Pengumuman juara oleh pihak panitia PIMNAS 33 melalui siaran langsung YouTube
Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional atau biasa disingkat PIMNAS merupakan event tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (sebeumnya diselenggarakan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi) sebagai puncak dari pelaksanaan kegiatan PKM yang diikuti oleh perguruan-perguruan tinggi di Indonesia. Gelaran PIMNAS menjadi ajang yang menumbuhkan, mewadahi, dan mewujudkan ide kreatif serta inovatif mahasiswa dari penjuru tanah air.
Pandemi Covid-19 yang melanda sejak akhir tahun 2019 berdampak besar terhadap kebijakan pemerintah di seluruh dunia. Menyikapi kondisi pandemik tersebut, PIMNAS yang sedianya setiap tahun dilakukan secara luring, maka pada tahun 2020 ini terpaksa dilaksanakan secara semi daring. Gelaran PIMNAS yang ke-33 tahun 2020 yang dilaksanakan semi daring ini diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada dengan penerapan protokol pencegahan penyebaran COVID-19.
Dari 435 Perguruan Tinggi yang lolos didanai pada Tahun 2020, UGM berhasil berada di Peringkat 1 dengan 82 proposal yang diajukan oleh kelompok-kelompok mahasiswa UGM dan lolos PIMNAS Ke-33 Tahun 2020. Salah satu tim dari Universitas Gadjah Mada yaitu tim PKM-PSH dari FIB yang beranggotakan Naufal Raffi Arrazaq (Arkeologi), Indah Nurafani Syarqiyah (Arkeologi), dan Sahmu Hidayat (Sastra Jawa). Tim ini berhasil menyabet 2 medali emas dalam kategori presentasi dan poster.
Tim yang diketuai Naufal ini mengangkat kajian tentang jejak katastrofe di Daerah Istimewa Yogyakarta. Latar belakang yang mendasari dilakukannya kajian ini yakni kondisi masyarakat Yogyakarta saat ini yang mulai meninggalkan pengetahuan tradisional mengenai katastrofe atau bencana alam. Masyarakat saat ini lebih percaya pada kajian yang berbasis sains dan teknologi. Aspek-aspek sains dan teknologi memang sangat penting di era modern ini, namun kajian sains dan teknologi tidak mampu menjangkau makna filosofis dari pengetahuan tradisional. Sehingga kajian berbasis sosial humaniora perlu dilakukan untuk mengungkap aspek-aspek yang tidak dapat dijangkau oleh kajian sains dan teknologi.
Berdasarkan berbagai macam aspek tersebut, maka tim ini kemudian merancang konsep kajian sosial humaniora untuk mengidentifikasi dan menganalisis jejak katastrofe kuno di Yogyakarta dalam perspektif filoarkeologi. Pada tahap kajian lebih lanjut, tim ini menyusun rekomendasi kebijakan mengenai strategi implementasi pengetahuan tradisional di dalam upaya mitigasi bencana. Pengimplementasian dalam bidang pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan generasi muda tentang kebencanaan.
Poster bertajuk Wasita Bañcana yang berhasil menyabet medali emas dalam gelaran PIMNAS 33