Menelisik Sejarah Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada  

Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 1286/UN1.P/KPT/HUKOR/2022, Program Studi Sastra Jawa secara resmi mengubah namanya menjadi Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Perubahan nama Program Studi tersebut terjadi pada Senin, 28 November 2022. Namun, pergantian nama Program Studi ini bukanlah kali pertama terjadi. Dalam sejarahnya, perkembangan Program Studi  Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa tidak akan dapat dilepaskan dari kesejarahan dari Universitas Gadjah Mada itu sendiri.

Merujuk pada artikel Mengenal Jurusan Sastra Nusantara Sastra dan Kebudayaan UGM oleh Prof. Dr. Darusprapta (1980), pada tahun 1946 terdapat yayasan bernama “Jajasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada” di Yogyakarta yang memiliki dua bagian:

  1. Faculteit Hukum dan Ekonomi, dengan ketua Prof. Dr. Djaka Soetana.
  2. Faculteit Sastra, Filsafat, dan Kebudayaan, dengan ketua Prof. Dr. R. Prijana.

Pada masa itu, kuliah-kuliah yang diselenggarakan belum menggambarkan jurusan-jurusan tertentu. Meskipun demikian, mata kuliah Bahasa dan Sastra Jawa Baru dan mata kuliah Bahasa dan Sastra Jawa Kuna yang dirangkap dengan mata kuliah Bahasa Sanskerta telah diberikan.

Namun, pada akhir tahun 1946 hingga akhir tahun 1949, perkuliahan dihentikan karena Yogyakarta diduduki militer Belanda. Pada akhir tahun 1949, “Jajasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada” bergabung dengan Sekolah Tinggi Tehnik di Jetis, Yogyakarta; Sekolah Tinggi Kedokteran di Klaten; dan Sekolah Tinggi Ilmu Politik di Sala, menjadi Universitit Negeri Gadjah Mada. Penggabungan tersebut diresmikan pada tanggal 19 Desember 1949, yang kemudian ditentukan sebagai tanggal Dies Natalis-nya.

Setelah penggabungan tersebut, Fakultit Sastra, Pedagogik, dan Filsafat diresmikan pada tanggal 23 Januari 1951, dengan jurusan-jurusan sebagai berikut:

  1. Sastra Timur
  2. Sastra Barat
  3. Sejarah
  4. Ilmu Bumi
  5. Pedagogik

Pusat tempat kuliah bertempat di Bulaksumur, yang kemudian menjadi SD / SMP IKIP Yogyakarta. Pada tahun 1951 – 1955, Fakultit Sastra, Pedagogik, dan Filsafat, diketuai oleh Prof. Drs. Abdullah Sigit.

Pada tanggal 19-09-1955, untuk kelengkapan susunan Universitas Gadjah Mada, Fakultas Sastra, Pedagogik, dan Filsafat kemudian menjadi:

  1. Fakultas Sastra dan Kebudayaan
  2. Fakultas Pedagogik
  3. Fakultas Filsafat

Gedung Fakultas Sastra dan Kebudayaan berpusat di Dalem Wijilan, Yudanegaran 37, Yogyakarta. Fakultas Sastra dan Kebudayaan diketuai oleh Prof. Dr. RMNg. Poerbatjaraka pada tahun 1955-1960, yang juga merangkap sebagai Ketua Fakultas Sastra, Universitas Airlangga (Udayana). Fakultas dan Sastra kebudayaan memiliki beberapa jurusan sebagai berikut:

  1. Sastra Timur
  2. Sastra Barat
  3. Sejarah
  4. Ilmu Bumi

Pada jurusan Sastra Timur, terdapat sub-jurusan Sastra Indonesia dan sub-jurusan Sastra Jawa pada tingkat doktoral yang kemudian pada tahun 1958/1959 sub-jurusan Sastra Indonesia menjadi Jurusan Sastra Indonesia diketuai oleh Prof. Drs. Siti Baroroh Baried, dan sub-jurusan Sastra Jawa menjadi Jurusan Sastra Jawa diketuai oleh Dra. Sukesi Adiwimarta. Pada tingkat doktoral Jurusan Sastra Jawa, kemudian dibuka keahlian Jawa Baru dan keahlian Jawa Kuna. Pada Jurusan Sastra Jawa waktu itu terdaftar satu orang mahasiswa.

Prof. Dra. Siti Baroroh Baried lan menjadi dekan pada tahun 1962-1966 dan Jurusan Sastra Jawa diketuai oleh Drs. M. Ramlan yang merupakan sarjana lulusan pertama Jurusan Sastra Timur, Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (1958).

Pada tahun 1964, Sub-Jurusan Sastra Jawa pada Jurusan Sastra Timur meluluskan seorang sarjana dan pada tahun yang itu pula, Jurusan Sastra Jawa berubah nama menjadi Jurusan Sastra Nusantara dengan harapan agar jangkauan keilmuan yang dapat dicapai bertambah luas. Pada tingkat doktoral, terdapat tiga bidang keahlian pada Jurusan Sastra Nusantara, yakni:

  1. Filologi
  2. Sastra
  3. Ilmu Bahasa

Pada tahun 1965, gedung fakultas dipindahkan dari Dalum Wijilan Yudanegaran ke Karangmalang (sekarang komplek IKIP Negeri Yogyakarta).  Pada tahun 1966, Jurusan Sastra Nusantara meluluskan seorang sarjana dengan keahlian Jawa Kuna.

Pada tahun 1967-1969, Jurusan Sastra Nusantara diketuai oleh Prof. Dr. Darusuprapto, yang merupakan sarjana dari Jurusan Sastra Timur (1964). Pada tahun 1970-1971, Jurusan Sastra Nusantara diketuai oleh Drs. Sumarti Suprayitna, sarjana lulusan Jurusan Sastra Timur (1960) yang memusatkan keahliannya dalam bahasa dan sastra Jawa Kuna.

Tanggal 1 Juli 1970, Fakultas Sastra dan Kebudayaan menempati gedung baru dalam Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur. Tahun 1972-1975, Jurusan Sastra Nusantara diketuai oleh Drs. RS. Subalidinata, sarjana lulusan Jurusan Sastra Nusantara yang pertama (th. 1969), dengan meluluskan seorang sarjana berkeahlian filologi.

Pada periode kepengurusan tahun 1976-1977 dengan Dekan Drs. Djoko Soekiman, dan Ketua Jurusan Darusuprapta, Jurusan Sastra Nusantara telah meluluskan empat orang sarjana. Pada periode kepengurusan berikutnya,tahun 1976-1979, dengan Dekan Drs. Djoko Soekiman dan 1980-1981 dengan Dekan Prof. Dr. Sulastin Sutrisno, Jurusan Sastra Nusantara diketuai oleh Dra. Sumarti Suprayitna.

Jurusan Sastra Nusantara telah menggunakan sistem kredit sejak tahun 1974. Pada tahun 1980, sistem kredit program S1 dan S2 mulai diterapkan dengan pembagian sebagai berikut:

  1. Studi Sarjana Muda dengan jumlah SKS 120
  2. Sarjana (S1) dengan jumlah SKS 160
  3. Pasca Sarjana (S2) dengan jumlah SKS 194

Dalam jenjang studi Sarjana (S1), terdapat pembagian keahlian Jawa Kuna, Jawa Pertengahan dan Jawa Baru dalam bidang studi Filologi, Sastra, dan Linguistik.

Berdasarkan pasal 2 dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 0553/0/1983 tentang Jenis dan Jumlah Jurusan Pada Fakultas di Lingkungan Universitas Gadjah Mada, Jurusan Sastra Nusantara kemudian resmi berganti nama menjadi Jurusan Sastra Daerah.

Pada tahun 2005, Jurusan Sastra Daerah kembali berubah nama menjadi Sastra Nusantara. Hal tersebut diikuti dengan berubahnya KMSD (Keluarga Mahasiswa Sastra Daerah) menjadi KAMASUTRA (Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara) pada 3 Maret 2005 (admin, 2014). Bukti perubahan tersebut juga dapat ditemukan pada Jurnal Humaniora UGM. Pada cover belakang Jurnal Humaniora Volume 17, Nomor 1, Februari 2005, nama jurusan ini masih tertera dengan Sastra Daerah. Namun, dalam cover belakang Jurnal Humaniora Volume 17, Nomor 2, Juni 2005, nama jurusan telah berubah menjadi Sastra Nusantara.

Berdasarkan lampiran II dalam Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 437/P/SK/HT/2010 tentang Penataan dan Penetapan Kembali Izin Penyelenggaraan Program Studi di Universitas Gadjah Mada yang dikeluarkan pada tanggal 5 Juli 2010, nama “Sastra Nusantara” masih secara resmi menjadi nama Jurusan hingga jangka waktu 20 November 2012.

Dalam wawancara dengan Imam Prakoso, S.S., M.A., dosen Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dengan fokus bidang studi Linguistik, pada tahun 2010 telah dilakukan pergantian sebutan “jurusan” menjadi “program studi”. Selain itu, beliau mengatakan bahwa memang program studi tetap bernama “Program Studi Sastra Nusantara”, namun terdapat tambahan berupa “Studi Sastra Jawa”.

Berdasarkan lampiran I dalam Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 1184/P/SK/HT/2012 tentang Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Program Studi Jenjang Diploma IV, Sarjana, dan Profesi di Lingkungan Universitas Gadjah Mada yang dikeluarkan pada tanggal 1 Oktober 2012, nama jurusan “Sastra Nusantara” kembali diperpanjang hingga jangka waktu 30 September 2016.

Kemudian, pada lampiran II dalam Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 1718/UN1.P/SK/HUKOR/2017 tentang Penamaan Program Studi di Lingkungan Universitas Gadjah Mada, yang dikeluarkan pada tanggal 16 November 2017, Program Studi Sastra Nusantara resmi berubah menjadi Program Studi Sastra Jawa.

Lalu, perubahan nama Program Studi dilakukan kembali sesuai dengan keterangan pada paragraf pertama, yakni pada tanggal 28 November 2022, sesuai pada lampiran I dalam Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 1286/UN1.P/KPT/HUKOR/2022, Program Studi Sastra Jawa resmi berubah nama menjadi Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa.

Berdasarkan wawancara dengan Ketua Program Studi Bahasa, Sastra dan Budaya, Dr. Daru Winarti, M.Hum., perubahan nama Program Studi Sastra Jawa menjadi Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dikarenakan pembahasan tentang “Jawa” tidak bisa hanya terkait kesastraannya saja, tetapi unsur kebudayaan juga terkandung di dalamnya.

Senada dengan pendapat tersebut, Rudy Wiratama S.I.P.,M.A., seorang dosen Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa yang berfokus pada bidang studi sastra, memaparkan bahwa aspek sastra tidak dapat dipisahkan dari aspek budaya. Bahkan menurut beliau, terbuka kemungkinan untuk penambahan minat bidang studi, yakni bidang studi budaya. 

Untuk penjelasan lebih lanjut terkait alasan, uraian, gambaran ke depan, dan harapan terhadap Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dapat melalui tautan berikut.

Lini Masa

Berikut lini masa terkait nama resmi Program Studi ini dari masa ke masa:

  1. Faculteit Sastra, Filsafat, dan Kebudayaan (03 Maret 1946 – 18 Desember 1949)
  2. Jurusan Sastra Timur, Fakulteit Sastra, Pedagogik, dan Filsafat (23 Januari 1951)
  3. Jurusan Sastra Timur, Sub-Jurusan Sastra Jawa pada tingkat doktoral, Fakultas Sastra dan Kebudayaan (19 September 1955)
  4. Jurusan Sastra Jawa, Fakultas Sastra, Pedagogik, dan Filsafat (1958/1959)
  5. Jurusan Sastra Nusantara, Fakultas Sastra dan Kebudayaan (1964)
  6. Jurusan Sastra Daerah, Fakultas Sastra (1983)
  7. Jurusan Sastra Nusantara, Fakultas Ilmu Budaya (2005)
  8. Program Studi Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Budaya (16 November 2017)
  9. Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya (22 November 2022)

Daftar Pustaka

Admin. (2014, 3 Maret). Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara. FIB. https://fib.ugm.ac.id/keluarga-mahasiswa-sastra-nusantara.

Admin. (2023, 31 Juli). Sejarah. FIB. https://fib.ugm.ac.id/profil/sejarah#:~:text=Fakultas%20Ilmu%20Budaya%20berdiri%20sejak,1949%20sampai%2013%20Agustus%201950).

Musliichah. (2016). Sejarah Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM 1946-1982. Khazanah, 9(2). 46-56.

Suprapta, Daru. (Agustus, 1980). Mengenal Jurusan Sastra Nusantara, Sastra dan Kebudayaan UGM. Badrawada, I(12), 50-59.