Arsip:
College StudentImbasadiNewsSDGSStudent's ActivityStudent's Work Friday, 17 January 2025
As the host of Temu Budaya Nusantara (TBN) XXX Imbasadi, Universitas Gadjah Mada (UGM) remains serious in the competition that is part of the big series. The earnestness of the UGM delegation, represented by ten students of the Javanese Language, Literature, and Culture Study Program, paid off with championships in three branches of the competition, including the following:
The work competed in LKTIN has the title Implementation of Asthabrata Concept as the Foundation of Generation Z Life. This study raises the material object in the form of Asthabrata's leadership concept in Yasadipura I's Serat Rama, which turns out to be relevant and can be a life guide for generation Z.
The batik designed by Meifira Arini Pitaloka presents a butterfly with various batik motifs on its wings, as well as other supporting motifs. From her work, there is an in-depth philosophy of Indonesian culture as the identity of the people of the archipelago, with its various forms, patterns, and philosophies, and continues to live and develop throughout the ages.
Ghibran Arsha Daffa' Musaffa' presented a story entitled Nyai Rangga Wati. The story focuses on the quarrel between a couple, Joko and Wati, in Malioboro. During the argument, Joko did not want Wati to continue her desire to become a Jathilan player, which he considered an ancient and backward art. The argument ended with their relationship breaking down. In the end, Wati continued to pursue her dream as a Jathilan dancer and was dubbed by the community as Nyai Rangga Wati.
Imbasadi's XXXth Nusantara Cultural Gathering took place over five days, from November 11-15, 2024. The event themed Manggala Gajah Mada: Ancala Raksi Budaya 'Pioneer Gajah Mada: Bagai Gunung Pengharum Budaya' took place with a variety of events, such as various competitions, batik, tilik UGM, until the peak night in the form of awarding champions, wayang kulit performance of the Gajah Mada Kridha play, and cultural tours to Pura Pakualaman.
There are seven (7) competitions held, namely cultural performances, National Scientific Writing Competition (LKTIN), fairy tale competition, batik design competition, Tiktok archipelago competition, documentary film competition, and essay competition.
The delegates who participated in the event consisted of the 3 youngest batches, from the batch of 2022 there was Haryo Untoro, then from the batch of 2023 represented by Meifira Arini Pitaloka and Nisrina Almasevi, while the batch of 2024 was represented by Dhaffa Pharaja Mustofa, Ghibran Arsha Daffa' Musaffa', Harvesto Qodam Sahaja, Miktahul Ulumudin, Nurcholish Ramadhan, Noviyanti Alfitri, and Shabrina Fitra Azzahra.
With the implementation of the XXXth National Cultural Meeting, it is hoped that it can generate enthusiasm for students to continue to appreciate, explore, preserve, and develop traditional and cultural heritage in Indonesia. The existence of the TBN-XXX can also be a place to strengthen the relationship of students of regional language and literature study programs throughout Indonesia, and unite the spirit to realize the goals of sustainable development for the advancement of national civilization.
Our gratitude goes to all parties who participated in supporting and organizing this activity. Thank you also to all students majoring in regional literature throughout Indonesia who have attended and tried together to preserve and enliven the diversity of Indonesia in full harmony. Hopefully in the future, Imbasadi can present real efforts in cultural preservation and spread benefits to the people of Indonesia.
Indonesia is diverse, Imbasadi unites.
Writer : Haryo Untoro
Editor : Fega Achillea Maydena
BeritaImbasadiKarya MahasiswaMahasiswaSDGS Friday, 17 January 2025
Sebagai tuan rumah Temu Budaya Nusantara (TBN) XXX Imbasadi, Universitas Gadjah Mada (UGM) tetap bersungguh-sungguh pada perlombaan yang menjadi bagian dari rangkaian besar tersebut. Kesungguhan dari delegasi UGM, yang diwakilkan oleh sepuluh mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, membuahkan hasil dengan peraihan juara pada tiga cabang perlombaan, di antaranya sebagai berikut:
Karya yang diperlombakan pada LKTIN memiliki tajuk Implementasi Konsep Asthabrata sebagai Landasan Hidup Generasi Z. Kajian ini mengangkat objek material berupa konsep kepemimpinan Asthabrata dalam Serat Rama karya Yasadipura I, yang ternyata relevan dan dapat menjadi pedoman hidup bagi generasi Z.
Batik yang didesain oleh Meifira Arini Pitaloka menghadirkan sebuah kupu-kupu dengan beragam motif batik pada sayapnya, serta motif pendukung lainnya. Dari karyanya tersebut, terkandung sebuah filosofi mendalam mengenai kebudayaan Indonesia sebagai identitas masyarakat Nusantara, dengan beragam rupa, corak, hingga falsafahnya, serta terus hidup dan berkembang sepanjang masa.
Ghibran Arsha Daffa’ Musaffa’ membawakan sebuah cerita berjudul Nyai Rangga Wati. Kisah berfokus pada pertengkaran sepasang kekasih, yaitu Joko dan Wati, di Malioboro. Dalam pertengkaran tersebut, Joko tidak ingin Wati untuk meneruskan keinginannya untuk menjadi pemain Jathilan, yang dinilainya sebagai sebuah seni yang kuno dan terbelakang. Adu mulut tersebut berakhir dengan putusnya ikatan mereka. Pada akhirnya, Wati tetap menggeluti mimpinya sebagai penari Jathilan dan dijuluki oleh masyarakat sebagai Nyai Rangga Wati.
Temu Budaya Nusantara ke-XXX Imbasadi berlangsung selama lima hari, yakni pada 11-15 November 2024. Acara yang bertemakan Manggala Gajah Mada: Ancala Raksi Budaya ‘Pionir Gajah Mada: Bagai Gunung Pengharum Budaya’ ini berlangsung dengan beragam acara, seperti bermacam-macam perlombaan, membatik, tilik UGM, hingga malam puncak berupa penganugerahan juara, pergelaran wayang kulit lakon Gajah Mada Kridha, serta wisata budaya menuju Pura Pakualaman.
Terdapat tujuh (7) perlombaan yang diadakan, yakni pagelaran budaya, Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN), lomba dongeng, lomba desain batik, lomba Tiktok nusantara, lomba film dokumenter, dan lomba esai.
Adapun delegasi yang ikut pada perhelatan tersebut terdiri dari 3 angkatan termuda, yaitu dari angkatan 2022 ada Haryo Untoro, lalu dari angkatan 2023 diwakilkan oleh Meifira Arini Pitaloka dan Nisrina Almasevi, sementara angkatan 2024 diwakilkan oleh Dhaffa Pharaja Mustofa, Ghibran Arsha Daffa’ Musaffa’, Harvesto Qodam Sahaja, Miktahul Ulumudin, Nurcholish Ramadhan, Noviyanti Alfitri, dan Shabrina Fitra Azzahra.
Dengan terselenggaranya Temu Budaya Nasional ke-XXX tersebut, diharapkan dapat membangkitkan semangat kepada para mahasiswa untuk terus menghargai, menggali, melestarikan, dan mengembangkan warisan tradisi dan budaya yang ada di Indonesia. Keberadaan TBN ke-XXX ini juga dapat menjadi ajang untuk mempererat hubungan mahasiswa program studi Bahasa dan sastra daerah se-Indonesia, serta menyatukan semangat untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan demi kemajuan peradaban bangsa.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada seluruh pihak yang berperan serta dalam mendukung dan menyelenggarakan kegiatan ini. Terima kasih juga kepada seluruh mahasiswa jurusan sastra daerah se-Indonesia yang telah hadir dan berusaha bersama dalam melestarikan dan menyemarakkan keberagaman Indonesia dengan penuh harmoni. Semoga di masa mendatang, Imbasadi dapat menghadirkan upaya nyata dalam pelestarian budaya serta menebarkan manfaat kepada masyarakat Indonesia.
Indonesia beragam, Imbasadi menyatukan.
Penulis: Haryo Untoro
Editor: Fega Achillea Maydena
Pada Sabtu lalu (18/01), UGM kedatangan tamu kehormatan di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM). Tamu tersebut adalah Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, yang tidak lain adalah Bapak Fadli Zon. Beliau berkunjung ke GIK UGM dalam rangka melaksanakan kunjungan kerja Menteri Kebudayaan ke Yogyakarta. Dalam kunjungan ini, UGM memfasilitasi diskusi antara menteri kebudayaan dengan perwakilan mahasiswa yang diambil dari 8 UKM dari bidang seni.
Ternyata, ada dua mahasiswa jurusan Bahasa, Sastra, Budaya Jawa yang berkesempatan mengikuti kunjungan tersebut, lho! Dua mahasiswa tersebut adalah Alma Syahwalani yang mewakili UKM Marching Band sebagai Ketua Bidang Hubungan Masyarakat, dan Abimanyu Mahendra yang mewakili UKM Swagayugama sebagai Ketua Umum.
Diskusi yang dipimpin oleh Garin Nugroho selaku Advisory Abroad GIK UGM ini mengangkat tema ‘Strategi Diplomasi Budaya Indonesia Melalui Supercreative Hub’. Adapun hal yang dibahas yaitu bagaimana sebuah ruang atau platform itu bisa menggabungkan kreativitas, teknologi, dan budaya untuk menghasilkan inovasi dalam promosi budaya.
Inovasi yang dimaksud bisa mencakup inkubator kreatif, pusat kolaborasi antar seniman dan kreator, atau acara virtual yang menampilkan karya budaya Indonesia. Nah, GIK disebut-sebut punya potensi tersebut dan bisa menjadi wadah untuk UKM bidang seni karena UKM seni sendiri pasti berkaitan langsung dengan budaya. Selanjutnya diharapkan UKM bidang seni bisa mengembangkan kerjanya untuk bisa lebih kreatif, inovatif, dan juga profesional dalam mempromosikan produk-produk dan kegiatan yang bisa menjadi daya tarik atau jangkauan yang lebih luas dengan memanfaatkan fasilitas yang diberikan GIK.
Di sesi tanya jawab, Alma Syahwalani mengajukan pertanyaan terkait bagaimana memanfaatkan keterbatasan yang ada untuk menciptakan peluang lebih luas untuk mencapai tujuan UKM Marching Band ke kancah internasional. Bapak Fadli Zon mengutarakan bahwasanya hal seperti itu bisa dikomunikasikan dan diberikan wadah, dan bisa juga berkolaborasi dengan pemerintah maupun perusahaan besar.
Adapun kesan Alma atas acara ini, bahwa ia merasa sangat senang karena bisa berkesempatan hadir bertemu dengan Bapak Menteri Kebudayaan dan juga bertemu perwakilan UKM seni lainnya. Dikarenakan pertemuan ini, Alma dan teman-teman lainnya bisa berdiskusi langsung dan menyampaikan aspirasi mereka.
College StudentNewsSDGS Friday, 10 January 2025
Last Saturday (18/01), UGM received a guest of honor at the Innovation and Creativity Center of Gadjah Mada University (GIK UGM). The guest was the Minister of Culture of the Republic of Indonesia, none other than Mr. Fadli Zon. He visited GIK UGM in order to carry out a working visit of the Minister of Culture to Yogyakarta. During this visit, UGM facilitated a discussion between the Minister of Culture and student representatives taken from 8 UKMs from the arts field.
It turned out that there were two students majoring in Javanese Language, Literature, and Culture who had the opportunity to participate in the visit! The two students were Alma Syahwalani who represented the Marching Band UKM as the Head of Public Relations, and Abimanyu Mahendra who represented the Swagayugama UKM as the General Chair.
The discussion led by Garin Nugroho as the Advisory Abroad of GIK UGM raised the theme 'Indonesian Cultural Diplomacy Strategy Through Supercreative Hub'. The topic discussed was how a space or platform can combine creativity, technology, and culture to produce innovation in cultural promotion.
The innovations mentioned before could include creative incubators, collaboration centers between artists and creators, or virtual events that showcase Indonesian cultural works. Well, GIK is said to have this potential and can be a place for arts UKMs because arts UKMs themselves are definitely directly related to culture. Furthermore, it is hoped that arts UKMs can develop their work to be more creative, innovative, and also professional in promoting products and activities that can be an attraction or have a wider reach by utilizing the facilities provided by GIK.
In the QnA session, Alma Syahwalani asked a question related to how to utilize existing limitations to create wider opportunities to achieve the goals of Marching Band UKMs to the international scene. Mr. Fadli Zon said that such things could be communicated and given a place, and could also collaborate with the government or large companies.
As for Alma's impression of this event, she felt very happy because she had the opportunity to attend this event and meet with the Minister of Culture and also meet representatives of other art UKMs. Because of this meeting, Alma and her friends were able to discuss directly and convey their aspirations.