- Beranda
- Berita
- hal. 10
Berita
Studi Banding Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM dengan Program Studi Sastra Bali UNUD
Karya MahasiswaKegiatan MahasiswaSDGSBeritaMahasiswa Kamis, 9 Maret 2023
Yogyakarta–Kegiatan studi banding antara Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Program Studi Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana (UNUD), berhasil dilaksanakan dengan baik. Acara tersebut digelar secara bauran pada Rabu, 8 Maret 2023 di ruang Auditorium Soegondo lantai 7 dengan suasana yang penuh kebersamaan.
Kegiatan studi banding ini dibuka dengan penampilan Tari Pudyastuti yang ditampilkan oleh para mahasiswi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM. Penampilan selanjutnya yakni Gita Pangendag Budhi Citta yang dipersembahkan oleh mahasiswa dan mahasiswi Sastra Bali UNUD.
Setelah pembukaan yang meriah tersebut, acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi. Berbeda dengan kuliah umum ataupun seminar, pemateri berasal dari pihak mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa Sastra Bali UNUD dan mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM secara bergantian memaparkan materi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Selepas pemateri selesai memaparkan semuanya, acara diteruskan dengan dibukanya sesi tanya jawab. Pada sesi ini, peserta yang hadir menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan dalam sesi tanya jawab. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menggambarkan ketertarikan dan keingintahuan peserta dalam memahami lebih dalam mengenai sastra dan budaya dari kedua daerah tersebut.
Tari Joged yang dipersembahkan oleh mahasiswi Sastra Bali UNUD dapat mencairkan suasana acara dan dilanjutkan dengan pemberian sertifikat dari masing-masing universitas. Kegiatan studi banding diakhiri dengan dilakukannya foto bersama sebagai bukti kebersamaan dan hubungan yang terjalin.
Kegiatan studi banding ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Bali UNUD dan Keluarga Mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM. Melalui kegiatan ini, diharapkan terjalin hubungan yang lebih erat antara kedua program studi dan universitas, serta peningkatan pemahaman dan wawasan peserta mengenai sastra dan budaya daerah, khususnya budaya Jawa dan budaya Bali.
Kabinet Candrabirawa, Kabinet Kamastawa Periode 2023-2024
Kegiatan MahasiswaSDGSBeritaMahasiswa Senin, 20 Februari 2023
Yogyakarta (17/02/2023) - Kabinet Candrabirawa telah resmi dilantik sebagai Kabinet HMJ Kamastawa (Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa) untuk periode 2023-2024. Kabinet ini merupakan penerus dari Kabinet Cakra Manggala, yang telah menjabat sebagai pengurus HMJ Kamastawa pada periode 2022/2023.
Nama “Candrabirawa" diambil dari sebuah 'ajian' dengan nama yang sama dan terkait dengan tokoh pewayangan bernama Prabu Salya. Dalam kisah pewayangan, ajian Candrabirawa dikisahkan memiliki kekuatan untuk mengeluarkan buta atau raksasa. Jika darah dari buta tersebut menyentuh tanah, maka akan memunculkan buta-buta kecil yang baru.
Simbol darah tersebut melambangkan keringat hasil kerja keras dari setiap pengurus HMJ Kamastawa, yang setiap tetesnya mampu memunculkan semangat baru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Kepengurusan Kabinet Candrabirawa dipegang oleh mahasiswa aktif program studi S1 angkatan 2021 dan 2022. Jumlah pengurus harian Kabinet Candrabirawa berjumlah 44 orang yang terdiri dari :
- Ketua : Adjit Royan Mustafa Ganda Sukma
- Wakil : Monica Tia Rissandy
- Sekretaris :
- Laksita Amero Farhaty
- Dhiny Maulina Mahanani
- Bendahara :
- Novita Nurhasanah
- Arin Lestari
- Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
- Koordinator : Sabila Aya Putri Erninda
- Anggota :
- Kenyo Kartiko Wengi
- Endar Sasmito Aji
- Nanda Fitri Riyantika
- Divisi Relasi Publik dan Organisasi (RPO)
- Koordinator : Ahmad Nur Astha
- Anggota :
- Idharul Huda
- Nurma Aisyah
- Achilla Chillava Acacia
- Saktia Hidayah
- Amtenaring Gulang
- Gilang Cahyo Nusantara
- Divisi Sosial Masyaarakat (Sosmas)
- Koordinator : Arum Anggraeni
- Anggota :
- Faradilla Putri Margaretha
- Novalia Hidayatus Sholihah
- Clara Cinta Zaneta
- Alfonsus Dipa Wicaksana
- Haryo Untoro
- Divisi Media dan Informasi (Medinfo)
- Koordinator : Geovanna Nathania Yolanda
- Anggota :
- Hanundita Salma
- Tho Bagus Dhani Saputra
- Ignatia Githa Sekar Pramesti
- Divisi Keilmuan
- Koordinator : Fazi Arifin Pradana
- Anggota :
- Rafael Raga Budi Panuntun
- Nanda Nursa Alya
- Fauzan Adi Fadlurrahman
- Muhammad Siswoyo
- Divisi Kewirausahaan dan Logistik (Kewirugistik)
- Koordinator : Inayah Milati
- Anggota :
- Amining Tyas Supratnawati
- Dhia Camallia Ramadhani Zain
- Ajeng Tri Pramesti Wulandari
- Divisi Minat dan Bakat (Mikat)
- Koordinator : Muhammad Khrisna Pangestu Wardana
- Sub-divisi Seni
- Sub-koordinator : Eugenia Rajane Tetabuhan
- Anggota :
- Kintan Dewinta Putri
- Aufa Fairuzdhiar Virgianza
- Bima Muslih Wicaksono
- Sub-divisi Olahraga
- Sub-koordinator : Hafidh Ahmad Haritama
- Anggota :
- Muhammad Khoirun Nafi’
- Anggit Galuh Ajar Amanah
Dengan telah ditetapkannya program kerja yang matang dan mendapat bimbingan dari pembina, yaitu Imam Prakoso, S.S., M.A., diharapkan HMJ Kamastawa Kabinet Candrabirawa dapat membawa nama baik Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Selain itu, Kabinet Candrabirawa diharapkan memberikan kontribusi yang optimal dalam berbagai kegiatan dan acara di lingkungan kampus serta dapat meneruskan semangat perjuangan dari kabinet-kabinet periode sebelumnya.
Selamat dan sukses untuk Kabinet Candrabirawa dalam mewujudkan program-programnya!
Serah Terima Jabatan Himpunan Mahasiswa Jurusan Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa (HMJ Kamastawa) Periode 2023/2024
Kegiatan MahasiswaSDGSBeritaMahasiswa Senin, 20 Februari 2023
Yogyakarta, 17 Februari 2023 – Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menyelenggarakan serah terima jabatan (sertijab) Himpunan Mahasiswa Jurusan Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa (HMJ Kamastawa) untuk periode 2023/2024. Acara berlangsung dengan khidmat di Ruang 404 Gedung Margono, lantai 4.
Pukul 15.30 WIB, acara sertijab dimulai dengan pembukaan oleh Kintan Dewinta Putri sebagai Master of Ceremony (MC) yang diikuti dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada. Dr. Daru Winarti, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Bahasa, Sastra, dan Jawa memberikan sambutan pada kesempatan tersebut. read more
Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 1286/UN1.P/KPT/HUKOR/2022, Program Studi Sastra Jawa secara resmi mengubah namanya menjadi Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Perubahan nama Program Studi tersebut terjadi pada Senin, 28 November 2022. Namun, pergantian nama Program Studi ini bukanlah kali pertama terjadi. Dalam sejarahnya, perkembangan Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa tidak akan dapat dilepaskan dari kesejarahan dari Universitas Gadjah Mada itu sendiri.
Merujuk pada artikel Mengenal Jurusan Sastra Nusantara Sastra dan Kebudayaan UGM oleh Prof. Dr. Darusprapta (1980), pada tahun 1946 terdapat yayasan bernama “Jajasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada” di Yogyakarta yang memiliki dua bagian:
- Faculteit Hukum dan Ekonomi, dengan ketua Prof. Dr. Djaka Soetana.
- Faculteit Sastra, Filsafat, dan Kebudayaan, dengan ketua Prof. Dr. R. Prijana.
Pada masa itu, kuliah-kuliah yang diselenggarakan belum menggambarkan jurusan-jurusan tertentu. Meskipun demikian, mata kuliah Bahasa dan Sastra Jawa Baru dan mata kuliah Bahasa dan Sastra Jawa Kuna yang dirangkap dengan mata kuliah Bahasa Sanskerta telah diberikan.
Namun, pada akhir tahun 1946 hingga akhir tahun 1949, perkuliahan dihentikan karena Yogyakarta diduduki militer Belanda. Pada akhir tahun 1949, “Jajasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada” bergabung dengan Sekolah Tinggi Tehnik di Jetis, Yogyakarta; Sekolah Tinggi Kedokteran di Klaten; dan Sekolah Tinggi Ilmu Politik di Sala, menjadi Universitit Negeri Gadjah Mada. Penggabungan tersebut diresmikan pada tanggal 19 Desember 1949, yang kemudian ditentukan sebagai tanggal Dies Natalis-nya.
Setelah penggabungan tersebut, Fakultit Sastra, Pedagogik, dan Filsafat diresmikan pada tanggal 23 Januari 1951, dengan jurusan-jurusan sebagai berikut:
- Sastra Timur
- Sastra Barat
- Sejarah
- Ilmu Bumi
- Pedagogik
Pusat tempat kuliah bertempat di Bulaksumur, yang kemudian menjadi SD / SMP IKIP Yogyakarta. Pada tahun 1951 – 1955, Fakultit Sastra, Pedagogik, dan Filsafat, diketuai oleh Prof. Drs. Abdullah Sigit.
Pada tanggal 19-09-1955, untuk kelengkapan susunan Universitas Gadjah Mada, Fakultas Sastra, Pedagogik, dan Filsafat kemudian menjadi:
- Fakultas Sastra dan Kebudayaan
- Fakultas Pedagogik
- Fakultas Filsafat
Gedung Fakultas Sastra dan Kebudayaan berpusat di Dalem Wijilan, Yudanegaran 37, Yogyakarta. Fakultas Sastra dan Kebudayaan diketuai oleh Prof. Dr. RMNg. Poerbatjaraka pada tahun 1955-1960, yang juga merangkap sebagai Ketua Fakultas Sastra, Universitas Airlangga (Udayana). Fakultas dan Sastra kebudayaan memiliki beberapa jurusan sebagai berikut:
- Sastra Timur
- Sastra Barat
- Sejarah
- Ilmu Bumi
Pada jurusan Sastra Timur, terdapat sub-jurusan Sastra Indonesia dan sub-jurusan Sastra Jawa pada tingkat doktoral yang kemudian pada tahun 1958/1959 sub-jurusan Sastra Indonesia menjadi Jurusan Sastra Indonesia diketuai oleh Prof. Drs. Siti Baroroh Baried, dan sub-jurusan Sastra Jawa menjadi Jurusan Sastra Jawa diketuai oleh Dra. Sukesi Adiwimarta. Pada tingkat doktoral Jurusan Sastra Jawa, kemudian dibuka keahlian Jawa Baru dan keahlian Jawa Kuna. Pada Jurusan Sastra Jawa waktu itu terdaftar satu orang mahasiswa.
Prof. Dra. Siti Baroroh Baried lan menjadi dekan pada tahun 1962-1966 dan Jurusan Sastra Jawa diketuai oleh Drs. M. Ramlan yang merupakan sarjana lulusan pertama Jurusan Sastra Timur, Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (1958).
Pada tahun 1964, Sub-Jurusan Sastra Jawa pada Jurusan Sastra Timur meluluskan seorang sarjana dan pada tahun yang itu pula, Jurusan Sastra Jawa berubah nama menjadi Jurusan Sastra Nusantara dengan harapan agar jangkauan keilmuan yang dapat dicapai bertambah luas. Pada tingkat doktoral, terdapat tiga bidang keahlian pada Jurusan Sastra Nusantara, yakni:
- Filologi
- Sastra
- Ilmu Bahasa
Pada tahun 1965, gedung fakultas dipindahkan dari Dalum Wijilan Yudanegaran ke Karangmalang (sekarang komplek IKIP Negeri Yogyakarta). Pada tahun 1966, Jurusan Sastra Nusantara meluluskan seorang sarjana dengan keahlian Jawa Kuna.
Pada tahun 1967-1969, Jurusan Sastra Nusantara diketuai oleh Prof. Dr. Darusuprapto, yang merupakan sarjana dari Jurusan Sastra Timur (1964). Pada tahun 1970-1971, Jurusan Sastra Nusantara diketuai oleh Drs. Sumarti Suprayitna, sarjana lulusan Jurusan Sastra Timur (1960) yang memusatkan keahliannya dalam bahasa dan sastra Jawa Kuna.
Tanggal 1 Juli 1970, Fakultas Sastra dan Kebudayaan menempati gedung baru dalam Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur. Tahun 1972-1975, Jurusan Sastra Nusantara diketuai oleh Drs. RS. Subalidinata, sarjana lulusan Jurusan Sastra Nusantara yang pertama (th. 1969), dengan meluluskan seorang sarjana berkeahlian filologi.
Pada periode kepengurusan tahun 1976-1977 dengan Dekan Drs. Djoko Soekiman, dan Ketua Jurusan Darusuprapta, Jurusan Sastra Nusantara telah meluluskan empat orang sarjana. Pada periode kepengurusan berikutnya,tahun 1976-1979, dengan Dekan Drs. Djoko Soekiman dan 1980-1981 dengan Dekan Prof. Dr. Sulastin Sutrisno, Jurusan Sastra Nusantara diketuai oleh Dra. Sumarti Suprayitna.
Jurusan Sastra Nusantara telah menggunakan sistem kredit sejak tahun 1974. Pada tahun 1980, sistem kredit program S1 dan S2 mulai diterapkan dengan pembagian sebagai berikut:
- Studi Sarjana Muda dengan jumlah SKS 120
- Sarjana (S1) dengan jumlah SKS 160
- Pasca Sarjana (S2) dengan jumlah SKS 194
Dalam jenjang studi Sarjana (S1), terdapat pembagian keahlian Jawa Kuna, Jawa Pertengahan dan Jawa Baru dalam bidang studi Filologi, Sastra, dan Linguistik.
Berdasarkan pasal 2 dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 0553/0/1983 tentang Jenis dan Jumlah Jurusan Pada Fakultas di Lingkungan Universitas Gadjah Mada, Jurusan Sastra Nusantara kemudian resmi berganti nama menjadi Jurusan Sastra Daerah.
Pada tahun 2005, Jurusan Sastra Daerah kembali berubah nama menjadi Sastra Nusantara. Hal tersebut diikuti dengan berubahnya KMSD (Keluarga Mahasiswa Sastra Daerah) menjadi KAMASUTRA (Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara) pada 3 Maret 2005 (admin, 2014). Bukti perubahan tersebut juga dapat ditemukan pada Jurnal Humaniora UGM. Pada cover belakang Jurnal Humaniora Volume 17, Nomor 1, Februari 2005, nama jurusan ini masih tertera dengan Sastra Daerah. Namun, dalam cover belakang Jurnal Humaniora Volume 17, Nomor 2, Juni 2005, nama jurusan telah berubah menjadi Sastra Nusantara.
Berdasarkan lampiran II dalam Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 437/P/SK/HT/2010 tentang Penataan dan Penetapan Kembali Izin Penyelenggaraan Program Studi di Universitas Gadjah Mada yang dikeluarkan pada tanggal 5 Juli 2010, nama “Sastra Nusantara” masih secara resmi menjadi nama Jurusan hingga jangka waktu 20 November 2012.
Dalam wawancara dengan Imam Prakoso, S.S., M.A., dosen Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dengan fokus bidang studi Linguistik, pada tahun 2010 telah dilakukan pergantian sebutan “jurusan” menjadi “program studi”. Selain itu, beliau mengatakan bahwa memang program studi tetap bernama “Program Studi Sastra Nusantara”, namun terdapat tambahan berupa “Studi Sastra Jawa”.
Berdasarkan lampiran I dalam Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 1184/P/SK/HT/2012 tentang Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Program Studi Jenjang Diploma IV, Sarjana, dan Profesi di Lingkungan Universitas Gadjah Mada yang dikeluarkan pada tanggal 1 Oktober 2012, nama jurusan “Sastra Nusantara” kembali diperpanjang hingga jangka waktu 30 September 2016.
Kemudian, pada lampiran II dalam Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 1718/UN1.P/SK/HUKOR/2017 tentang Penamaan Program Studi di Lingkungan Universitas Gadjah Mada, yang dikeluarkan pada tanggal 16 November 2017, Program Studi Sastra Nusantara resmi berubah menjadi Program Studi Sastra Jawa.
Lalu, perubahan nama Program Studi dilakukan kembali sesuai dengan keterangan pada paragraf pertama, yakni pada tanggal 28 November 2022, sesuai pada lampiran I dalam Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 1286/UN1.P/KPT/HUKOR/2022, Program Studi Sastra Jawa resmi berubah nama menjadi Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa.
Berdasarkan wawancara dengan Ketua Program Studi Bahasa, Sastra dan Budaya, Dr. Daru Winarti, M.Hum., perubahan nama Program Studi Sastra Jawa menjadi Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dikarenakan pembahasan tentang “Jawa” tidak bisa hanya terkait kesastraannya saja, tetapi unsur kebudayaan juga terkandung di dalamnya.
Senada dengan pendapat tersebut, Rudy Wiratama S.I.P.,M.A., seorang dosen Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa yang berfokus pada bidang studi sastra, memaparkan bahwa aspek sastra tidak dapat dipisahkan dari aspek budaya. Bahkan menurut beliau, terbuka kemungkinan untuk penambahan minat bidang studi, yakni bidang studi budaya.
Untuk penjelasan lebih lanjut terkait alasan, uraian, gambaran ke depan, dan harapan terhadap Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dapat melalui tautan berikut.
Lini Masa
Berikut lini masa terkait nama resmi Program Studi ini dari masa ke masa:
- Faculteit Sastra, Filsafat, dan Kebudayaan (03 Maret 1946 – 18 Desember 1949)
- Jurusan Sastra Timur, Fakulteit Sastra, Pedagogik, dan Filsafat (23 Januari 1951)
- Jurusan Sastra Timur, Sub-Jurusan Sastra Jawa pada tingkat doktoral, Fakultas Sastra dan Kebudayaan (19 September 1955)
- Jurusan Sastra Jawa, Fakultas Sastra, Pedagogik, dan Filsafat (1958/1959)
- Jurusan Sastra Nusantara, Fakultas Sastra dan Kebudayaan (1964)
- Jurusan Sastra Daerah, Fakultas Sastra (1983)
- Jurusan Sastra Nusantara, Fakultas Ilmu Budaya (2005)
- Program Studi Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Budaya (16 November 2017)
- Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya (22 November 2022)
Daftar Pustaka
Admin. (2014, 3 Maret). Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara. FIB. https://fib.ugm.ac.id/keluarga-mahasiswa-sastra-nusantara.
Admin. (2023, 31 Juli). Sejarah. FIB. https://fib.ugm.ac.id/profil/sejarah#:~:text=Fakultas%20Ilmu%20Budaya%20berdiri%20sejak,1949%20sampai%2013%20Agustus%201950).
Musliichah. (2016). Sejarah Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM 1946-1982. Khazanah, 9(2). 46-56.
Suprapta, Daru. (Agustus, 1980). Mengenal Jurusan Sastra Nusantara, Sastra dan Kebudayaan UGM. Badrawada, I(12), 50-59.
Yogyakarta (10/01/2023) – Senin, 28 November 2022 menjadi momen bersejarah bagi Program Studi Sastra Jawa Universitas Gadjah Mada (UGM). Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 1286/UN1.P/KPT/HUKOR/2022, Program Studi Sastra Jawa secara resmi mengubah namanya menjadi Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa.
Perubahan nama Program Studi didasarkan pada Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 1718/UN1.P/SK/HUKOR/2017 tentang penamaan Program Studi di lingkungan Universitas Gadjah Mada dipandang tidak sesuai dengan perkembangan Program Studi di lingkungan Universitas Gadjah Mada sehingga perlu dicabut dan diterbitkan ketetapan yang baru. read more
Tiga Kejuaraan Berhasil Diraih Oleh Prodi Sastra Jawa UGM di Temu Budaya Nusantara 2022 Imbasadi
Karya MahasiswaKegiatan MahasiswaSDGSBeritaMahasiswa Kamis, 22 Desember 2022
Yogyakarta – Program Studi Sastra Jawa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil merebut tiga kejuaraan dalam ajang Temu Budaya Nusantara 2022 yang diselenggarakan secara daring oleh Program Studi Sastra Batak, Universitas Sumatra Utara (USU) pada tanggal 15 - 20 Desember 2022.
Kegiatan Temu Budaya Nusantara 2022 mengusung tema Aktualisasi Budaya Lokal dan Peran Generasi Muda, yang menekankan pada peran generasi muda dalam mempertahankan dan melestarikan budaya dan tradisi dalam arus globalisasi saat ini.
Dalam Temu Budaya Nusantara 2022 di USU, terdapat delapan macam perlombaan yang diadakan, antara lain Lomba Tari Nusantara, Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional, Lomba Komik Strip, Lomba Cipta dan Baca Puisi, Lomba Dokumenter Budaya, Lomba TikTok Nusantara, Lomba Esai Nasional, dan Lomba Podcast.
Program Studi Sastra Jawa UGM mengirimkan delegasinya yang terdiri dari Vighna Rivattyannur Hernawan (angkatan 2020) sebagai ketua delegasi, Nurma Aisyah (angkatan 2021), Bima Muslih Wicaksono (angkatan 2022), Nanda Fitri Riyantika (angkatan 2022), Muhammad Siswoyo (angkatan 2022), dan Wening Hidayati (angkatan 2022).
Berikut adalah tiga kejuaraan yang berhasil diraih oleh Prodi Sastra Jawa UGM:
- Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional
Vighna Rivattyannur Hernawan sebagai ketua dan Nurma Aisyah sebagai anggota delegasi berhasil menyabet gelar juara 1 dalam Karya Tulis Ilmiah Nasional. Karya tulis ilmiah mereka berjudul "Baita Adi: Aktualisasi Budaya Nusantara Melalui Alih Wahana Naskah ke Batik Sebagai Perisai dalam Menghadapi Masifnya Perkembangan Global (Sebuah Kajian Budaya)". Karya tulis ilmiah tersebut menitikberatkan tentang batik Baita Adi sebagai objek material yang mana motif dari batik tersebut dihasilkan dari alih wahana naskah Sestra Ageng Adidarma serta perspektif, peran, dan tantangan batik Baita Adi dalam perkembangan era globalisasi.
- Juara 2 Lomba Dokumenter Budaya
Bima Muslih Wicaksono berhasil meraih juara 2 dalam Lomba Dokumenter Budaya. Video dokumenter budaya yang dihasilkan olehnya mengangkat tema produksi tradisi batik tulis. Batik tulis adalah kain batik bergambar yang dalam proses penggambarannya masih dengan cara menuliskan malam pada kain. Lewat tangan pengrajinnya, batik tulis yang indah dan sarat akan filosofi ini masih tetap eksis dari gempuran berbagai kain bermotif batik yang dihasilkan oleh mesin.
- Juara 2 Lomba Esai Nasional
Muhammad Siswoyo meraih gelar juara 2 dalam Lomba Esai Nasional dengan judul esainya yang berjudul "Karsa Imbasadi: Cipta dan Inovasi Budaya Sebagai Upaya Pelestarian Nilai Tradisi Lintas Masa Pada Era Modernisasi". Esai ini membahas tentang peran para alumnus imbasadi yang menghadirkan beragam inovasi dalam melestarikan nilai tradisi di era modernisasi.
Keberhasilan Prodi Sastra Jawa UGM dalam meraih prestasi tersebut merupakan bukti komitmen mahasiswa Sastra Jawa UGM dalam mengapresiasi dan melestarikan kekayaan budaya dan tradisi di Indonesia. Selain itu, partisipasi mereka dalam Temu Budaya Nusantara Imbasadi 2022 diharapkan dapat memotivasi lebih banyak mahasiswa untuk mempelajari, mengapresiasi, dan melestarikan kebudayaan Indonesia yang kaya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam suksesnya acara ini, termasuk panitia, peserta, dan pendukung lainnya. Semoga Imbasadi dapat konsisten untuk terus menjadi wadah yang memberikan pengalaman berharga, memperluas jaringan relasi, serta mempererat hubungan antar program studi sastra daerah se-Indonesia dalam menggali, mengembangkan, dan melestarikan kebudayaan Indonesia yang kaya dan beragam.
Indonesia beragam, Imbasadi menyatukan.
Seminar “Pembacaan Ulang Kolofon Manuskrip, Arsip, Tinggalan Arkeologi, dan Tradisi Lisan Naskah-Naskah Skriptorium Merapi-Merbabu” Bersama Rendra Agusta, S.S., M.Sos.
BeritaKegiatan MahasiswaMahasiswaSDGS Jumat, 25 November 2022
Kamis (24/11/2022), Program Studi Sastra Jawa menyelenggarakan seminar bertajuk "Pembacaan Ulang Kolofon Manuskrip, Arsip, Tinggalan Arkeologi, dan Tradisi Lisan Naskah-Naskah Skriptorium Merapi-Merbabu" dilaksanakan di gedung Soegondo ruang 709, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Acara yang berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB ini dihadiri oleh mahasiswa Prodi Sastra Jawa UGM serta hadirin, khususnya yang tertarik dengan naskah-naskah skriptorium Merapi-Merbabu.
Seminar ini menghadirkan Bima Slamet Raharja, S.S., M.A., salah seorang dosen Sastra Jawa UGM, sebagai moderator. Lengkap dengan salah satu mahasiswi Sastra Jawa, Marsha Allifia Nadhira, sebagai Master of Ceremony (MC).
Pemateri pada acara ini adalah Rendra Agusta, S.S., M.Sos., seorang peneliti dan pemerhati naskah-naskah kuno dalam fokus bidang Jawa Kuna dan Jawa Baru. Beliau juga merupakan pendiri dari Strada Institute, sebuah komunitas yang bergerak dalam penelitian independen terkait isu pelestarian, pengembangan, dan pemanfaatan obyek kebudayaan berbasis teks baik manuskrip ataupun prasasti. Dalam seminar ini, Rendra Agusta, S.S., M.Sos., membimbing para peserta untuk berkenalan dengan naskah-naskah skriptorim Merapi-Merbabu dan mengeksplorasi jejak tradisi dan nilai kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.
Salah satu hal menarik yang disampaikan beliau adalah tentang istilah naskah-naskah Merapi-Merbabu itu sendiri. “Istilahnya berubah-ubah. Mulai dari naskah-naskah Merbabu, naskah Merbabu-Merapi, kemudian di katalog ditulis Merapi-Merbabu” demikian disampaikan oleh Rendra Agusta, S.S., M.Sos. “Penyebutan yang belakangan ada di disertasi Abimardha (Dr. Abimardha Kurniawan, M.A.) yang menyebutnya dengan naskah-naskah pegunungan, karena naskah-naskah ini tidak hanya ditemukan di Merapi-Merbabu, juga di Lawu, Wilis, Telomoyo, Andong, Ungaran , dan kemungkinan lebih luas lagi.” Lanjut beliau.
Setelah Rendra Agusta, S.S., M.Sos., selesai dengan pemaparannya, sesi pertanyaan dibuka oleh oleh moderator. Peserta seminar sangat antusias dalam mengikuti acara ini, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada pemateri pada sesi pertanyaan.
Dengan diselenggarakannya seminar ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta tentang kolofon naskah-naskah skriptorium Merapi-Merbabu sebagaimana yang disampaikan oleh Arsanti Wulandari S.S, M.Hum., dalam sambutan perwakilan ketua prodi.
“Harapan bagi kami bagi Prodi Sastra Jawa, dengan paparan yang akan disampaikan oleh Mas Rendra pada hari ini, kita akan belajar dengan melihat dan mengetahui seperti apa kolofon-kolofon yang ada, melacak ada di mana letak kolofon-kolofon itu dan dapat menangkap sebuah konsep dan konteks dari yang kita baca” ujar beliau.
Hari Wayang Dunia ke-VIII: Program Studi Sastra Jawa Mengadakan Kuliah Lapangan ke Institut Seni Indonesia Surakarta
Kegiatan MahasiswaSDGSBeritaMahasiswa Selasa, 8 November 2022
Program Studi Sastra Jawa Universitas Gadjah Mada mengadakan kuliah lapangan ke acara Hari Wayang Dunia ke-VIII yang diadakan di Pendopo Agung G.P.H.Joyokusumo, Institut Seni Indonesia Surakarta pada Sabtu, (5/11/2022). Peserta kuliah lapangan merupakan Mahasiswa Program Studi Sastra Jawa angkatan 2022 didampingi oleh dosen Sastra Jawa UGM, Rudy Wiratama, S.I.P., M.A.
Dalam rangka merayakan Hari Wayang Dunia ke-VIII, Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Surakarta) mengadakan pergelaran wayang selama tiga hari dari tanggal 4-6 November 2022. Tema yang diangkat pada tahun 2022 adalah "Mawayang Hayu: Wayang Moderasi dan Keberagaman". Acara tersebut merupakan perwujudan rasa cinta dan bangga terhadap seni wayang yang telah diakui UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia. Kisah Panji diangkat dalam acara ini sebab menurut Ketua Pelaksana Hari Wayang Dunia 2022, Cahyo Kuntadi, S.Sn., M.Sn., pada Pembukaan Hari Wayang Dunia ke-VIII, kisah asli Indonesia telah dimasukkan oleh UNESCO sebagai warisan ingatan dunia ini telah tersebar ke tanah air bahkan merambah hingga Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Filipina.
Dalam pelaksanaannya, para mahasiswa berkumpul di pintu selatan Fakultas Ilmu Budaya pada pukul 09.00 WIB dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan armada bus menuju Institut Seni Indonesia, Surakarta. Setelah sampai di sana, para partisipan menyaksikan beberapa pertunjukan wayang, yakni pergelaran wayang "Kluruke Jago Jenggala" oleh Ananda Danendra Kidung Sindhutama. Selanjutnya, partisipan menyaksikan Wayang Gedhog Gagrag Pakualaman "Guntur Segara Takon Bapa" oleh Ki Wahyu Prasetyo Aji dan Wayang Panji "Panji Gandrung" dengan gagrag Jawa Timuran oleh Kelana Ilham Firmansyah.
Pertunjukan Wayang Topeng Panji “Reraket” oleh Komunitas Arjasura menjadi penampilan terakhir yang disaksikan oleh para mahasiswa sebelum akhirnya para mahasiswa kembali ke Fakultas Ilmu Budaya sekitar pukul 20.30 WIB. Pengalaman tersebut sangat berkesan bagi mahasiswa Sastra Jawa karena mereka mendapatkan gambaran tentang peristiwa kebudayaan, khususnya pergelaran wayang.
Dengan dilaksanakannya kuliah lapangan ini, para mahasiswa diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman, serta menjadi sarana dalam mengembangkan kompetensi keilmuan. Selain itu, pengalaman tersebut dapat memberikan dampak positif dalam pengembangan keilmuan dan kecintaan para mahasiswa terhadap seni budaya Indonesia.
Kuliah Umum “Yogyakarta, Versailles of Java: Architectural History and the Making of Heritage City” Bersama Dr. Helene Njoto
Kegiatan MahasiswaSDGSBeritaMahasiswa Rabu, 28 September 2022
Jumat (23/09/2022), Program Studi Sastra Jawa berhasil menyelenggarakan kuliah umum dengan topik “Yogyakarta << Versailles of Java >> Architectural History and the Making of Heritage City” yang bertempat di gedung Soegondo ruang 709, Fakultas Ilmu budaya, Universitas Gadjah Mada. Kuliah umum ini berlangsung pada pukul 13.00 hingga 15.00 WIB dan dihadiri oleh mahasiswa Prodi Sastra Jawa UGM yang tertarik dan antusias dengan kesejarahan arsitektur Jawa Kota Yogyakarta.
Kuliah umum tersebut dipandu oleh Nurmalia Habibah, S.S., M.A., dosen Sastra Jawa UGM bidang studi filologi, sebagai Master of Ceremony (MC) dan Imam Prakoso, S.S., M.A., dosen Sastra Jawa UGM bidang studi linguistik, bertindak sebagai moderator.
Pemateri pada acara ini adalah Dr. Helene Njoto, seorang peneliti dengan spesialisasi dalam sejarah seni dan arsitektur modern awal Indonesia, khususnya pada periode Islam awal dan awal kolonial (sekitar abad 15 hingga paruh pertama abad ke-19). Sejak tahun 2021, beliau menjadi bagian dari École Française d'Extrême-Orient (EFEO) di Jakarta, lembaga di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset Prancis yang mempelajari peradaban klasik Asia melalui humaniora dan ilmu sosial.
(Dr. Helene Njoto (pada bagian tengah) sedang memaparkan materi)
Dalam seminar ini, Dr. Helene Njoto, memberikan paparan kepada peserta mengenai arsitektur kota Yogyakarta sebelum meletusnya Perang Diponegoro. “Setelah Pangeran Diponegoro ditangkap pada tahun 1833, Yogyakarta dalam keadaan sangat runtuh. Namun, dari reruntuhan tersebut dapat ditebak bahwa Kota Yogyakarta sempat menjadi kerajaan yang luar biasa. Meskipun tidak sampai 1/10 dari kejayaannya yang tersisa, tetapi kejayaan Yogyakarta dapat dilihat dari banyaknya reruntuhan batu besar. Bahkan dalam catatan Carel Sirardus William van Hogendrop, Gubernur Jenderal Hindia ke-46, Yogyakarta disebut sebagai Versailles of Java.” ungkap beliau.
Selain itu, Dr. Helene Njoto juga menyoroti fakta menarik bahwa Taman Sari, salah satu destinasi wisata kota Yogyakarta, merupakan karya arsitek Jawa bukan arsitek Portugis. “Sekitar 2 tahun lalu, diceritakan bahwa Taman Sari dibangun oleh arsitek Portugis dengan alasan Taman Sari dibangun dengan batu bata dan spesi. Batu bata dan spesi dinilai dengan sangat berbeda dengan arsitektur kayu yang identik dengan arsitektur Jawa, Namun jika diteliti lebih seksama, kenyataannya bukan seperti itu.” terang beliau.
Beliau melanjutkan, “Penguasa pertama Yogyakarta, yaitu Pangeran Mangkubumi, merupakan pembangun situs konstruksi terbesar oleh penguasa Jawa hingga saat ini, yaitu Taman Sari. Taman Sari yang sebenarnya itu luas dan yang saat ini hanya tersisa 1/3 saja, sisanya hilang. Taman Sari mulai dibangun pada awal 1750-an dengan luas sekitar 80 meter persegi, ke arah tenggara pusat Keraton Yogyakarta. Arsitek Taman Sari adalah Pangeran Mangundipura. Pangeran Mangundipura bahkan mengunjungi Batavia dua kali untuk mencari inspirasi dalam pembangunan Taman Sari.”
Setelah pemaparan Dr. Helene Njoto selesai, moderator membuka sesi pertanyaan. Para peserta kuliah umum ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan mengajukan berbagai pertanyaan terkait arsitektur Jawa.
Dr. Helene Njoto memberikan pesan kepada mahasiswa agar mau mengunjungi situs-situs peninggalan masa lampau. “Untuk mahasiswa sastra, tentunya banyak hal dan unsur yang dapat ditangkap. Bukan hanya yang terdapat dalam naskah, tetapi juga tergambar pada peninggal, yakni pada reliefnya. Oleh karena itu, jangan ragu untuk pergi ke lapangan. Mumpung masih muda dan mumpung situs-situs tersebut masih ada dan dapat dikunjungi.”
Dengan diselenggarakannya kuliah umum ini, diharapkan dapat membangkitkan motivasi dan membuka wawasan peserta mengenai arsitektur Jawa, terutama bagi mereka yang tertarik untuk menjadikannya sebagai objek penelitian.
"Semoga kuliah umum ini dapat menambah wawasan kita tentang betapa megahnya arsitektur Jawa dan juga dapat menjadi motivasi, terutama bagi teman-teman mahasiswa yang akan menjadikan arsitektur Jawa sebagai objek penelitian," ujar Imam Prakoso, S.S., M.Hum., dalam sesi penutupan kuliah umum tersebut.