Arsip 2023:
Yogyakarta (30/10/2023) – Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Gadjah Mada (UGM), telah menyelenggarakan kuliah umum dengan topik “metode penelitian berbasis skorpus” pada Jumat (27/10/2023) dan bertempat di ruang 709, Gedung Soegondo lantai 07, FIB, UGM. Kuliah umum ini dihadiri oleh mahasiswa dan mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, serta peserta-peserta lainnya yang tertarik dengan topik tersebut.
Kuliah umum pada kesempatan ini menghadirkan Karlina Denistia, Ph.D., dosen Universitas Sebelas Maret (UNS), sebagai pemateri, Imam Prakoso, S.S., M.A., dosen Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM, sebagai moderator, dan Nanda Nursa Alya, mahasiswa angkatan 2021, sebagai pewara.
Dalam pemaparannya, Karlina Denistia, Ph.D., memperkenalkan korpus kepada peserta. Korpus adalah kumpulan kata yang terdapat dalam suatu teks, kemudian diolah secara elektronik dengan maksud mengetahui penggunan suatu bahasa dalam Masyarakat. Selain memperkenalkan korpus, beliau juga membimbing peserta untuk menggunakan korpus, serta memuatnya dalam metode penelitian. Korpus yang dipelajari adalah korpus yang terdapat dalam cqpweb.lancs.ac.uk. Pembelajaran mengenai korpus dibalut dengan kuis sehingga lebih mengguggah rasa ingin tahu peserta kuliah umum tersebut. Antusiasme para peserta dapat diketahui dari berbagai pertanyaan yang diajukan kepada Karlina Denistia, Ph.D.
Pengenalan korpus oleh Karlina Denistia, M.Hum. (kanan).
Setelah pemaparan, sesi kuliah umum dilanjutkan dengan pemberian cendera mata oleh Dr. Daru Winarti, M.Hum., selaku ketua Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, UGM kepada Karlina Denistia, Ph.D. Acara kemudian ditutup dengan sesi dokumentasi untuk menangkap kebersamaan dalam moment tersebut.
Pemberian cendera mata oleh Dr. Daru Winarti, M.Hum., kepada Karlina Denistia, Ph.D.
Dengan dilaksanakan kuliah umum tersebut, diharapkan bahwa para peserta, terutama mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, dapat mengoperasikan, serta memanfaatkan korpus Bahasa Jawa dalam penelitian mereka ke depannya.
Yogyakarta (17/10/2023) – Kuliah umum bertajuk “cinta kakak-beradik dalam sastra Jawa modern: sebuah cangkriman untuk peneliti sastra” telah diselenggarakan oleh Program Studi Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Gadjah Mada (UGM). Kuliah umum yang diselenggarakan pada Senin (16/10/2023) tersebut bertempat di ruang Auditorium, Gedung Soegondo lantai 7, FIB, UGM, dan diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, dan peserta lainnya yang tertarik dengan topik tersebut.
Kuliah umum ini menghadirkan Dr. George Quinn, dosen senior Australian International University Canberra, sebagai narasumber, Rudy Wiratama, S.I.P, M.A., dosen Program Studi Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa UGM, sebagai moderator, dan Nurma Aisyah, mahasiswa Angkatan 2022, sebagai pewara.
Dalam kesempatan tersebut, Dr George Quinn memaparkan terkait sebuah situasi inses dalam novel Karya Sastra Jawa Modern dari tahun 1939 hingga 2021. Sebuah hal menarik yang dipaparkan oleh Dr. George Quinn bahwa adalah cinta kakak-beradik ini selayaknya cinta suami-istri.
“Ketika kedudukan tokoh dan pasangannya adalah kakak-beradik itu diketahui, maka mereka seolah-olah tidak apa-apa dan hubungannya sebagai kekasih harus dirumuskan kembali menjadi hubungan kakak-beradik. Dengan demikian, karena cinta seksual kakak-beradik berbenturan dengan larangan inses, suami-istri yang mencontoh “kesempurnaan” cinta kakak-beradik yang mengandung ketegangan psikologis dan agamis, tidak akan mungkin terwujud”, terang Dr. George Quinn.
Dr. George Quinn (kanan) sedang menyampaikan pemaparannya.
Topik pembahasan yang terkesan tabu tersebut nyatanya membangkitkan rasa ingin tahu yang besar pada diri peserta. Hal tersebut dibuktikan dengan baragam pertanyaan yang diajukan kepada Dr. George Quinn pada sesi diskusi, sehingga kuliah umum ini sukses menjadi wadah untuk mendiskusikan topik yang diajukan tersebut.
Seusai sesi diskusi, Dr. Daru Winarti, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, menyerahkan buku sebagai cendera mata. Dr. George Quinn juga memberikan cendera mata berupa buku kepada Dr. Daru Winarti, M.Hum. Setelahnya, sesi dokumentasi dilaksanakan untuk menangkap momen kebersamaan tersebut.
Pemberian cendera mata oleh Dr. George Quinn (kiri) dan Dr. Daru Winarti, M.Hum (kanan).
Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., menyampaikan harapannya bahwa kuliah umum pada siang hari itu sebagai inspirasi bagi peserta yang hendak meneliti topik tersebut ke depannya. “Kami harapkan bahwa kuliah umum ini menjadi sebuah cangkriman bagi teman-teman semua, kiranya agar dapat menginspirasi dan menjembatani penelitian-penelitian terkait Sastra Jawa ke depannya”.
Yogyakarta (16/10/2023) – Acara Selapanan Talk #2 yang diselenggarakan pada Jumat (13/10/2023) oleh PUSAKA JAWA UGM berjalan dengan hangat dan meriah. Bukan saja karena topiknya yang menarik serta pematerinya yang luar biasa, namun juga dikarenakan suguhan kesenian yang menarik dan memesona. Kesenian yang berhasil memikat para peserta tidak lain adalah kesenian Banyumasan.
Penampilan kethoprak
Kesenian Banyumasan tersebut dibawakan oleh PASEBAN (Paguyuban Seni Banyumasan) yang mana mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya ikut andil didalamnya. Mereka adalah Yanuar Agung Nugroho (2023) sebagai pemain Calung, dan Taruna Dharma Jati (2019) sebagai penari dan penampil. Kesenian yang ditampilkan di antaranya adalah gending-gending Banyumasan, seperti ricik-ricik Banyumasan, dan eling-eling Banyumasan, kethoprak, dan tari lengger.
Penampilan Lenggeran
Acara Selapanan Talk merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap 35 hari. Tema dalam Selapanan Talk #2 bertajuk "Dialog Rasa, Transformasi Masa" yang dipaparkan oleh dua pemateri utama, Tania Kristi, S.S.., praktisi kuliner, Mahasiswa S2 FIB UGM, dan peneliti di Pusat Studi Kebudayaan UGM, serta Saiful Bachtiar, Head of Public Policy & Government Relations Central & West Java GOTO. Acara tersebut menghadirkan sebuah diskusi tentang bagaimana proses perjalanan sebuah makanan dapat diperoleh manusia, dari penemuan api, hadirnya berbagai macam proses pengolahan, hingga kemudahan yang dihadirkan lewat aplikasi online.
Abhiseka Kramasisya merupakan sebuah tradisi yang diadakan setiap tahun untuk mengukuhkan mahasiswa baru Program Studi Sastra Jawa. Pada hari Sabtu, 14 Oktober 2023, Abhiseka Kramasisya diikuti oleh 47 mahasiswa baru program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Tema yang diusung dalam kegiatan Abhiseka Kramasisya 2023 adalah “Marsudi, Nglampahi, Murakabi”. Tema tersebut terinspirasi dari sebuah pitutur Jawa yang mengandung makna positif di dalamnya.
“Marsudi” diartikan bersatu menuju suatu keserasian dan keselarasan. Dalam hal ini mahasiswa baru diharapkan bisa mengesampingkan semua perbedaan dan bertekad kuat untuk bersatu menjadi keluarga mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa yang selaras dalam tujuan yaitu, mencari dan mengumpulkan ilmu. “Nglampahi” memiliki arti menjalani ilmu untuk diri sendiri. Dengan bergabungnya mahasiswa menjadi bagian dari Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa Universitas Gadjah Mada, diharapkan dapat memberikan kebaikan bagi diri sendiri. “Murakabi” diartikan ilmu yang dimiliki diri itu bermanfaat bagi orang lain sehingga merupakan bagian dari kegiatan menjaga dan melestarikan nilai-nilai keluhuran dari kebudayaan Jawa dan mampu meneruskan usaha untuk mempertahankan eksistensi kebudayaan Jawa.
Sebelum rangkaian kegiatan Abhiseka Kramasisya 2023 dilaksanakan, kegiatan technical meeting telah digelar oleh panitia untuk memperkenalkan kepada peserta, yakni mahasiswa angkatan 2023, mengenai Abhiseka Kramasisya. Selain itu, para peserta yang berjumlah 47 orang telah dibagi menjadi empat regu, yakni Saptaarga, Indrakila, Talkanda, dan Kendhalisada. Nama dari empat regu tersebut diambil dari nama petapaan milik para pandhita dalam tokoh pewayangan.
Rangkaian kegiatan Abhiseka Kramasisya 2023 diawali dengan registrasi, “Sesareng” atau outbound, “Sartaka” atau talkshow alumni, “Semedi” atau seminar prodi, pengukuhan, “Kala Nrtya” atau pentas seni, “Abhimata” atau penghargaan, dan penutupan. Rangkaian registrasi dilakukan dari pukul 06.30-07.20 WIB. Setelahnya dilanjutkan “Sesareng” atau outbound yang dilaksanakan di Greenland FIB UGM. Kegiatan “Sesareng” berlangsung penuh dengan keceriaan karena diisi oleh beberapa permainan seperti voli sarung, estafet air, dan sebagainya. Rangkaian Sesareng berlangsung hingga pukul 09.00 WIB.
Kegiatan selanjutnya adalah pembukaan rangkaian kegiatan Abhiseka Kramasisya 2023 yang berlangsung di Pusat Kajian Jawa Universitas Gadjah Mada (PUSAKA JAWA UGM). Selepas itu, dilanjutkan dengan “Sartaka” atau talkshow dengan alumni Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Acara tersebut dilaksanakan pada pukul 10.10 WIB-11.45 WIB. Terdapat dua alumni yang membagikan pengalaman, tips-tips perkuliahan, dan gambaran setelah lulus dari dunia perkuliahan yaitu Vanis, S.S., dan Mahmud Hidayat, S.S.
Sesi "Sartaka"
Rangkaian acara selanjutnya adalah “Semedi” atau seminar prodi. Sesi “Semedi” berlangsung pada pukul 13.00 WIB-14.50 WIB. Dalam kegiatan seminar prodi, para peserta mendapatkan pemahaman lebih mendalam mengenai tiga bidang peminatan dalam Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, yaitu filologi, linguistik, dan sastra. Tiga bidang peminatan tersebut diterangkan oleh para dosen pengampu dari masing-masing bidang peminatan tersebut. Dosen-dosen yang hadir dalam kegiatan tersebut di antaranya Dr. Daru Winarti, M.Hum., Dr. Djarot Heru Santoso, M.Hum., Dr. Sri Ratna Saktimulya, M,Hum., Dr. Arsanti Wulandari, M.Hum., R. Bima Slamet Raharja, S.S., M.Hum., Nurmalia Habibah, S.S., M.A., dan Imam Prakoso, S.S., M.A. Berbagai pertanyaan diutarakan para peserta kepada bapak dan ibu dosen, melukiskan rasa ingin tahu yang mendalam tentang masing-masing tiga bidang peminatan tersebut.
Sesi "Semedi"
Setelahnya adalah acara inti dari Abhiseka Kramasisya yakni pengukuhan. Sesi pengukuhan berlangsung 15.20 WIB-17.00 WIB dan dilakukan dengan melaksanakan prosesi siraman. Peserta mendapatkan giliran untuk menjalani prosesi siraman tersebut. Dengan dilaksanakannya prosesi siraman, peserta secara resmi telah menjadi bagian dari Keluarga Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Selain itu, para peserta juga mendapatkan korsa Himpunan Mahasiswa Jurusan Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa (HMJ KAMASTAWA).
Sesi "Siraman"
Sesi selanjutnya adalah “Kala Nrtya” atau pentas seni yang dilaksanakan pada pukul 18.20 WIB-19.30 WIB. Pada sesi ini, para peserta yang telah menjadi empat regu harus mempersembahkan sebuah penampilan, baik drama, musik, tarian, dsb. Suasana pada pentas seni amat meriah dan begitu hangat, serta penampilan dari keempat regu tersebut sangat memukau. Selepas “Kala Nrtya”, sesi selanjutnya adalah “Abhimata” atau penganugerahaan. Sesi Abhimata memuat beberapa nominasi, antara lain adalah kelompok terheboh, kelompok terkompak, dan nominasi lainnya. Sesi terakhir adalah penutupan yang diakhiri dengan foto bersama, dengan maksud untuk mengabadikan momen kebersamaan tersebut.
Sesi "Kala Nrtya"
Dengan dilaksanakannya rangkaian Abhiseka Kramasisya 2023, diharapkan mahasiswa baru Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dapat lebih mencintai tanah air serta turut serta dalam pelestarian budaya Nusantara, khususnya budaya Jawa. Mahasiswa yang telah dikukuhkan diharapakan dapat menyalurkan kepeduliannya terhadap budaya Nusantara melalui kegiatan pendidikan, penelitian, serta pengabdian masyarakat sehingga tercipta karakter mahasiswa unggul, berprestasi, bermartabat, dan ikut serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.