengangkat Ngathabagama sebagai judul teater yang disajikan, kembali berhasil menjadi juara. Raga mengungkapkan bahwa ia menulis naskah dan gagasannya pada saat kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Hal ini menunjukkan bahwa dengan segala kesibukannya, Raga mampu menciptakan sebuah karya luar biasa yang tak disangka dapat membawanya menjadi penyaji terbaik dalam Festival Teater DIY 2024.

Tema Festival Teater DIY 2024 ini mengacu pada petunjuk teknis dari Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY adalah Panji. Romansa dan cinta Panji dengan Sekartaji diangkat kedalam sebuah teater. Namun, Raga mengungkapkan bahwa ia ingin Ngathabagama diambil dari sudut pandang yang lain, yaitu bahwa kisah Panji dan Sekartaji yang selalu mendapatkan wiradat dari sebuah kodrat atau dapat disebut dengan takdir Tuhan yang mutlak. Raga melakukan riset dan menemukan bahwa Panji dan Sekartaji selalu mendapatkan takdir yang memisahkan mereka, baik dipisahkan oleh waktu, seseorang, ataupun keadaan.

Naskah yang Raga tulis tidak luput dari konsultasi Raga dengan dosen Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa yakni Dr. Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., seorang akademisi dan praktisi Wayang Gedhog yang menggunakan dasar tema Panji dan Sekartaji dalam setiap penyajiannya. Dengan perbincangan yang Raga lakukan bersama Dr. Rudy Wiratama, S.IP., M.A., akan memperkuat cerita dan dapat dipertanggungjawabkan validasinya.

Setelah melakukan banyak riset dan perbincangan, Raga menemukan bahwa Panji dan Sekartaji selalu terpisah oleh takdir, salah satunya dipisahkan oleh dewa Bathara Kala yang direpresentasikan sebagai Kala adalah waktu. Raga mendapatkan sebuah ide yang tidak biasa, yakni menggarap teater Panji kali ini dengan menampilkan Bathari Durga atau ibu dari Bathara Kala yang memberi wiradat kepada Panji dan Sekartaji dan memisahkan mereka berdua untuk mendapatkan esensi yang lebih kuat.

Raga menyilangkan antara Wayang Gedhog dan Wayang Purwa untuk mengetahui kelemahan dari Bathari Durga. Kelemahan dari Bathari Durga adalah Semar atau Sang Hyang Ismaya, Semar dapat mengalahkan Bathari Durha dengan merapalkan caraka walik, untuk mencegah keburukan lebih lanjut. Caraka walik adalah Aksara Jawa (Hanacaraka) yang dibaca secara terbalik, dipercaya dapat menangkal keburukan, Raga mengambil judul teater kali ini dari caraka walik baris pertama, Ngathabagama.

Banyak babad Jawa baik fiksi maupun nonfiksi yang menempatkan kisah sentral Panji dan Sekartaji. Pengetahuan Raga tentang berbagai macam karya sastra Jawa yang ada membuatnya yakin untuk menulis naskah ini. Cerita Panji dan Sekartaji sudah bukan hanya menjadi kekayaan Nusantara tapi untuk seluruh Asia Tenggara. Banyak juga esensi-esensi dari Wayang Purwa yang diangkat untuk teater Ngathabagama, seperti Semar, Bathari Durga, peran para dewa, penggarisan kodrat wiradat, kisah romansa yang memiliki banyak hubungan dengan karya sastra, dan kearifan lokal setempat seperti penggunaan caraka walik yang banyak dikenal untuk mengusir atau mengembalikan keadaan buruk.

Tidak hanya sajian teater Ngathabagama, Raga juga menciptakan original soundtrack untuk Ngathabagama dengan judul “Kalasmara” yang mendukung dialog antara Panji dan Sekartaji. Kalasmara ini diciptakan oleh Raga untuk mengarsipkan sajian teater yang telah dilaksanakan agar tetap mempunyai esensi yang berbeda. Raga menambahkan bahwa ia tidak ingin sebuah pentas hanya berakhir pada 30 menit sampai 1 jam diatas panggung, tetapi memiliki karya berbentuk lain yang selamanya dapat menjadi memori dan arsip kedepannya.

Kisah Raga dalam penciptaan karya seni pertunjukan yang didasari oleh karya sastra Jawa diharapkan mampu menginspirasi mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa untuk dapat berkarya dan memanfaatkan ilmu yang telah didapatkan. Banyak karya seni yang dapat diciptakan berbekal dengan pengetahuan dari Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa.

Kamastawa Mengajar dan Berbagi Hadir Kembali: Berbagi Tawa, Ilmu, dan Rezeki di Panti Asuhan PYI

BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Senin, 23 September 2024

Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Keluarga Mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa (Kamastawa) kembali menggelar acara “Kamastawa Mengajar dan Berbagi” pada Minggu, 22 Oktober 2024. Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara divisi sosial dan masyarakat (sosmas) serta divisi keilmuan, dengan tujuan memberikan dampak positif kepada masyarakat, khususnya bagi anak-anak di Panti Asuhan PYI Yatim dan Zakat cabang Wirobrajan, Yogyakarta.

Terdapat 16 anak-anak dari jenjang kelas 1 SD hingga 1 SMP yang terlibat dalam acara tersebut. Acara dibuka pada pukul 09.00 WIB dengan sesi pembukaan dan perkenalan. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa dan anak-anak berkesempatan untuk bermain bersama, menciptakan suasana ceria dengan canda dan tawa. Kebersamaan ini menjadi fondasi penting dalam merajut keakraban antara mahasiswa dan peserta.

Sesi pembukaan dan perkenalan

Setelah sesi perkenalan dan permainan, acara berlanjut dengan kegiatan belajar-mengajar. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok sesuai jenjang pendidikan: kelompok 1 untuk kelas 1-2 SD, kelompok 2 untuk kelas 3-4 SD, dan kelompok 3 untuk kelas 5 SD hingga 1 SMP. Setiap kelompok mendapatkan materi yang disesuaikan dengan usia dan tingkat pemahaman mereka, mulai dari percakapan bahasa Jawa sehari-hari, menulis aksara Jawa, konsultasi tugas mata pelajaran Bahasa Jawa, dan lain sebagainya. Beragam metode pengajaran digunakan oleh mahasiswa agar pembelajaran dapat berlangsung dengan menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak-anak.

Sesi belajar-mengajar

Setelah sesi belajar selesai, tibalah saatnya ice breaking, di mana para peserta diajak bernyanyi bersama lagu aja ndomblong aja dan mengikuti tebak-tebakan berhadiah. Sesi ini berhasil memantik anak-anak itu aktif dengan cara yang mengasyikkan.

Pemberian hadiah kepada peserta pemenang tebak-tebakan

Antusiasme anak-anak dapat dirasakan dari awal hingga akhir kegiatan, terutama ketika pembagian bingkisan kecil sebagai apresiasi atas keaktifan para peserta. Selain itu, Kamastawa juga memberikan buku Pepak Basa Jawa dan buku bacaan sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan pendidikan peserta kedepannya. Diharapkan, para peserta dapat dengan mudah mengakses pengetahuan da memperkaya wawasannya, tidak terkecuali yang berkaitan dengan pengetahuan dan pelestarian budaya Jawa.

Penyerahan buku-buku bacaan kepada pihak panti asuhan

Hadiah yang diberikan mungkin dinilai sederhana. Akan tetapi, doa, harapan, dan niat yang tulus untuk berbagi akan terus hidup dan menjadi landasan dalam pelaksanaan program ‘Kamastawa mengajar dan berbagi’ kini dan nanti.

Pangkur

Karya MahasiswaMacapatMahasiswa Rabu, 18 September 2024

Dening: M. Rafi Nur Fauzy

akeh wong kang padha têka

nggawa darma amêjang mring sireki

nyata goro kumatungkul

kagunggung sukeng tyasnya

datan dunung ing sarak sanyatanipun

mula sire den prayitna

nulya amundura kaki

1…34567…18

Recent Post

  • Mahasiswa UGM Lestarikan Aksara Jawa Lewat Program KKN-PPM “P4 Carakan”
    September 3, 2025
  • Mahasiswa UGM Jalankan Program “Sira Saraja” (Sinau Rame Aksara Jawa) untuk Sosialisasi Penggunaan Aksara dan Bahasa Jawa di Blitar
    September 2, 2025
  • HMJ Kamastawa Mengabdi kepada Masyarakat melalui Bakti Sosial dan Mengajar
    September 1, 2025
  • HMJ Kamastawa Sosialisasikan Sistem KRS dan Kurikulum kepada Mahasiswa Baru
    Agustus 18, 2025
  • Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM Perkuat Kolaborasi Lewat Partisipasi dalam Seminar Incolwis dan RAKORNAS IV ADISABDA 2025
    Agustus 16, 2025

Kalender

September 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  
« Agu    
  • Fakultas Ilmu Budaya
  • Ujian Masuk UGM
  • PPSMB
  • Alumni
  • Jurnal Humaniora
September 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  
« Agu    

Rilis Berita

  • Mahasiswa UGM Lestarikan Aksara Jawa Lewat Program KKN-PPM “P4 Carakan”
    September 3, 2025
  • Mahasiswa UGM Jalankan Program “Sira Saraja” (Sinau Rame Aksara Jawa) untuk Sosialisasi Penggunaan Aksara dan Bahasa Jawa di Blitar
    September 2, 2025
  • HMJ Kamastawa Mengabdi kepada Masyarakat melalui Bakti Sosial dan Mengajar
    September 1, 2025
Universitas Gadjah Mada

Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
Departemen Bahasa dan Sastra
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada

 

Jl. Sosiohumaniora, Bulaksumur, Yogyakarta
Telp : 0274-901134 Ext. 110, Fax : 0274-550451, WhatsApp : 081211911281
Email : nusantara@ugm.ac.id

© 2025 Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa FIB UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY