Enam mahasiswa Sastra Nusantara Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang tergabung dalam Sanggar Sastra Jawa Yogyakarta (SSJY) memanggungkan sandiwara radio di Balai Bahasa DIY, Senin (19/10) malam. Mereka membawakan naskah karya Handung Kussudyarsono berjudul “Isih Jembar Kalangane” dari buku kumpulan naskah Sandiwara Jenaka KR. Karena formatnya sandiwara radio, para pendukung cerita hanya duduk membaca naskah. Enam orang membaca dialog tokoh cerita, sedangkan seorang lainnya membaca narasi. Untuk menghidupkan suasana, pemanggungan diiringi gamelan. Sebelum menyajikan “Isih Jembar Kalangane”, mahasiswa UGM terlebih dahulu memanggungkan “Layangan Tatas” karya Margareta Widhi Pratiwi yang malam itu juga hadir untuk menyaksikan naskahnya dipanggungkan. Dialog dan narasi lakon ini beberapa kali mengundang tawa hadirin. Pemanggungan sandiwara radio tersebut merupakan bagian dari Pekan Bahasa dan Sastra DIY yang berlangsung Senin-Sabtu (19-24/10) dengan berbagai kegiatan, seperti sarasehan kebahasaan dan sastra serta lomba kebahasaan dan sastra. Menurut Koordinator Pekan Bahasa dan Sastra DIY yang juga ketua SSJY, Yohanes Adhi Satiyoko, pemilihan naskah dari Jenaka KR, karena tahun 1980-an Jenaka KR dekat di hati masyarakat dengan tokoh-tokohnya seperti Handung Kusudyarsono, Suwariyun dan lain-lain. “Saya merasa senang, karena yang hadir dalam kegiatan ini hampir semuanya generasi muda. Ternyata Sastra Jawa tetap melekat di hati anak muda,” ungkapnya. Selain naskah drama, juga disajikan pemanggungan ‘cerita cekak’ berjudul “Sandhal Goreng” karya Stella, mahasiswa UGM yang juga alumni Bengkel Sastra Jawa Balai Bahasa DIY. Ada pula cerita tentang hantu, berjudul “Pocongan Numpak Pit Modifikasi” karya Harya Widada yang dibawakan secara monolog oleh Mas Lurah Citra Panambang (Bagus Febrianto) yang mengakhiri pergelaran malam itu. Pada awal pementasan, tampil mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang tergabung dalam Sanggar Gandewa, menyajikan ‘acapela geguritan’. Supriyanto dari Sanggar Bantul juga membaca geguritan untuk mengisi jeda setelah pemanggungan “Isih Jembar Kalangane”. (Sumber: KR 21/10)