Karya Mahasiswa
Studi Banding Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM dengan Program Studi Sastra Bali UNUD
BeritaKarya MahasiswaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Kamis, 9 Maret 2023
Yogyakarta–Kegiatan studi banding antara Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Program Studi Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana (UNUD), berhasil dilaksanakan dengan baik. Acara tersebut digelar secara bauran pada Rabu, 8 Maret 2023 di ruang Auditorium Soegondo lantai 7 dengan suasana yang penuh kebersamaan.
Kegiatan studi banding ini dibuka dengan penampilan Tari Pudyastuti yang ditampilkan oleh para mahasiswi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM. Penampilan selanjutnya yakni Gita Pangendag Budhi Citta yang dipersembahkan oleh mahasiswa dan mahasiswi Sastra Bali UNUD.
Setelah pembukaan yang meriah tersebut, acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi. Berbeda dengan kuliah umum ataupun seminar, pemateri berasal dari pihak mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa Sastra Bali UNUD dan mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM secara bergantian memaparkan materi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Selepas pemateri selesai memaparkan semuanya, acara diteruskan dengan dibukanya sesi tanya jawab. Pada sesi ini, peserta yang hadir menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan dalam sesi tanya jawab. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menggambarkan ketertarikan dan keingintahuan peserta dalam memahami lebih dalam mengenai sastra dan budaya dari kedua daerah tersebut.
Tari Joged yang dipersembahkan oleh mahasiswi Sastra Bali UNUD dapat mencairkan suasana acara dan dilanjutkan dengan pemberian sertifikat dari masing-masing universitas. Kegiatan studi banding diakhiri dengan dilakukannya foto bersama sebagai bukti kebersamaan dan hubungan yang terjalin.
Kegiatan studi banding ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Bali UNUD dan Keluarga Mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM. Melalui kegiatan ini, diharapkan terjalin hubungan yang lebih erat antara kedua program studi dan universitas, serta peningkatan pemahaman dan wawasan peserta mengenai sastra dan budaya daerah, khususnya budaya Jawa dan budaya Bali.
Tiga Kejuaraan Berhasil Diraih Oleh Prodi Sastra Jawa UGM di Temu Budaya Nusantara 2022 Imbasadi
BeritaKarya MahasiswaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Kamis, 22 Desember 2022
Yogyakarta – Program Studi Sastra Jawa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil merebut tiga kejuaraan dalam ajang Temu Budaya Nusantara 2022 yang diselenggarakan secara daring oleh Program Studi Sastra Batak, Universitas Sumatra Utara (USU) pada tanggal 15 - 20 Desember 2022.
Kegiatan Temu Budaya Nusantara 2022 mengusung tema Aktualisasi Budaya Lokal dan Peran Generasi Muda, yang menekankan pada peran generasi muda dalam mempertahankan dan melestarikan budaya dan tradisi dalam arus globalisasi saat ini.
Dalam Temu Budaya Nusantara 2022 di USU, terdapat delapan macam perlombaan yang diadakan, antara lain Lomba Tari Nusantara, Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional, Lomba Komik Strip, Lomba Cipta dan Baca Puisi, Lomba Dokumenter Budaya, Lomba TikTok Nusantara, Lomba Esai Nasional, dan Lomba Podcast.
Program Studi Sastra Jawa UGM mengirimkan delegasinya yang terdiri dari Vighna Rivattyannur Hernawan (angkatan 2020) sebagai ketua delegasi, Nurma Aisyah (angkatan 2021), Bima Muslih Wicaksono (angkatan 2022), Nanda Fitri Riyantika (angkatan 2022), Muhammad Siswoyo (angkatan 2022), dan Wening Hidayati (angkatan 2022).
Berikut adalah tiga kejuaraan yang berhasil diraih oleh Prodi Sastra Jawa UGM:
- Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional
Vighna Rivattyannur Hernawan sebagai ketua dan Nurma Aisyah sebagai anggota delegasi berhasil menyabet gelar juara 1 dalam Karya Tulis Ilmiah Nasional. Karya tulis ilmiah mereka berjudul "Baita Adi: Aktualisasi Budaya Nusantara Melalui Alih Wahana Naskah ke Batik Sebagai Perisai dalam Menghadapi Masifnya Perkembangan Global (Sebuah Kajian Budaya)". Karya tulis ilmiah tersebut menitikberatkan tentang batik Baita Adi sebagai objek material yang mana motif dari batik tersebut dihasilkan dari alih wahana naskah Sestra Ageng Adidarma serta perspektif, peran, dan tantangan batik Baita Adi dalam perkembangan era globalisasi.
- Juara 2 Lomba Dokumenter Budaya
Bima Muslih Wicaksono berhasil meraih juara 2 dalam Lomba Dokumenter Budaya. Video dokumenter budaya yang dihasilkan olehnya mengangkat tema produksi tradisi batik tulis. Batik tulis adalah kain batik bergambar yang dalam proses penggambarannya masih dengan cara menuliskan malam pada kain. Lewat tangan pengrajinnya, batik tulis yang indah dan sarat akan filosofi ini masih tetap eksis dari gempuran berbagai kain bermotif batik yang dihasilkan oleh mesin.
- Juara 2 Lomba Esai Nasional
Muhammad Siswoyo meraih gelar juara 2 dalam Lomba Esai Nasional dengan judul esainya yang berjudul "Karsa Imbasadi: Cipta dan Inovasi Budaya Sebagai Upaya Pelestarian Nilai Tradisi Lintas Masa Pada Era Modernisasi". Esai ini membahas tentang peran para alumnus imbasadi yang menghadirkan beragam inovasi dalam melestarikan nilai tradisi di era modernisasi.
Keberhasilan Prodi Sastra Jawa UGM dalam meraih prestasi tersebut merupakan bukti komitmen mahasiswa Sastra Jawa UGM dalam mengapresiasi dan melestarikan kekayaan budaya dan tradisi di Indonesia. Selain itu, partisipasi mereka dalam Temu Budaya Nusantara Imbasadi 2022 diharapkan dapat memotivasi lebih banyak mahasiswa untuk mempelajari, mengapresiasi, dan melestarikan kebudayaan Indonesia yang kaya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam suksesnya acara ini, termasuk panitia, peserta, dan pendukung lainnya. Semoga Imbasadi dapat konsisten untuk terus menjadi wadah yang memberikan pengalaman berharga, memperluas jaringan relasi, serta mempererat hubungan antar program studi sastra daerah se-Indonesia dalam menggali, mengembangkan, dan melestarikan kebudayaan Indonesia yang kaya dan beragam.
Indonesia beragam, Imbasadi menyatukan.
PANGKUR
Karya MahasiswaMacapatMahasiswa Selasa, 13 September 2022
Dening: Hafidh Ahmad
Miwiti pangkur kang sekar
Mula buka isi alam sakalir
Samodra darat lan gunung
Langit uga akasa
Kabeh mau ciptaning kang Maha Agung
Kalebu uga manungsa
Makhluk dharat lan jaladri
Kabeh mau wus cinipta
Kang minangka kanggo makhluk sakalir
Iku kodrate ywang Agung
Samya mat sinamatan
Janma kewan watu uga tanem tuwuh
Janma ingkang pinasrahan
Lestarining alam kabir
DYAH AYU
GeguritanKarya MahasiswaMahasiswa Rabu, 7 September 2022
Oleh: Ahmad Nur Astha
Tansah katon aneng netra
Eseman lan gemuyu
Ora bisa dilalekake
Tansah kelingan saben dinane
Wayah dalu durung bisa nendra
Wewayangan mung kumanthil ing sotya
Inten kang dadi pepundhen
Sing tak antu nganti tekan saklawase
Dhuh dyah ayu
Tulung ngertenana rasaku
Tulus suci mung kanggo sliramu
Tekaning pati tak jaga tresnamu
JUMPA PERTAMA MAHASISWA BARU 2022
BeritaKarya MahasiswaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Jumat, 26 Agustus 2022
Kamis (4/8/2022), menjadi kali pertama bagi mahasiswa baru Fakultas Ilmu Budaya untuk mengenal program studi mereka masing-masing. Hal ini menjadi salah satu agenda dari Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru Kampung Budaya 2022 yaitu dalam sesi keprodian. Pada sesi tersebut, para mahasiswa baru dikenalkan dengan berbagai hal yang terkait dengan program studi mereka masing-masing, seperti pengenalan dengan dosen pengajar, pengenalan dengan mata kuliah yang akan dipelajari, pengetahuan tentang pesngisian Kartu Rancangan Studi, dan sebagainya. Kegiatan tersebut dilakukan salah satunya oleh mahasiswa baru program studi Sastra Jawa 2022.
Pada sesi tersebut, mahasiswa baru Program Studi Sastra Jawa mendapat sambutan yang hangat dari ketua Program Studi Sastra Jawa, Dr. Daru Winarti, M.Hum. beserta dosen pengajar yang lain seperti Nurmalia Habibah, M.A., Imam Prakoso, S.S., M.A., Rudy Wiratama, S.I.P, M.A., dan Bima Slamet Raharja, S.S., M.A. Sesi keprodian tersebut diawali dengan sambutan dari Ibu Daru Winarti dan dilanjutkan dengan pengenalan dosen pengajar, termasuk dosen pengajar yang saat ini sedang menempuh studi di luar negeri seperti Zakaria Pamuji A., S.S., M.A. Beliau-beliau yang saat ini berada di luar negeri ikut serta menyambut mahasiswa baru Program Studi Sastra Jawa melalui media zoom meeting.
Selain sambutan dari dosen pengajar, mahasiswa baru Sastra Jawa juga mendapat sambutan yang hangat dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Sastra Jawa, yang biasa disebut Kamastawa. Beberapa mahasiswa yang tergabung dalam pengurus himpunan turut serta meramaikan kegiatan tersebut. Banyak hal yang disampaikan oleh bapak ibu dosen pada sesi keprodian kala itu. Mulai dari pesan untuk terus belajar dengan giat, ikut serta melestarian kebudayaan Jawa, hingga pesan untuk selalu menjaga nama baik Program Studi Sastra Jawa. Meskipun tergolong singkat, namun kesempatan tersebut menjadi momen yang sangat berharga untuk mahasiswa baru Sastra Jawa.
SASTRA JAWA BERBAGI DAN SASTRA JAWA MENGAJAR
BeritaKarya MahasiswaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Selasa, 9 Agustus 2022
Sabtu, (6 Agustus 2021), divisi Sosial Masyarakat, Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa (Kamastawa) melaksanakan kegiatan Sastra Jawa Berbagi dan Sastra Jawa Mengajar. Kegiatan tersebut merupakan program kerja yang diinisiasi oleh divisi Sosial Masyarakat HMJ Kamastawa. Pada kegiatan tersebut, pelaksanaan kegiatan tidak hanya dilakukan oleh divisi Sosial Masyarakat saja, namun pelaksanaannya dibantu oleh divisi Keilmuan sebagai divisi yang mengimplementasikan bidang ilmunya di program Sastra Jawa Mengajar.
Kegiatan Sastra Jawa Berbagi dan Sastra Jawa Mengajar dilaksanakan di panti asuhan Rumah Buah Hati yang terletak di Gg. Surya No.24, Jomblangan, Banguntapan, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Panti asuhan tersebut, memiliki anak asuh sebanyak 23 orang dengan rentang usia balita hingga remaja dan pengasuhnya sebanyak 7 orang. Adapun sebagian besar penghuni panti asuhan Rumah Buah Hati adalah anak-anak yang berasal dari daerah Indonesia timur.
Pada hari tersebut, rangkaian kegiatan dimulai dengan program Sastra Jawa Mengajar. Diawali dengan perkenalan dengan anak-anak panti asuhan, lalu dilanjutkan dengan kegiatan mendongeng, yang dilakukan oleh Maria, salah satu anggota divisi Sosial Masyarakat. Setelah itu, dilaksanakan tanya jawab seputar dongeng yang telah diceritakan kepada anak-anak panti asuhan. Antusias yang diberikan anak-anak panti asuhan sangat terasa dari awal kegiatan mendongeng hingga sesi tanya jawab. Tidak hanya itu, setelah kegiatan tanya jawab, teman-teman HMJ Kamastawa juga mengajak anak-anak di panti untuk melakukan relaksasi dengan saling memijat antar teman. Selain itu juga juga dilanjutkan dengan tanya jawab seputar cita-cita yang ingin mereka raih dan diakhiri penyerahan bantuan dari HMJ Kamastawa beserta foto bersama.
Antusiasme yang diberikan anak-anak panti tidak hanya terlihat di awal kegiatan saja, namun sampai akhir kegiatan, bahkan sampai teman-teman HMJ Kamastawa berpamitan, mereka masih terlihat bersemangat. Apalagi, dengan hadiah-hadiah kecil yang diberikan untuk setiap mereka yang ada di panti asuhan tersebut yang menambah antusiasme yang mereka tunjukkan. Meskipun bantuan yang diberikan tidak banyak, namun harapan dan doa yang besar dari HMJ Kamastawa selalu ada di setiap hal yang diberikan melalui program kerja Sastra Jawa Berbagi dan Sastra Jawa Mengajar.
PEPUJANING ATI
GeguritanKarya MahasiswaMahasiswa Selasa, 19 Juli 2022
Dening: Ahmad Nur Astha
Nalika sepisan ketemu karo sliramu
Tak sawang esem lan gemuyumu
Sing nambahi kangen sedina ora ketemu
Datan sakedhep yen nyawang netramu
Tak gandheng tanganmu
Nyawang ilining banyu
Tak ungkapake rasaku
Rasa tresna marang sliramu
Sineksen endahe lampu tengah kutha
Sliramu kandha yen bakal tresna
Nalika wayah wengi sing ngancani ngucap janji
Mendhung ing mega uga melu hanyekseni
Duh pepujaning ati
Amung sliramu sing tansah tak anti
Rina lan wengi
Tan bisa merem senadyan wus nyandhak madya ratri
LILIN PUTIH
CerkakKarya MahasiswaMahasiswa Rabu, 13 Juli 2022
Dening: Anggra Dini
Ing sawijining dina, Sinta Dewi, Mbakyu ku sing paling ayu dhewe, ngajak aku menyang daleme Budhe Rini kanggo nyuwun ajar matematika. Mbak Sinta pancen lare sing pinter, dheweke mesthi pikantuk biji sing apik. Saiki Mbak Sinta wis paring yuswa 18 taun. Dheweke sekolah ing SMA 1 Mlati.
“Tika, ayo melu mbak menyang daleme Budhe Rini.” dhawuhe Mbak Sinta.
“Mangga Mbak Sin, aku ndherek Mbak Sinta. Nanging, ana apa Mbak kok kesah daleme Budhe?” pitakonku.
“Mbak kepingin nyuwun warah saka Budhe Rini, amarga biji matematika Mbak wingi mudhun.” wangsulane Mbak Sinta.
“Nggih Mbak, mangga, aku ndherek Mbak Sinta wae.” clathuku.
“Aja lali gawe jaket ya Tik, amarga awakedhewe bakal bali bengi. Mbak ya uwis matur marang Bapa karo Ibu yen awakedhewe menyang daleme Budhe Rini.”
“Siap Mbak Sinta.”
Dadi adhine Mbak Sinta pancen nyenengake. Dheweke apikan, pangerten marang adhine, lan luhur budine. Ananging, kadhang aku mesakake marang slirane. Saben dina kudu sinau lan ajar bab kang durung bisa dimangerteni supaya ora didukani bapa lan ibu, lan bisa maringi tuladha sing apik marang adhine. Dadi Mbak Sinta pancen ora gampang, ananging dheweke bisa ngadhepi sakabehing prakara.
Aku lan Mbak Sinta pancen cedhak saka cilik amarga ibu lan bapa nyambut dadi dosen ing Universitas Gadjah Mada, saengga wekdal sing diduweni bapa lan ibu ing omah mung wanci bengi lan nalika prei. Masiya ing omah mung wanci bengi lan nalika prei, ananging bapa lan ibu saestu tresna marang aku lan Mbak Sinta. Apa wae sing dibutuhake putrane mesthi disedyakake. Nanging bapa lan ibu duweni pangajab kanggo putrane. Apa wae sing uwis diparingake kuwi ya kanggo paring semangat ing laku ngangsu kaweruh. Aja nganti kabeh sing wis diparingi malah ndadekake lena ing laku.
Nalika teka ing daleme Budhe Rini, Mbak Sinta sinau kanthi setiti. Ing kono aku ya ora mung meneng wae, ananging uga melu ngangsu kaweruh.
“Assalamualaikum Budhe Rini, kula Sinta lan Tika, Budhe.” Mbak Sinta uluk salam nalika teka.
“Waalaikumsalam Ndhuk, ayo mlebu rene.” Budhe Rini ngutus aku lan Mbak Sinta mlebu daleme Budhe.
“Inggih Budhe.”
“Kok dingaren ora karo Bapa lan Ibumu, durung pada bali apa kepiye?” pandangone Budhe Rini.
“Inggih Budhe, Bapa lan Ibu dereng kondur, saengga kula kaliyan Dhik Tika sowan piyambak.” wangsulane Mbak Sinta.
“Woalah mangkono ta, yawis dimimik dhisik kuwi es sing wis dak siapake, enak lho kuwi, Budhe dhewe sing gawe.” ngendikane Budhe Rini.
“Inggih Budhe, kula mimik nggih.” celathuku.
“Iya wis ta, yen kurang dak gawekake maneh.”
Sawise mimik es sing wis digawekake Budhe Rini, Mbak Sinta nyuwun ajar bab matematika sing durung bisa dimangerteni dening Mbak Sinta. Aku uga melu sinau lan ajar bab matematika. Budhe Rini pancen wasis bab matematika, amarga dheweke lulusan S3 matematika.
“Budhe, badhe nyuwun pirsa, menika kok saged pikantuk asil sekawanlikur kados pundi nggih Budhe?” Mbak Sinta tangklet marang Budhe Rini.
“Sik-sik, dak delenge soale ya Ndhuk… Oalah, ngene lho iki, kene Budhe nyuwun kertas sing isih durung ana isine.”
“Mangga Budhe kertasipun.” wangsulane Mbak Sinta.
……
“Ngono Ndhuk cara mangsuli soale kaya ngono. Saiki coba dijajal soal sing padha ya.” ngendikane Budhe Rini marang Mbak Sinta.
“Inggih Budhe, siap.”
“Budhe, kula inggih badhe nyuwun ajar bab matematika menika, kula mboten saged nggarap lho Budhe.” celathuku marang Budhe Rini.
“Kene-kene Ndhuk cah ayu, kaya apa ta angele kok ponakane Budhe iki ora bisa mangsuli?”
“Woalah, iki carane kaya ngene lho Ndhuk, digatekake yaa.”
……
“Woalah makaten Budhe, kok gampil nggih hehehe.”
“Lha iya ta, Tika mung kurang setiti wae nalika ngerjakake. Mula kudu luwih setiti ya. Wis kono dijajal soal sing liyane.”
“Inggih siap Budhe.” celathuku.
Sawise ngangsu kaweruh menyang Budhe Rini, aku lan Mbak Sinta pamit arep mantuk amarga ya uwis bengi.
“Budhe, kula kaliyan Dhik Tika pamit wangsul nggih, benjing kula kaliyan Dhik Tika sowan daleme Budhe malih.” Mbak Sinta pamit marang Budhe Rini.
“Iya Ndhuk, cah ayu ayu. Ati-ati ya yen bali. Aja lali ngajak bapa lan ibumu ya yen arep rene. Budhe uga titip salam kanggo bapa lan ibumu ya.”
“Inggi Budhe, siap. Pamit rumiyin nggih Budhe. Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam Ndhuk.”
Aku lan Mbak Sinta gegojegan ing sadawane dalan, ananging ana salah sawijining tuladha sing agawe aku trenyuh.
“Mbak Sinta dhek mau maeme akeh apa ora?”
“Ora Tik, Mbak Sinta mung maem saithik, amarga masakane Budhe Rini pedhes hehe.”
“Aku ya iya e Mbak, Tika kepingin tuku ayam kentaki ing cedhak omahe awake dhewe, Mbak Sinta kersa ora?” pitakonku.
“Wah ayo wae Tik. Sarujuk Aku.”
“Yeay, mangga Mbak.”
“Woiya Dhik, Mbak Sinta duwe pesen kanggo Tika.”
“Apa Mbak?”
“Saka Mbak Sinta, Tika kan ngerti yen saya suwe lan saya dhuwur olehe ngangsu kaweruh kuwi saya angel lakune. Mbak Sinta pesen marang Tika, kudu tetep bisa lumaku ing dalan sing bener, aja nganti gawe duka bapa lan ibu. Tika kudu bisa dadi lilin putih ing satengahing pawongan akeh.”
“Lilin putih? Tika ora ngerti maksud ngendikane Mbak Sinta?”
“Maksude lilin putih kuwi kaya ngene lho Tik, awake dhewe kudu bisa dadi pawongan sing bisa migunani kanggo liyan. Kapinteran sing kok duweni kuwi kudu bisa migunani uga kanggo awakmu utawa kanggo liyan. Aja dadi bocah pinter sing kuminter.”
“Terus lilin putih kuwi kepiye Mbak?”
“Maksude mangkene, awake dhewe kudu bisa dadi lilin putih sing migunani, masiya cilik, dheweke bisa madhangi panggonan sing peteng. Wis ngerti saiki?”
“Woalah nggih Mbak Sinta, Tika ngerti apa maksud ngendikane Mbak Sinta. Yen Mbak Sinta kersa, Tika nyuwun Mbak Sinta terus paring piwulang ya yen Tika rumangsa kangelan utawa Tika ana salah.”
“Iya Dhik, Mbak Sinta kan tresna marang Tika. Mbak Sinta bakal terus ngelingake Tika yen Tika salah lan bakal ngancani Tika yen Tika butuh Mbak Sinta.”
“Matur nuwun Mbak Sinta.”
Kaya sing uwis dak critakake, Mbak Sinta pancen uwong sing apikan lan tresna marang adhine. Mula kuwi, ora mokal yen akeh uwong seneng marang budi luhur sing diduweni Mbak Sinta. Saka Mbak Sinta, aku nyinau akeh bab ing laku salaku.
---Cunthel---
YOUTUBER KONDHANG
CerkakKarya MahasiswaMahasiswa Kamis, 7 Juli 2022
Dening: Yulian Pamungkas
Ing Kutha Tulungagung ana bocah enom jenenge Agus. Urip wong loro karo ibune, amarga bapake wis seda nalika agus isih SD. Agus duwe kanca cedhak, jenenge Ipan. Agus dadi bocah kang bodho lan nakal. Dheweke duweni pakulinan seneng balapan liar saben bengi lan yen menang dheweke seneng ngentekake dhuwit kanggo mendem. Senajan Agus kuwi bocahe nakal, nanging dheweke isih sembada, amarga katrampilane bisa agawe dheweke kapilih dadi pasarta lomba makili Kutha Tulungagung lan menang ing kancah balapan montor Provinsi Jawa Timur. Agus duweni akeh prestasi saka balapan masiya dheweke ora tamat anggone sekolah.
Ing taun 2020 sak dunya kena pageblug Corona. Kabeh kagiyatan akeh sing dibatalke lan akeh para buruh uga karyawan kang dipecat saka papan pagaweyane. Agus bingung amarga dheweke nganggur ora duwe bayaran. Agus biasane oleh dhuwit saka balapan lan nyambi ngewangi tanggane giling tebu.
“Gus, Ibuk ora bisa nempur amerga dhuwit olehmu menehi wis entek.” sambate ibune Agus.
“Banjur kepiye Buk? Njuk ora bisa madhang dina iki?” Agus mangsuli ibune.
“Ya ora bisa Gus, coba mubenga, goleka panggaweyan supaya ana dhuwit kanggo nempur.”
“Nggih Buk.”
Agus mubeng desa, takon-takon panggaweyan marang tangga lan kancane. Muspra, kabeh sing ditakoni Agus padha ora bisa menehi panggaweyan. Agus leren ing pos rondha cedhak omahe. Ing pos rondha kono ya ana Ipan.
“Seka ngendi Gus kok sajake ketok kesel?” takone Ipan.
“Golek panggaweyan Pan, kowe saiki kerja apa?” Agus genti takon.
“Halah padha wae Gus, teplok covid-19 kae ya rung ana gaweyan maneh.” wangsulane Ipan
“Lha terus apa solusimu?” Agus takon menyang Ipan.
“Mbuh ya, apa coba adewe mara ning omahe Modin, menawa dheweke ana solusi.” wangsulane Ipan.
“Sip, yoh lek ngono, saiki wae ya ndak kesoren.”
Agus lan Ipan banjur budhal menyang omahe Modin. Tekan omahe Modin, Agus lan Ipan langsung sambat yen lagi susah ora duwe panggaweyan.
“Din, kowe duwe panggaweyan kanggo aku ro Ipan ora? Apa wae aku gelem tinimbang blas ora kerja.” sambate Agus.
“Hooh Din, nyuwun tulung banget iki, makku karo make Agus wis ora kuat nempur.” Ipan ngimbuhi.
“Piye ya Gus, Pan. Pancen iki jamane angel. Aku dhewe ya bingung karo kahanan sing kaya saiki.” wangsulane Modin.
“Wis ta Din sembuarang pokoke, tinimbang ra ana blas mengko makku malah tambah ngamuk yen aku ora oleh panggawean.” Ipan ngeyel.
“Yawis-yawis. Sakjane aku kepingin bangun channel youtube.” Modin mangsuli.
“Ha piye kuwi, youtube ki kepiye?” Agus takon merga bingung.
“Sik ta Gus, aja nyela sek ben dijlentrehake karo Modin.” Ipan nyeneni Agus.
“Dadi adewe gawe video drama kehidupan ngono, njuk mengko diunggah ning youtube. Mengko yen akeh sing nonton adewe isa oleh dhuwit teka youtube.” wangsulane Modin.
“Oke siap, gasss pokoke.” Agus sarujuk.
“Aku ya sarujuk.” Ipan sarujuk.
“Tapi ana syarate, yaiku kowe-kowe kabeh kudu leren lek mendem karo main judi. Dhuwite kudu dicelengi saengga yen kepthuk kahanan angel kaya ngene iki isih ana dhuwit.”
“Iya, siap laksanakan bos.” wangsulane Agus karo Ipan bareng.
Agus, Ipan, lan Modin awit anggone gawe video. Senajan mung nganggo piranti sak anane tapi dheweke padha tlaten. Katlatenan iku mau duweni asil, yaiku video-ne Agus lan Ipan viral. Modin minangka sutradara, produser, lan kameramen ya ora keri melu kondhang amarga pakaryane sing apik banget. Agus lan Ipan saya suwe saya kondhang lan akeh omah produksi film sing padha ngajaki main film bioskop. Modin yo semana uga dadi sutradara kang kondhang ning Indonesia.