Arsip:
BeritaKarya MahasiswaKegiatan MahasiswaLain-lainMahasiswaSDGS Rabu, 3 Juli 2024
Sebagai bentuk pembelajaran sekaligus pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pada Selasa, 28 Juni 2024, UGM mengadakan Upacara Pengarahan dan Penerjunan KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2024. Acara tersebut berlangsung di halaman Gedung Balairung pada siang hari dengan berbagai penampilan menarik, salah satunya adalah Tari Angguk
Tari Angguk adalah tarian tradisional khas Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penampilan ini dibawakan oleh mahasiswi Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Para penari, yaitu Arin, Dhiny, Galuh, Kintan, Nanda, Novalia, Wening, Audrey Gizella, Eka, dan Pinky, berhasil memukau penonton. Nanda, salah seorang penari, mengungkapkan bahwa Tari Angguk yang mereka bawakan mendapat sambutan meriah dan gemuruh tepuk tangan dari penonton. "Aku dan teman-teman berusaha untuk mempersembahkan penampilan yang memuaskan. Ketika ditampilkan, para audiens memberikan tanggapan yang sangat meriah dan tepuk tangan yang bergemuruh," ujarnya dalam wawancara (01/07/2024).
Tari Angguk menjadi elemen penting yang menghiasi Upacara Pengarahan dan Penerjunan KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2024. Lebih dalam lagi, kehadiran Tari Angguk mencerminkan keragaman budaya masyarakat Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa program KKN-PPM UGM berkontribusi kepada masyarakat yang beraneka ragam, wujudnya berupa penerjunan mahasiswa ke 35 provinsi di Indonesia.
Penampilan Tari Angguk juga merupakan upaya konkret dalam nguri-uri (melestarikan) dan ngurip-urip (menyemarakkan) kebudayaan daerah. Usaha pelestarian dan penghidupan kebudayaan daerah merupakan bentuk pemertahanan dan pelekatan identitas bangsa. Dengan mempelajari, memahami, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan kearifan lokal, maka turut berperan dalam pengembangan pendidikan dan memberikan manfaat kepada masyarakat. Untuk merealisasikannya, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak guna memaksimalkan dan menjaga keberlangsungan program tersebut. Oleh karena itu, penampilan Tari Angguk dalam Upacara Pengarahan dan Penerjunan KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2024 berhubungan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) poin 4 dan 17.
BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Rabu, 3 Juli 2024
Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (FIB UGM), kembali mengadakan kegiatan Macapatan Jumat Legen pada Hari Kamis, 27 Juni 2024. Acara tersebut bertempat di Pusat Kajian Jawa (Pusaka Jawa) dan mengangkat sebuah karya sastra Jawa yang populer, yaitu Serat Wedhatama.
Serat Wedhatama, sebuah karya sastra yang ditulis oleh Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati (KGPAA) Mangkunagara IV, merupakan karya yang sarat dengan piwulang tentang konsep ketuhanan serta ajaran moral dalam berkehidupan dan bermasyarakat. Naskah Serat Wedhatama yang tersimpan di Perpustakaan Istana Mangkunegaran Surakarta terdiri dari 100 pada (bait) dan dibagi ke dalam beberapa pupuh, yaitu:
Acara menghadirkan Prof. Dr. Hendrokumoro, M.Hum., sebagai pemateri, dan dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan. Selain itu, Dr. Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., turut dalam menembangkan Serat Wedhatama di acara pembuka dan beberapa mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa turut serta menabuh gamelan, menambah khidmat suasana acara. Keaktifan peserta dalam membaca dan menembangkan Serat Wedhatama menciptakan suasana yang penuh dengan keindahan.
Dr. Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., dan mahasiswa menampilkan Serat Wedhatama
Prof. Dr. Hendrokumoro, M.Hum., dalam kesempatan tersebut, menekankan bahwa Serat Wedhatama, dengan nilai-nilai filosofis dan pesan moralnya, dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pengaktualisasian tersebut perlu diperhatikan agar dapat relevan dengan kondisi pada saat ini.
Prof. Dr. Hendrokumoro, M.Hum. sedang memaparkan Serat Wedhatama
Macapatan Jumat Legen bertujuan untuk untuk menghidupkan tradisi Macapatan dan melestarikan tradisi ini kepada generasi muda. Pelestarian tradisi ini dan penggalian informasi dari karya-karya sastra seperti Serat Wedhatama adalah langkah penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Kolaborasi berbagai pihak, seperti antara Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dengan Pusaka Jawa UGM, adalah sebuah upaya untuk memaksimalkan usaha pelestarian tersebut. Dengan demikian, penyelenggaraan Macapatan Jumat Legen ini sejalan dengan butir ke-4 dan butir ke-17 dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s).
BeritaKegiatan MahasiswaLain-lainMahasiswaSDGS Rabu, 29 Mei 2024
Pada hari Senin, 27 Mei 2024, Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa mengadakan kuliah lapangan dalam rangka mata kuliah Kodikologi. Kegiatan ini diselenggarakan di Perpustakaan Widyabudaya Keraton Ngayogyakarta dan Perpustakaan Widyapustaka Pura Pakualaman. Para peserta kegiatan ini adalah mahasiswa peserta mata kuliah Kodikologi 2024, dipandu oleh Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum., sebagai dosen pengampu mata kuliah tersebut.
Dalam kuliah lapangan ini, mahasiswa mendapat kesempatan untuk melihat dan mempelajari secara langsung manuskrip, arsip, dan upaya preservasi naskah-naskah tersebut. Lokasi pertama yang dikunjungi adalah Widyabudaya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Di sini, mahasiswa dijamu terlebih dahulu dengan minuman teh hangat khas Keraton Yogyakarta. Setelah itu, mereka dibagi menjadi empat kelompok dan dipandu oleh abdi dalem untuk mengamati secara mendalam koleksi manuskrip, arsip, dan proses restorasinya.
Mahasiswa mengamati penjelasan dan menikmati jamuan yang disediakan oleh Keraton Yogyakarta.
Lokasi kedua yang dikunjugi adalah Perpustakaan Widyapustaka Pura Pakualaman. Pada tempat tersebut, para peserta disuguhi jamu beras kencur dan beberapa hidangan tradisional. Setelah menikmati hidangan, para peserta diberi kesempatan untuk melihat langsung koleksi manuskrip dan arsip. Mereka juga mendengarkan penjelasan dari pustakawan mengenai kondisi, aspek, dan pelestarian naskah-naskah tersebut.
Mahasiswa mendengarkan penjelasan dari dosen pembimbing Mata Kuliah
Pelaksanaan kuliah lapangan ini berjalan dengan baik dan lancar. Para mahasiswa sangat antusias, terlihat dari tingginya rasa ingin tahu mereka terhadap berbagai koleksi naskah dan arsip, serta tahap-tahap revitalisasinya. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai ajang pelestarian dalam bentuk pengenalan budaya Indonesia, khususnya budaya Jawa, kepada generasi muda. Dengan demikian, diharapkan rasa cinta terhadap budaya bangsa pada generasi muda terus tumbuh dan dapat diwujudkan dalam upaya-upaya nyata untuk tetap nguri-uri (melestarikan) dan ngurip-urip (menghidupkan) jati diri bangsa tersebut.
Keberadaan berbagai manuskrip dan arsip merupakan sumber jejak sejarah sekaligus cermin dari kehidupan budaya pada masanya. Oleh karena itu, pelestarian bukti-bukti sejarah dan penggalian informasi di dalamnya perlu dilakukan sebagai langkah untuk memahami bentuk kebudayaan, pengetahuan, sejarah, dan kejayaan Nusantara. Selain itu, sinergi dari berbagai pihak diperlukan demi mewujudkan hal tersebut. Hal ini sejalan dengan poin keempat dan poin ketujuh belas pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yaitu menghadirkan dan meningkatkan kualitas pendidikan serta kerjasama antarkemitraan untuk mencapai tujuan.
Penulis : Nanda Nursa Alya & Haryo Untoro
Editor : Haryo Untoro
BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Senin, 27 Mei 2024
Yogyakarta (27/05/2024) – Pada Rabu (22/05/2024), Ruang Auditorium Soegondo lantai 7 penuh akan rasa syukur dan bahagia. Senyum haru para mahadaya yang telah berhasil menyelesaikan masa studinya dan meraih hasil yang memuaskan. Penyerahan dokumen kelulusan berupa ijazah dan transkrip akademik adalah waktu yang dinantikan, sebab menandai sahnya kelulusan mahadaya dan resmi menyandang gelar sesuai program studi yang ditempuhnya masing-masing.
Dalam acara yang penuh hikmat itu, empat mahasiswi Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, FIB, UGM, menghibur para wisudawan dan wisudawati serta para hadirin dengan Tari Angguk. Mereka adalah Novalia Hidayatus Solihah, Nanda Fitri Riyantika, Wening Hidayati, dan Audrey Gizella. Tari Angguk yang dibawakan oleh empat mahasiswi berhasil membuahkan senyuman manis dan decak kagum para wisudawan/wisudawati serta para tamu.
Tentu terdapat beragam cerita dibalik kesuksesan penampilan Tari Angguk tersebut, mulai dari waktu latihan yang terbatas hingga gangguan iringan musik saat pementasan. “Sebelum penampilan, kami merasa cemas karena waktu latihan kami hanya tiga kali. Namun, kami berempat memberanikan diri untuk tetap tampil. Selama penampilan, ada saat dimana musik iringan tiba-tiba terulang kembali. Kami berusaha untuk tenang dan melanjutkan tariannya. Alhamdulillah, keseluruhan pertunjukan dapat berjalan dengan baik. Meskipun terdapat kekurangan, kami merasa puas dan bangga dapat menghibur para hadirin pada acara Mangayubagya wisudawan/wisudawati FIB UGM,” terang Wening Hidayati dalam wawancara (24/05/2024).
Mengutip dari disbud.kulonprogokab.go.id (2020, 05 Agustus), Tari Angguk merupakan sebuah kesenian tradisional yang berasal dari Kabupaten Kulon Progo. Diyakini kesenian ini muncul sekitar tahun 1900, tepat ketika para tentara dan opsir Belanda menduduki wilayah Kabupaten Purworejo. Dansa dan nyanyian para tentara itulah yang menjadi cikal bakal Tari Angguk yang muncul di Kecamatan Kokap, daerah yang berbtasan langsung dengan Purworejo. Awalnya, kesenian Angguk ditarikan oleh laki-laki. Pada tahun 1991, Tari Angguk pertama kali ditarikan oleh perempuan di Dusun Pripih, Hargomulyo, Kokap.
Wening, Nanda, Novalia, dan Audrey bersama Dr. Daru Winarti, M. Hum., Ketua Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
Penampilan Tari Angguk dalam acara Mangayubagya wisudawan/wisudawati FIB UGM berhasil berjalan dengan meriah. Pertunjukkan ini juga menjadi wujud nyata mahasiswa dan mahasiswi Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dalam nguri-uri ‘melestarikan’ dan ngurip-urip ‘menghidupkan dan menyemarakkan’ kebudayaan Nusantara, khususnya budaya Jawa. Pelestarian terhadap jati diri bangsa dapat dilaksanakan dengan sinergi dari berbagai pihak, sehingga dapat berdampak luas bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Daftar Referensi
Disbud.kulonprogokab,go,id. (2020, 05 Agustus). Tari Angguk Kesenian Tradisional Kulon Progo. Diakses pada tanggal 24 Mei 2024, dari https://disbud.kulonprogokab.go.id/detil/356/tari-angguk-kesenian-tradisional-kulon-progo
BeritaImbasadiKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Rabu, 22 Mei 2024
Yogyakarta (22/05/2024) - Universitas Gadjah Mada berhasil meraih juara umum dalam perhelatan Sarasehan Nusantara XI Imbasadi. Sarasehan Nusantara XI diselenggarakan di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja (STAH N Mpu Kuturan Singaraja) pada 17-19 Mei 2024 secara luring. Acara yang berlangsung selama tiga hari ini mengangkat tema “Bhinneka Tunggal Ika: Harmony in Diversity” dengan memuat berbagai acara, seperti berbagai perlombaan, seminar lontar, hingga pada puncak acara berupa malam penganugerahan dan pemilihan Putra dan Putri Imbasadi 2024.
Perlombaan yang diadakan selama Sarasehan Nusantara XI cukup beragam. Terdapat enam (6) perlombaan, antara lain Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN), pemilihan Putra dan Putri Imbasadi 2024, lomba tipografi nasional, lomba musikalisasi puisi, lomba poster kebudayaan, dan video dokumenter budaya.
Kontingen Universitas Gadjah Mada yang diwakili oleh Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) mengirimkan delapan (8) mahasiswa untuk mengikuti seluruh rangkaian acara. Delapan (8) mahasiswa tersebut di antaranya Bima Muslih Wicaksono (angkatan 2022) sebagai ketua delegasi, Haryo Untoro (angkatan 2022), Muhammad Siswoyo (angkatan 2022), Kintan Dewinta Putri (angkatan 2022), Ganes Larasati (angkatan 2023), Meifiri Arini Pitaloka (angkatan 2023), Muhamad Rafi Nur Fauzy (angkatan 2023), dan Rafif Wicaksono (angkatan 2023).
Setelah mengikuti serangkaian acara, delegasi Universitas Gadjah Mada membawa kabar gembira dengan mendapatkan beberapa nominasi juara dalam beberapa lomba, yaitu:
Lomba Poster Kebudayaan menggambarkan keberagaman latar belakang masyarakat Indonesia, yaitu suku bangsa, agama, dan ras, yang hidup dengan harmonis.
Pemilihan Putra dan Putri Imbasadi melalui seleksi yang ketat, mulai dari pemberkasan, uji minat bakat, public speaking, hingga tahap grand final. Setelah melalui rangkaian proses yang panjang, Ganes Larasati berpasangan dengan Reidha Prastya dari Universitas Sebelas Maret Prodi Sastra Daerah diberi amanah sebagai Runner-up 2.
Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional yang ditulis memuat judul Representasi Harmoni Jagat dalam Syair Drojogan Wayang Kulit Jawa Timuran Subgagrag Surabaya. Penelitian ini mengangkat objek material berupa syair Drojogan, sebuah suluk atau sulukan yang ditembangkan seorang dalang sebelum wayang kulit Jawa Timuran subgaya Surabaya ini dimulai. Pengungkapan gaya bahasa pada syair Drojogan yang memuat penggambaran dari sarana, media, dan pelaku pergelaran wayang kulit serta pelestariannya menjadi titik berat dari Karya Tulis Ilmiah ini.
Lomba Tipografi Nasional berupa lukisan rumah adat Jawa, yaitu Joglo, yang dihiasi dengan tulisan aksara Jawa yang indah dan presisi.
Selain empat perlombaan di atas, Universitas Gadjah Mada dinobatkan sebagai juara umum dalam kegiatan Sarasehan Nusantara XI Imbasadi.
Penobatan Runner-up 1 Putra dan Putri Imbasadi 2024
Penyerahan piala Juara Umum kepada delegasi Universitas Gadjah Mada
Tercapainya pencapaian tersebut tidak terlepas dari semangat mahasiswa Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, FIB, UGM, dalam mengangkat, mengapresiasi, melestarikan, dan menyemarakkan ragam budaya yang hidup di Indonesia dalam sebuah ikatan harmoni. Dengan penyelenggaraan Sarasehan Nusantara XI dan gelar juara yang diperoleh, diharapkan dapat memantik semangat para mahasiswa untuk terus menjaga dan mengangkat warisan budaya yang ada serta dapat mempererat jalinan relasi antar mahasiswa program studi sastra daerah se-Indonesia.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada segenap pihak yang berperan serta dalam mendukung dan menyelenggarakan acara ini. Kami juga memohon dukungan dan doa restu agar kegiatan Temu Budaya Nusantara XXX yang diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada dapat berjalan dengan lancar dan sukses.
Indonesia beragam, Imbasadi menyatukan
BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Senin, 20 Mei 2024
Yogyakarta (20/05/2024) – Wayang kulit, sebuah kesenian tradisional yang diakui oleh UNESCO sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Non-bendawi Manusia, memiliki nilai historis, filosofis, dan artistik yang tinggi. Seni wayang dianggap sebagai salah satu puncak kebudayaan Jawa, sehingga penting bagi generasi muda, untuk mengenal, memahami, dan melestarikan warisan adiluhung tersebut.
Dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai wayang kulit, Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa menyelenggarakan kuliah lapangan untuk mata kuliah Sastra Wayang pada tanggal 16 Mei 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat langsung wayang dan naskah-naskah berkaitan dengan wayang.
Foto bersama peserta kuliah lapangan sedang mengamati koleksi wayang.
Kuliah lapangan ini diikuti oleh mahasiswa peserta mata kuliah Sastra Wayang dan dipandu oleh dosen pengampu, yaitu R. Bima Slamet Raharja, S.S., M.A., dan Dr. Rudy Wiratama, S.I.P., M.A. Selama kegiatan, para mahasiswa mendapatkan akses langsung untuk mengamati berbagai koleksi wayang serta naskah-naskah yang berkaitan dengan wayang kulit. Antusiasme mahasiswa terlihat sepanjang kegiatan ini, menunjukkan ketertarikan mereka untuk mengetahui lebih dalam mengenai kekayaan budaya yang dimiliki bangsa.
Keluaran dari kuliah lapangan ini tidak hanya berupa presentasi tentang hal yang telah dipelajari, tetapi juga sebagai ajang pengenalan serta penumbuhan rasa cinta dan bangga terhadap budaya bangsa. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menambahkan pengalaman dan menjadi sarana pengembangan kompetensi keilmuan para peserta. Dengan demikian, kuliah lapangan tersebut selaras dengan poin keempat dari tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan dalam lingkup pelestarian dan pengembangan kebudayaan bangsa.
Penulis: Nanda Nursa Alya
Editor: Haryo Untoro
BeritaKarya MahasiswaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Kamis, 16 Mei 2024
Yogyakarta (16/05/2024) – Gugur Gunung 13 hari kedua, tepatnya pada Selasa, 14 Mei 2024, menjadi saat yang tidak akan terlupakan bagi seluruh warga Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (FIB UGM). Bukan tanpa alasan, sebab mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa berkolaborasi dalam sebuah tim bernama ‘Turangga Sastra Nuswantara’ untuk menampilkan Drama Tari Jathilan dalam hari puncak Gugur Gunung ke-13.
Pertunjukan Drama Tari Jathilan dilaksanakan pada pukul 16.00-17.30 WIB di panggung yang bertempat di Greenland. Masing-masing sisi panggung tersebut dipadati oleh civitas academica yang tertarik dengan pementasan Drama Tari Jathilan. Pementasan seni kerakyatan bertambah meriah dengan kehadiran Lala Atila sebagai sinden dari Drama Tari Jathilan.
Drama Tari Jathilan adalah pergelaran seni tari Jathilan, kesenian yang erat dengan penggunaan jaran kepang atau kuda lumping, yang memuat drama tentang mitologi Jawa. Mitologi Jawa yang diangkat adalah legenda Ajisaka dan pertarungannya dengan Dewata Cengkar, raja raksasa di kerajaan Medang Kamulan. Produksi dari Drama Tari Jathilan dipimpin oleh R. Raga Budi Panuntun, mahasiswa Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa Angkatan tahun 2021, yang disutradarai oleh Yulian Kethus dari Sanggar Seni Kidung Cakrawala.
Antusiasme dari Para Mahadaya
Sebelum pementasan dimulai, pada pukul 15.00 WIB, para penampil beserta para staf mengadakan pemandian jaran dan doa bersama di Wisdom Park. Setelahnya, kirab budaya dilakukan dengan rute Wisdom Park menuju FIB melalui pintu utara.
Kirab Budaya menuju Fakultas Ilmu Budaya
Acara pentas kesenian rakyat dibuka oleh R. Sukoco, alumni mahasiswa Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, sebagai pewara. Terdapat berbagai sambutan yang disampaikan oleh Idharul Huda, selaku ketua Gugur Gunung 13, Dr. Daru Winarti, Ketua Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, dan Prof. Dr. Setiadi, S.Sos., M.Si, dekan Fakultas Ilmu Budaya. Acara dilanjutkan dengan upacara adat kupat luwar atau luwaran kupat sebagai wujud melepaskan segala hal yang kurang baik sehingga acara dapat berjalan dengan lancar.
Prosesi Kupat Luwar atau Luwaran Kupat
Acara berikutnya adalah penyajian Drama Tari Jathilan yang berhasil memukau seluruh penonton. Para penonton terlihat sangat menikmati, bahkan ikut berinteraksi dengan berjoget dalam alunan musik tari Jathilan tersebut. Puncak dari sajian ini adalah adegan terjadinya pertarungan antara Aji Saka dengan Dewata Cengkar. Pertarungan yang mendebarkan serta kemenangan Aji Saka yang menakjubkan mengundang riuh tepuk tangan yang meriah dari segala penjuru.
Berakhirnya pementasan Drama Tari Jathilan juga menandakan berakhirnya Gugur Gunung ke-13. Berbagai momen indah dan menyenangkan telah terjadi selama Gugur Gunung 13 berlangsung. Kami mengucapkan terima kasih atas antusiasme dan dukungan dari Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, sponsor, para mahadaya, serta selurub civitas academica Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Semoga kebudayaan nusantara tetap lestari dan terus hidup dari masa ke masa. Sampai jumpa di acara Gugur Gunung 14.
BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Selasa, 14 Mei 2024
Yogyakarta (14/05/2024) - Hari pertama Gugur Gunung ke-13 sukses digelar pada Senin, 13 Mei 2024, di Selasar Margono lantai 1, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Gadjah Mada (UGM). Jawaisme Fest, yang menjadi bagian dari acara ini, berhasil menarik perhatian berbagai kalangan, mulai dari para mahadaya, mahasiswa inculs, staf FIB, hingga siswa SMA yang berkunjung ke FIB UGM.
Jawaisme Fest merupakan pameran kesenian, kesastraan, dan kebudayaan Jawa. Beberapa produk budaya yang ditampilkan adalah naskah-naskah Nusantara, pakaian adat Jawa sehari-hari atau padintenan gaya Yogyakarta, wayang kulit, perangkat gamelan, tata cara dan weton, permainan tradisional, dan berbagai produk budaya lainnya.
Naskah-naskah Nusantara yang dipamerkan meliputi naskah beraksara Jawa, naskah lontar berilustrasi dari Bali, dan tiruan naskah Batak. Wayang kulit dengan tokoh Pandawa (Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa) dan Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong) juga hadir menyambut para pengunjung. Beberapa perangkat gamelan yang ditampilkan antara lain saron, kendhang ciblon, kethuk, kempul, dan gong. Permainan tradisional seperti yoyo, palu othok-othok, kapal othok-othok, bekel, ketapel atau plintheng, bas basan, gasing, dan berbagai permainan lainnya membawa kesan nostalgia terhadap masa lalu. Tata cara Jawa yang ditampilkan mencakup daur hidup dari kelahiran hingga kematian serta pengenalan terkait weton berhasil memantik rasa penasaran pengunjung untuk mencari tahu lebih lanjut.
Wayang kulit Jawa
Perangkat Gamelan
Busana Tradisional Jawa Gaya Yogyakarta
Replika Naskah Batak
Beragam produk kebudayaan yang dipamerkan ini berhasil menarik minat para pengunjung. Mereka menunjukkan antusiasme melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada penjaga stand. Para pengunjung juga diberikan kesempatan untuk mencoba berbagai permainan tradisional, memegang dan memainkan wayang kulit, membunyikan alat musik gamelan, melihat naskah-naskah Nusantara, hingga mencoba peruntungan di stan undian berhadiah.
Dua siswi SMA yang sedang mempelajari tentang wayang kulit
Permainan tradisional kapal othok-othok menarik perhatian mahasiswa inculs
Pengenalan Weton Kepada Mahasiswi
Jawaisme Fest masih akan berlangsung di hari kedua Gugur Gunung 13, yaitu Selasa, 14 Mei 2024, dari pukul 09.00 hingga 15.00 WIB. Hari kedua akan menjadi lebih spesial dengan penampilan drama tari Jathilan bertajuk “Turangga Sastra Nuswantara” oleh para mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Pentas drama tari Jathilan akan semakin menarik dengan kehadiran Lala Atila, penyanyi kondang campursari, yang akan menyinden dalam pertunjukan tersebut. Jadi, yuk segera merapat di acara Gugur Gunung 13!
BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Senin, 6 Mei 2024
Sudah setahun berlalu sejak Gugur Gunung ke-12 sukses menghentak panggung dengan ketoprak wayang gedhog lakon Panji Kudanarawangsa yang meriah dan spektakuler. Kini, dengan bangga, Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa mempersembahkan Gugur Gunung ke-13 kepada semua, terutama mahadaya!
Gugur Gunung merupakan sebuah acara tahunan yang diadakan untuk memperingati ulang tahun Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Dalam acara tersebut, para mahasiswa Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa berkolaborasi untuk menghadirkan beragam kebudayaan Nusantara, khususnya kebudayaaan Jawa.
Kali ini, tema yang diusung adalah “Holopis Kuntul Baris”, sebuah filosofi Jawa yang dekat dengan kegiatan Gugur Gunung. “Holopis Kuntul Baris” menggambarkan barisan burung kuntul yang terbang membentuk pola runcing. Filosofi ini adalah simbol usaha bersama untuk menyelesaikan masalah, atau yang kita kenal dengan gotong royong. Gotong royong adalah perwujudan dari sosiokultural masyarakat Jawa yang menjunjung patembayatan, yakni saling hidup berdampingan dengan penuh rukun dan harmoni,
Terdapat dua acara besar yang akan memeriahkan Gugur Gunung ke-13:
1.Jawaisme Fest
Jawaisme Fest adalah pameran kebudayaan Jawa yang menampilkan segala hal tradisional seperti permainan, pakaian adat, seni pertunjukan, adat, tata cara, weton, dan sebagainya. Tersedia juga tenant makanan jadul yang menggugah selera. Jawaisme Fest digelar pada tanggal 13-14 Mei 2024, jam 09.00-17.00 WIB, di Selasar Margono lantai 1, FIB, UGM
2.Pentas Kesenian Kerakyatan
Pentas Kesenian Kerakyatan akan menampilkan Drama Tari Jathilan dengan judul “Turangga Sastra Nuswantara” yang disajikan oleh kolaborasi mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Pentas seni ini berlangsung di Greenland, FIB, UGM, pada tanggal 14 Mei 2024, mulai pukul 15.00 hingga selesai. Oh iya, jangan lupa, Pentas Kesenian Kerakyatan akan dimeriahkan dengan penampilan dari Lala Atila.
Jadi, jangan sampai ketinggalan momen seru ini, yuk merapat!
BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Senin, 1 April 2024
Pada Kamis, 28 Maret 2024, Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Himpunan Mahasiswa Jurusan Keluarga Mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa (HMJ Kamastawa) menggelar Sharing Session bertajuk ‘Eksistensi Kebudayaan Jawa di Mancanegara’. Acara tersebut, diselenggarakan secara luring di Auditorium Soegondo lantai 7, pada pukul 15.00 WIB hingga selesai.
Sharing Session ini menampilkan dua narasumber utama, yaitu Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., dan R. Bima Slamet Raharja, S.S., M.A., keduanya adalah dosen Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dengan bidang studi sastra. Turut serta juga Alma Syahwalani dan Muhammad Bagus Ulin Nuha sebagai pewara dan moderator. Peserta yang hadir terdiri dari mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa angkatan 2021, 2022, dan 2023, serta peserta lain yang tertarik dengan eksistensi kebudayaan Jawa di mancanegara.
Dalam sesi pemaparan, R. Bima Slamet Raharja, S.S., M.A., dan Rudy Wiratama, S.I.P., M.A. berbagi pengalaman mereka ketika mengerjakan sebuah proyek yang diselenggarakan oleh British Museum. Proyek yang dikerjakan berupa kajian yang berangkat dari sebuah pertanyaan, apakah benar barang-barang Raffles yang kini berada di British Museum merupakan hasil rampasan?
"Di British Museum, kami menemukan banyak sekali naskah dan koleksi wayang, seperti wayang kulit, wayang topeng, wayang krucil, wayang klithik, hingga sebuah boneka wayang yang keberadaannya telah hilang di Jawa," jelas R. Bima Slamet Raharja, S.S., M.A., dalam pemaparannya. "Hal ini dapat menjadi peluang bagi mahasiswa-mahasiswi Sastra Jawa untuk mengkaji dan meneruskan pendidikan ke luar negeri," tambah beliau.
Senada dengan R. Bima Slamet Raharja, S.S., M.A., Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., mengulas kesempatan penelitian bagi mahasiswa melalui perspektif pos-kolonialisme. "Sudut pandang budaya saat ini mengadopsi perspektif pos-kolonialisme. Ini berarti, British Museum memberikan akses kepada para pemilik budaya, yaitu kita, untuk meneliti dan mengkaji sesuai dengan pengetahuan dan rasa budayanya masing-masing." Selain itu, beliau juga menyoroti kurangnya ahli pernaskahan Jawa di Inggris. "Di Inggris, terdapat beragam naskah dan budaya khas Nusantara, akan tetapi para pengkajinya sangat sedikit dan belum mengalami regenerasi secara signifikan," terang beliau.
Setelah sesi pemaparan berakhir, pewara membuka sesi diskusi dan memnberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaaan kepada kedua narasumber. Para peserta merespon hal tersebut dengan antusias. Terbukti dari beragam pertanyaan yang diajukan kepada narasumber. Adapun rangkaian acara terakhir adalah penutup dengan sesi foto bersama untuk mengabadikan momen tersebut.
Acara Sharing Session bertajuk ‘Eksistensi Kebudayaan Jawa di Mancanegara’ diharapkan dapat memotivasi dan membangkitkan semangat mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. "Ini untuk memotivasi teman-teman Sastra Jawa semua, bahwa berangkat dari kesenangan atau hobi jika dilakukan dengan serius dapat mengantarkan kepada mimpi atau cita-cita, khususnya tentang Jawa, bahwa kesempatan dan peluang itu terbuka luas bagi teman-teman mahasiswa semua," papar R. Bima Slamet Raharja, S.S., M.A.
Penelitian dan pengkajian terhadap tradisi dan kebudayaan Nusantara perlu terus dilakukan untuk menjaga keberlangsungannya, sebab hal tersebut merupakan identitas dan warisan bangsa Indonesia. Sinergi dari berbagai pihak diperlukan dalam menyebarkan pengetahuan tersebut kepada akademisi dan masyarakat agar pengetahuan dan budaya tidak hilang, serta dapat terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam menyelenggarakan pendidikan berkualitas unggul dan menjalin kemitraan untuk mencapai tujuan tertentu.
S | S | R | K | J | S | M |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | ||||
4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 |
11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 |
18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 |
25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 |
S | S | R | K | J | S | M |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | ||||
4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 |
11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 |
18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 |
25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 |