Arsip 2025:
NewsSDGSStudent's Work Friday, 31 January 2025
An innovative movement in the world of education is back through the implementation of the final exam for the 'Tata Cara' course in the Javanese Language, Literature, and Culture study program at Universitas Gadjah Mada. This exam is not only an academic assessment event, but also aims to train students' observation skills and strengthen their connection with local culture. With a learning method based on direct experience, students are invited to explore, understand, and document the traditions of the surrounding community as part of preserving cultural heritage.
In this final exam, students were asked to form groups and plan a reportation video of events and cultural products in the area around their homes. In approximately one month, the student groups successfully produced diverse and interesting outputs. Among them were those that discussed traditional herbal drinks, various forms of offerings, procedures for panggih manten, jathilan, and so on.
Mayla (class of 2023) said that she was very happy because this reportation assignment gave students more opportunities to learn more about related arts. She said that this was a completely different experience than just watching. Rachel (class of 2023) added that it was fun because she could watch the panggih procession live. There was a prayer for the bride and groom to be able to build a household. Then there was also Nadiffa (class of 2023) who stated that this activity was fun and taught many lessons about mutual tolerance.
This step is in line with the Sustainable Development Goals (SDGs), especially point 4 on Quality Education, which emphasizes relevant and skills-based learning. In addition, this exam also contributes to point 11, namely Sustainable Cities and Communities, by maintaining and appreciating cultural diversity in local communities. Not only that, the involvement of students in direct interaction with the community reflects the implementation of point 17, Partnerships for The Goals, through collaboration between educational institutions and local communities.
This innovative approach is expected to strengthen the awareness of the younger generation towards the richness of Indonesian culture while honing their observation skills in understanding social phenomena around them.
Bibliography
Ana Safitri. (Dec 14, 2024). "Aja Waton Payu" Video Dokumenter Mata Kuliah Tata Cara & Pranatacara | UGM | Kelompok 7. [Video]. YouTube. https://youtu.be/doC4jVOlluY?si=KdF8wiuBkeBzyMjs
Asmarawijaya. (Dec 13, 2024). KEBUDAYAAN DALAM HARMONI PERNIKAHAN || RANGKAIAN TATACARA PERNIKAHAN GAYA SURAKARTA. [Video]. YouTube. https://youtu.be/ETIavdVdAh8?si=u-aoJLJdEje8Uwr2
Fifi. (Dec 14 2024). "Sabaya Mukti, Sabaya Pati" - Upacara Panggih Manten Gaya Surakarta di Magelang. [Video]. YouTube. https://youtu.be/LlVSazdFAPo?si=WnU3AF8NuSvqvuGw
Rizki Saputro. (Dec 13, 2024). Sajen "Wujud Doa Tanpa Kata". [Video]. YouTube. https://youtu.be/IILkq0dEGPc?si=3ol8mQkLMJyLNr91
BeritaKarya MahasiswaSDGS Friday, 31 January 2025
Sebuah gerakan inovatif dalam dunia pendidikan kembali hadir melalui pelaksanaan ujian akhir mata kuliah ‘Tata Cara’ di program studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa Universitas Gadjah Mada. Ujian ini tidak hanya menjadi ajang penilaian akademik semata, tetapi juga bertujuan untuk melatih daya observasi mahasiswa serta memperkuat keterhubungan mereka dengan budaya lokal. Dengan metode pembelajaran berbasis pengalaman langsung, mahasiswa diajak untuk menggali, memahami, dan mendokumentasikan tradisi masyarakat sekitar sebagai bagian dari pelestarian warisan budaya.
Dalam ujian akhir ini, mahasiswa diminta membentuk kelompok dan merencanakan peliputan acara dan produk budaya di daerah sekitar tempat tinggal mereka. Dalam waktu kurang lebih satu bulan, kelompok mahasiswa tersebut sukses menghasilkan output yang beraneka ragam dan menarik. Di antaranya ada yang mengangkat tentang minuman herbal tradisional, macam-macam wujud sesajen, tata cara panggih manten, jathilan, dan lain sebagainya.
Mayla (angkatan 2023) mengungkapkan bahwa dia sangat senang karena tugas liputan ini memberi lebih banyak kesempatan bagi mahasiswa untuk tahu lebih banyak perihal kesenian terkait. Ia menyebutkan bahwa ini adalah pengalaman yang betul-betul berbeda daripada sekadar menonton. Rachel (angkatan 2023) menambahkan bahwa ini menyenangkan karena dapat menyaksikan prosesi panggih secara langsung. Adapun didalamnya terselip doa untuk kedua mempelai agar dapat membina rumah tangga. Lalu ada juga dari Nadiffa (angkatan 2023) yang menyatakan bahwa kegiatan ini seru dan banyak pelajaran untuk saling toleransi.
Langkah ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas, yang menekankan pembelajaran yang relevan dan berbasis keterampilan. Selain itu, ujian ini juga berkontribusi pada poin ke-11, yakni Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan, dengan menjaga dan mengapresiasi keberagaman budaya dalam komunitas setempat. Tak hanya itu, keterlibatan mahasiswa dalam interaksi langsung dengan masyarakat mencerminkan implementasi poin ke-17, Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, melalui kolaborasi antara institusi pendidikan dan komunitas lokal.
Pendekatan inovatif ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran generasi muda terhadap kekayaan budaya Indonesia sekaligus mengasah keterampilan observasi mereka dalam memahami fenomena sosial di sekitarnya.
Daftar Pustaka
Ana Safitri. (14 Desember 2024). "Aja Waton Payu" Video Dokumenter Mata Kuliah Tata Cara & Pranatacara | UGM | Kelompok 7. [Video]. YouTube. https://youtu.be/doC4jVOlluY?si=KdF8wiuBkeBzyMjs
Asmarawijaya. (13 Desember 2024). KEBUDAYAAN DALAM HARMONI PERNIKAHAN || RANGKAIAN TATACARA PERNIKAHAN GAYA SURAKARTA. [Video]. YouTube. https://youtu.be/ETIavdVdAh8?si=u-aoJLJdEje8Uwr2
Fifi. (14 Desember 2024). "Sabaya Mukti, Sabaya Pati" - Upacara Panggih Manten Gaya Surakarta di Magelang. [Video]. YouTube. https://youtu.be/LlVSazdFAPo?si=WnU3AF8NuSvqvuGw
Rizki Saputro. (13 Desember 2024). Sajen "Wujud Doa Tanpa Kata". [Video]. YouTube. https://youtu.be/IILkq0dEGPc?si=3ol8mQkLMJyLNr91
On Monday, March 4, 2024, at 09.30 WITA, Dr. Arsanti Wulandari, S.S., M.Hum, a lecturer from the Javanese Language, Literature and Culture Study Program, became a speaker in a public lecture entitled ‘Philology in Javanese Manuscript Studies’. This activity was held through the Zoom Meeting platform and initiated by the Javanese Literature Study Program, Faculty of Cultural Sciences, Udayana University (FIB UNUD).
In the public lecture, Dr. Arsanti Wulandari presented an introduction to philology, reviewed the concept of philology, the object of study, the tasks of philologists, and the final product produced. The presentation was equipped with examples of Javanese manuscripts and their identification, so that the audience could understand about philology more easily. The discussion session that followed provided space for participants to ask various questions, showing their high enthusiasm for the topics discussed.
Kuliah umum mengenai filologi ini diadakan sebagai respons terhadap semakin berkurangnya minat mahasiswa dalam bidang studi filologi. Meskipun demikian, saat ini pemerintah sedang serius mendorong penggalian pengetahuan dan nilai-nilai yang terkandung dalam naskah kuno. Harapannya, melalui kegiatan semacam ini, minat, dan pemahaman terhadap filologi dapat tumbuh kembali di kalangan mahasiswa.
Pentingnya memahami dan menjaga keberlanjutan pengetahuan serta nilai-nilai kebudayaan yang terdapat dalam naskah kuno menjadi fokus kuliah umum ini. Dengan memberikan bekal pengetahuan, semangat, dan menjalin kerja sama yang baik, diharapkan pengetahuan dan nilai-nilai kebudayaan pada naskah kuno dapat tetap lestari dan dapat kemudian dikembangkan sesuai dengan kebutuhan zaman. Hal ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan (poin 4) dan memperkuat kerja sama untuk mencapai tujuan bersama (poin 17).
NewsSDGSStudent's Activity Monday, 27 January 2025
Entering the Javanese Language, Literature, and Culture Major not only makes students active in learning about Javanese literature and language, but also active in various non-academic activities. With the passion of preserving culture and developing skills outside of class, they are involved in organizations outside the faculty, art communities, and social activities. Their participation in these activities not only increases their insight, but also enriches their experience in understanding and applying Javanese cultural values in everyday life.
Even this year, some of them are not only active as ordinary members, but have 'moved up a level' to become responsible persons in various strategic positions. Let's take a peek at the story!
Starting from activities in high school, Sasa joined the Muhammadiyah Student Association (IMM) because she was looking for a Muhammadiyah-based organization in the college environment. Previously, Sasa was a member of the Muhammadiyah Youth Association (IPM). With the aim of maintaining what has been started since high school, Sasa went through a long process as a member of the Media and Communication division until this year Sasa served as the general secretary of IMM for the 2024/2025 period. Sasa hopes that IMM can run as it should, smoothly in carrying out work programs, and can contribute to UGM and the community.
In the 2024 Swagayugama Great Deliberation, Abi took the initiative to nominate himself as the president. Through a long democratic process, finally the forum have agreed to elect Abi as the general chairman of Swagayugama UKM for one year ahead. Abi's reason for joining Swagayugama UKM was to preserve the Javanese culture of Yogyakarta. He felt obliged to do so, especially since he himself came from Yogyakarta. Abi has served as the coordinator of the pedhalangan competency test, as a talent during grand performances, as a dhalang talent, a dance drama talent, and even as a talent to perform at the Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Abi's hope in his management is to improve what is lacking, and maintain what is already good.
Having a background related to arts, Yanuar was enthusiastic about joining the UGM Surakarta Style Javanese Arts Unit (UKJGS). Within a year, he was dynamically involved in many arts activities carried out by UKJGS such as Gladhi Madya, various performances including the Prambanan Ramayana ballet, the New Year's Eve gamelan parade, and so on. In these activities, Yanuar actively played a role as a talent before finally being trusted to become the general chairman of the 2024/2025 management. Yanuar was chosen from the results of voting at the 2024 UKJGS Great Conference.
June was chosen as the Chief Financial Officer for E-Sport UGM because the previous chairman saw June as a responsive person. Over the past year, June has participated in several events and has been the manager of two PUBG teams. As the head of finance, her future duties include monitoring the work of the treasurer and sponsorship. June hopes that in the future she can divide her time between E-Sport activities, department associations, or other activities.
Initially in the UGM Marching Band, Alma held a flag instrument where the section was called Color Guard. After a process of approximately one year, Alma was chosen to become the Head of Public Relations at the UGM Marching Band through interviews and also a deliberation system. On December 18, 2024, Alma was inaugurated with other new administrators. During her time in the marching band, Alma diligently attended routine practices and performed a lot inside and outside UGM. The Color Guard Section even received the title of Player of The Year. Alma's hope for the future is to continue to improve her soft skills and hard skills and also to be able to create wider networks and relationships.
Regarding Audrey's election as Head of Costume Division, there were two influencing factors. First, because of the recommendation from the previous division head. In addition, because the candidate for the head of UKM Swagayugama directly chose Audrey to fill the position of head of costume division. During her time at UKM Swagayugama, Audrey diligently attended routine training, sometimes also involved as a talent in several performances, such as Pentas Kraton, Pagelaran Akbar Swagayugama, and several other incidental performances. In addition, during her time as a member of the costume division, she was involved several times as a person in charge for taking care of the costumes of the talents. Audrey hopes that by joining UKM Swagayugama and studying in the Javanese Language, Literature, and Culture study program, both can go hand in hand so that they always foster a sense of love and pride in local culture and ignite the spirit to participate in efforts to preserve culture.
Based on his competence, performance, and experience during the previous one year of membership, the previous manager recommended Rafi to become the Head of the Karawitan and Pedhalangan Division in the UKJGS management in 2024/2025. During his time at UKJGS, Rafi had been the coordinator of routine pedhalangan training, the coordinator of pedhalangan Gladhi Madya , the event committee at Gladhi Purwa, the coordinator of karawitan Ambal Warsa UKJGS, the coordinator of Ramayana Ballet Prambanan karawitan, and others. Rafi hopes to be able to improve his academic achievements for this semester and in the future. And for UKJGS, Rafi hopes to be able to maintain and improve his quality and good name both inside and outside the university.
Rizki became the Head of the Facilities Division because he was appointed by the president of UKJGS. His goal in accepting the mandate was to take the opportunity to learn to become a division head in the organization. During his time at UKJGS, Rizki actively participated in various committees, including Gladhi Madya equipment coordinator, Gladhi Purwa security staff, Ambal Warsa equipment staff, Ramayana equipment staff, and is currently the Ramayana equipment coordinator. In addition, Rizki is also a talent at Gladhi Madya and the Faculty of Philosophy Karawitan Festival as a kenong player. Rizki's hope for UKJGS in the future is that it will continue to develop and innovate in preserving Javanese culture.
Starting from her interest in the underwater world, Fega decided to register for the UGM Diving Society. During the training period and after being inaugurated as an official member, Fega routinely participated in various agendas held by the UGM Diving Society. So that at the end of 2024, Fega won the title of Member of The Year as a form of appreciation for her active participation. In the future, Fega hopes to continue to be able to balance academic and non-academic life, and continue to develop herself into a more skilled person.
From the writing above, we can conclude that being a student of Javanese Language, Literature, and Culture does not prevent us from developing our potential in other fields. Some are in the arts, sports, and even religion. By knowing these stories, it is hoped that readers will also have the spirit to continue to develop themselves and fly high in the fields they are engaged in.
Masuk ke jurusan Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa tidak hanya membuat mahasiswanya aktif pada pembelajaran tentang sastra dan bahasa Jawa, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan non-akademik. Dengan semangat melestarikan budaya dan mengembangkan keterampilan di luar jam kuliah, mereka terlibat dalam organisasi di luar fakultas, komunitas seni, hingga kegiatan sosial. Partisipasi mereka dalam aktivitas ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memperkaya pengalaman dalam memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai budaya Jawa dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan tahun ini beberapa di antara mereka bukan hanya berkegiatan sebagai anggota biasa, namun ‘naik tingkat’ menjadi penanggung jawab di macam-macam posisi strategis. Yuk, intip ceritanya!
Berawal dari kegiatan di masa SMA, Sasa mengikuti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) karena mencari organisasi berbasis Muhammadiyah di lingkungan kuliah. Sebelumnya Sasa tergabung dalam Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM). Dengan tujuan menjaga apa yang telah dimulai saat SMA, Sasa menempuh proses yang panjang sebagai salah satu anggota divisi Media dan Komunikasi hingga tahun ini Sasa menjabat sebagai sekretaris umum IMM periode 2024/2025. Sasa berharap IMM bisa berjalan sebagaimana mestinya, lancar dalam menjalankan program kerja, dan bisa memberi kontribusi ke UGM dan masyarakat.
Dalam Musyawarah Besar UKM Swagayugama 2024, Abi berinisiatif mengajukan diri sebagai ketua umum. Melalui proses demokrasi yang panjang, akhirnya secara mufakat forum memilih Abi sebagai ketua umum UKM Swagayugama untuk kepengurusan setahun ke depan. Alasan Abi bergabung ke UKM Swagayugama adalah untuk melestarikan budaya Jawa gaya Yogyakarta. Ia merasa berkewajiban untuk melakukan hal tersebut terlebih karena ia sendiri berasal dari Yogyakarta. Abi pernah bertugas sebagai penanggung jawab uji kompetensi pedhalangan, sebagai talent saat pagelaran akbar, sebagai talent dhalang, talent pengrawit sendratari, bahkan pernah menjadi talent untuk tampil di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Harapan Abi dalam kepengurusannya adalah ingin meningkatkan yang kurang, dan mempertahankan yang sudah bagus.
Memiliki latar belakang yang erat dengan kesenian, menjadikan Yanuar antusias untuk bergabung dalam Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta UGM (UKJGS). Dalam setahun, ia berdinamika dalam banyak kegiatan seni yang dikerjakan oleh UKJGS seperti Gladhi Madya, berbagai macam pentas termasuk ballet Ramayana Prambanan, parade gamelan malam tahun baru, dan sebagainya. Dalam kegiatan tersebut, Yanuar aktif berperan sebagai talent sebelum akhirnya dipercaya menjadi ketua umum di kepengurusan tahun 2024/2025. Yanuar dipilih dari hasil voting pada acara Musyawarah Besar UKJGS tahun 2024.
June dipilih menjadi kepala keuangan E-Sport UGM karena ketua sebelumnya melihat June adalah orang yang tanggap. Selama satu tahun ke belakang, June mengikuti beberapa acara dan menjadi manajer dari dua tim PUBG. Sebagai kepala keuangan, tugasnya ke depan adalah memantau kerja bendahara dan sponsorship. June berharap ke depannya ia bisa membagi waktu antara berkegiatan di E-Sport, himpunan jurusan, ataupun kegiatan lain.
Pada awalnya di Marching Band UGM, Alma memegang alat flag (bendera) yang mana section tersebut bernama Color Guard. Setelah berproses selama kurang lebih satu tahun, Alma dipilih untuk menjadi Kepala Bidang Humas di Marching Band UGM melalui wawancara dan juga sistem musyawarah. Tepat di tanggal 18 Desember 2024 Alma dilantik bersama pengurus baru yang lain. Selama berdinamika di marching band, Alma rajin mengikuti latihan rutin dan banyak tampil di dalam dan luar UGM. Bahkan Color Guard mendapat titel sebagai Player of The Year. Harapan Alma kedepannya adalah terus meningkatkan soft skill dan hard skill yang dimiliki dan juga bisa membuat jejaring dan relasi yang lebih luas.
Terkait terpilihnya Audrey sebagai Kepala Divisi Kostum dikarenakan adanya dua faktor yang memengaruhi. Pertama karena rekomendasi dari kepala divisi yang menjabat sebelumnya. Selain itu, karena calon ketua UKM Swagayugama yang ''nembusi'' secara langsung agar Audrey mengisi posisi kepala divisi kostum. Selama bergabung di UKM Swagayugama Audrey rajin mengikuti latihan rutin, terkadang juga terlibat menjadi talent dalam beberapa pementasan, seperti Pentas Kraton, Pagelaran Akbar Swagayugama, dan beberapa pentas insidental lainnya. Selain itu, selama menjadi anggota dari divisi kostum, beberapa kali terlibat menjadi panitia yang bertanggung jawab mengurus kostum para talent. Harapan Audrey dengan bergabung di UKM Swagayugama dan menuntut ilmu di prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, keduanya bisa berjalan beriringan agar selalu menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap kebudayaan lokal serta memantik semangat untuk turut serta dalam upaya pelestarian budaya.
Atas dasar kompetensi, kinerja, dan pengalaman selama satu tahun keanggotaan, maka pengurus sebelumnya merekomendasikan Rafi untuk menjadi Kepada Divisi Karawitan dan Pedhalangan di kepengurusan UKJGS tahun 2024/2025. Selama berdinamika di UKJGS, Rafi pernah menjadi koordinator latihan rutin pedhalangan, koordinator pedhalangan Gladhi Madya, sie acara di Gladhi Purwa, koordinator karawitan Ambal Warsa UKJGS, koordinator karawitan Ramayana Ballet Prambanan, dan lain-lain. Rafi berharap bisa meningkatkan pencapaian akademik untuk semester ini dan kedepannya, dan untuk UKM UKJGS, Rafi berharap bisa mempertahankan serta meningkatkan kualitas dan nama baiknya di dalam maupun luar universitas.
Rizki menjadi Kepala Divisi Sarana Prasarana karena ditunjuk oleh ketua UKJGS. Tujuannya menerima amanat itu adalah untuk mengambil kesempatan untuk belajar menjadi kepala divisi di organisasi. Selama di UKJGS Rizki aktif mengikuti berbagai kepanitiaan, di antaranya koordinator perlengkapan Gladhi Madya, staf keamanan Gladhi Purwa, staf perlengkapan Ambal Warsa, staf perlengkapan Ramayana, dan saat ini menjadi koordinator perlengkapan Ramayana. Selain itu, Rizki juga menjadi talent di Gladhi Madya dan Festival Karawitan Fakultas Filsafat sebagai pengenong. Harapan Rizki untuk UKJGS kedepannya semoga semakin berkembang dan terus berinovasi dalam melestarikan budaya Jawa.
Berawal dari ketertarikannya kepada dunia bawah air, Fega memutuskan untuk mendaftar Unit Selam UGM. Selama masa pelatihan dan setelah pelantikan menjadi anggota, Fega rutin mengikuti berbagai agenda yang diadakan oleh Unit Selam UGM. Sehingga di akhir tahun 2024, Fega menyandang titel Member of The Year sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi aktifnya. Kedepannya, Fega berharap untuk terus bisa menyeimbangkan antara kehidupan akademik dan non-akademik, serta terus mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih terampil.
Dari tulisan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa dengan menjadi mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa sama sekali tidak menghalangi kita untuk mengembangkan potensi diri di bidang lain. Ada yang di lini seni, olahraga, bahkan keagamaan. Dengan mengetahui cerita-cerita tersebut, diharapkan pembaca juga memiliki semangat untuk terus bisa mengembangkan diri dan terbang tinggi di bidang yang digeluti.
College StudentNewsStudent's ActivityWorkshop Friday, 24 January 2025
No less than other well-known study programs, it turns out that being a student of Javanese Language, Literature, and Culture can also carry pride and inspire other people around! For example, Dian Nitami (Dian) and Miktahul Ulumudin (Ulum) below. Both are students majoring in Javanese Language, Literature, and Culture, class of 2023 and 2024.
Dian and Ulum were invited to the annual Campus Expo event held by the MAN 1 Tulungagung alumni association, through the Tulungagung Student Communication Forum (FKMT). This Campus Expo was held on Wednesday, January 15, 2025 at MAN 1 Tulungagung. Like Campus Expo events in general, here Dian and Ulum are in charge of educating and sharing experiences about being UGM students. They discussed topics around UGM entrance selection, college fee education, KIP scholarships, and a glimpse of UGM itself.
The Campus Expo itself was attended by 1st - 3rd year, but the seminar session was specifically attended by 3rd year where the class was certainly preparing for the exam to enter college. Dian was invited to be one of the speakers because she was one of the lucky students who had the opportunity to study at UGM with funding assisted by a scholarship. So at this event Dian gave a testimonial that scholarships at UGM are very open to students from any entrance selection path.
From Dian and Ulum's point of view, MAN 1 Tulungagung students were certainly very happy because they could meet their seniors who were studying at UGM. Then the impressive occasion was when the speakers entered, they were greeted with the Pionir celebration song with the enthusiasm of Mantasa (the name for MAN 1 Tulungagung students) overflowing. Even in the closing session, it was enlivened again by the Pionir celebration dance so that this indicated that MAN 1 Tulungagung students were really enthusiastic about participating in this seminar session.
For Dian, the impression gained from this experience was a sense of joy because this was the first time Dian had the opportunity to be a speaker who of course could educate and motivate the MAN students.
With this valuable story from Dian and Ulum, it is hoped that this can be an inspiration for other student to always be able to provide benefits and spread positive enthusiasm to people around them, that being part of the family of Javanese Language, Literature, and Culture students is a pride and not less cool than other majors.
Tidak kalah dengan program studi terkenal lain, ternyata menjadi mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa itu juga bisa membanggakan dan menginspirasi orang sekitar, loh! Contohnya adalah Dian Nitami (Dian) dan Miktahul Ulumudin (Ulum) berikut ini. Keduanya adalah mahasiswa jurusan Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa angkatan tahun 2023 dan 2024.
Dian dan Ulum diundang ke acara Campus Expo tahunan yang diadakan oleh ikatan alumni MAN 1 Tulungagung, melalui Forum Komunikasi Mahasiswa Tulungagung (FKMT). Campus Expo ini diadakan pada Rabu, 15 Januari 2025 lalu di MAN 1 Tulungagung. Seperti acara Campus Expo pada umumnya, disini Dian dan Ulum bertugas mengedukasi dan berbagi pengalaman tentang menjadi mahasiswa UGM. Mereka membahas topik seputar seleksi masuk UGM, edukasi UKT, beasiswa KIP, dan selayang pandang tentang UGM itu sendiri.
Campus Expo ini sendiri dihadiri oleh seluruh kelas 10-12, namun untuk sesi seminar khususnya dihadiri oleh kelas 12 dimana kelas tersebut pastinya sedang mempersiapkan ujian untuk masuk kuliah. Dian diundang menjadi salah satu pembicara karena ia termasuk mahasiswa beruntung yang berkesempatan berkuliah UGM dengan pembiayaan dibantu beasiswa. Jadi di acara ini Dian memberikan testimoni bahwasanya beasiswa di UGM sangat terbuka bagi para mahasiswanya dari jalur seleksi masuk manapun.
Dari sudut pandang Dian dan Ulum, siswa MAN 1 Tulungagung tentunya sangat senang karena dapat bertemu dengan kakak-kakak yang berkuliah di UGM. Lalu kejadian yang mengesankan adalah ketika para pembicara masuk, mereka disambut dengan lagu selebrasi Pionir dengan antusiasme Mantasa (sebutan siswa MAN 1 Tulungagung) yang meluap-luap. Kemudian di sesi penutupan pun dimeriahkan kembali oleh tarian selebrasi Pionir tersebut sehingga ini menandakan bahwa siswa MAN 1 Tulungagung benar-benar bersemangat mengikuti sesi seminar ini.
Lalu bagi Dian, kesan yang didapat dari pengalaman ini adalah rasa senang karena ini merupakan kali pertama Dian berkesempatan menjadi pembicara yang tentunya bisa mengedukasi serta memotivasi para siswa MAN tersebut.
Dengan adanya cerita berharga ini dari Dian dan Ulum, diharapkan hal ini bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman mahasiswa lain untuk tetap selalu bisa memberikan manfaat dan menebar semangat positif kepada orang di sekitar, bahwasanya menjadi bagian dari keluarga mahasiswa jurusan Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa itu membanggakan dan tidak kalah keren dari jurusan lain.
College StudentImbasadiNewsSDGSStudent's ActivityStudent's Work Friday, 17 January 2025
As the host of Temu Budaya Nusantara (TBN) XXX Imbasadi, Universitas Gadjah Mada (UGM) remains serious in the competition that is part of the big series. The earnestness of the UGM delegation, represented by ten students of the Javanese Language, Literature, and Culture Study Program, paid off with championships in three branches of the competition, including the following:
The work competed in LKTIN has the title Implementation of Asthabrata Concept as the Foundation of Generation Z Life. This study raises the material object in the form of Asthabrata's leadership concept in Yasadipura I's Serat Rama, which turns out to be relevant and can be a life guide for generation Z.
The batik designed by Meifira Arini Pitaloka presents a butterfly with various batik motifs on its wings, as well as other supporting motifs. From her work, there is an in-depth philosophy of Indonesian culture as the identity of the people of the archipelago, with its various forms, patterns, and philosophies, and continues to live and develop throughout the ages.
Ghibran Arsha Daffa' Musaffa' presented a story entitled Nyai Rangga Wati. The story focuses on the quarrel between a couple, Joko and Wati, in Malioboro. During the argument, Joko did not want Wati to continue her desire to become a Jathilan player, which he considered an ancient and backward art. The argument ended with their relationship breaking down. In the end, Wati continued to pursue her dream as a Jathilan dancer and was dubbed by the community as Nyai Rangga Wati.
Imbasadi's XXXth Nusantara Cultural Gathering took place over five days, from November 11-15, 2024. The event themed Manggala Gajah Mada: Ancala Raksi Budaya 'Pioneer Gajah Mada: Bagai Gunung Pengharum Budaya' took place with a variety of events, such as various competitions, batik, tilik UGM, until the peak night in the form of awarding champions, wayang kulit performance of the Gajah Mada Kridha play, and cultural tours to Pura Pakualaman.
There are seven (7) competitions held, namely cultural performances, National Scientific Writing Competition (LKTIN), fairy tale competition, batik design competition, Tiktok archipelago competition, documentary film competition, and essay competition.
The delegates who participated in the event consisted of the 3 youngest batches, from the batch of 2022 there was Haryo Untoro, then from the batch of 2023 represented by Meifira Arini Pitaloka and Nisrina Almasevi, while the batch of 2024 was represented by Dhaffa Pharaja Mustofa, Ghibran Arsha Daffa' Musaffa', Harvesto Qodam Sahaja, Miktahul Ulumudin, Nurcholish Ramadhan, Noviyanti Alfitri, and Shabrina Fitra Azzahra.
With the implementation of the XXXth National Cultural Meeting, it is hoped that it can generate enthusiasm for students to continue to appreciate, explore, preserve, and develop traditional and cultural heritage in Indonesia. The existence of the TBN-XXX can also be a place to strengthen the relationship of students of regional language and literature study programs throughout Indonesia, and unite the spirit to realize the goals of sustainable development for the advancement of national civilization.
Our gratitude goes to all parties who participated in supporting and organizing this activity. Thank you also to all students majoring in regional literature throughout Indonesia who have attended and tried together to preserve and enliven the diversity of Indonesia in full harmony. Hopefully in the future, Imbasadi can present real efforts in cultural preservation and spread benefits to the people of Indonesia.
Indonesia is diverse, Imbasadi unites.
Writer : Haryo Untoro
Editor : Fega Achillea Maydena
BeritaImbasadiKarya MahasiswaMahasiswaSDGS Friday, 17 January 2025
Sebagai tuan rumah Temu Budaya Nusantara (TBN) XXX Imbasadi, Universitas Gadjah Mada (UGM) tetap bersungguh-sungguh pada perlombaan yang menjadi bagian dari rangkaian besar tersebut. Kesungguhan dari delegasi UGM, yang diwakilkan oleh sepuluh mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, membuahkan hasil dengan peraihan juara pada tiga cabang perlombaan, di antaranya sebagai berikut:
Karya yang diperlombakan pada LKTIN memiliki tajuk Implementasi Konsep Asthabrata sebagai Landasan Hidup Generasi Z. Kajian ini mengangkat objek material berupa konsep kepemimpinan Asthabrata dalam Serat Rama karya Yasadipura I, yang ternyata relevan dan dapat menjadi pedoman hidup bagi generasi Z.
Batik yang didesain oleh Meifira Arini Pitaloka menghadirkan sebuah kupu-kupu dengan beragam motif batik pada sayapnya, serta motif pendukung lainnya. Dari karyanya tersebut, terkandung sebuah filosofi mendalam mengenai kebudayaan Indonesia sebagai identitas masyarakat Nusantara, dengan beragam rupa, corak, hingga falsafahnya, serta terus hidup dan berkembang sepanjang masa.
Ghibran Arsha Daffa’ Musaffa’ membawakan sebuah cerita berjudul Nyai Rangga Wati. Kisah berfokus pada pertengkaran sepasang kekasih, yaitu Joko dan Wati, di Malioboro. Dalam pertengkaran tersebut, Joko tidak ingin Wati untuk meneruskan keinginannya untuk menjadi pemain Jathilan, yang dinilainya sebagai sebuah seni yang kuno dan terbelakang. Adu mulut tersebut berakhir dengan putusnya ikatan mereka. Pada akhirnya, Wati tetap menggeluti mimpinya sebagai penari Jathilan dan dijuluki oleh masyarakat sebagai Nyai Rangga Wati.
Temu Budaya Nusantara ke-XXX Imbasadi berlangsung selama lima hari, yakni pada 11-15 November 2024. Acara yang bertemakan Manggala Gajah Mada: Ancala Raksi Budaya ‘Pionir Gajah Mada: Bagai Gunung Pengharum Budaya’ ini berlangsung dengan beragam acara, seperti bermacam-macam perlombaan, membatik, tilik UGM, hingga malam puncak berupa penganugerahan juara, pergelaran wayang kulit lakon Gajah Mada Kridha, serta wisata budaya menuju Pura Pakualaman.
Terdapat tujuh (7) perlombaan yang diadakan, yakni pagelaran budaya, Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN), lomba dongeng, lomba desain batik, lomba Tiktok nusantara, lomba film dokumenter, dan lomba esai.
Adapun delegasi yang ikut pada perhelatan tersebut terdiri dari 3 angkatan termuda, yaitu dari angkatan 2022 ada Haryo Untoro, lalu dari angkatan 2023 diwakilkan oleh Meifira Arini Pitaloka dan Nisrina Almasevi, sementara angkatan 2024 diwakilkan oleh Dhaffa Pharaja Mustofa, Ghibran Arsha Daffa’ Musaffa’, Harvesto Qodam Sahaja, Miktahul Ulumudin, Nurcholish Ramadhan, Noviyanti Alfitri, dan Shabrina Fitra Azzahra.
Dengan terselenggaranya Temu Budaya Nasional ke-XXX tersebut, diharapkan dapat membangkitkan semangat kepada para mahasiswa untuk terus menghargai, menggali, melestarikan, dan mengembangkan warisan tradisi dan budaya yang ada di Indonesia. Keberadaan TBN ke-XXX ini juga dapat menjadi ajang untuk mempererat hubungan mahasiswa program studi Bahasa dan sastra daerah se-Indonesia, serta menyatukan semangat untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan demi kemajuan peradaban bangsa.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada seluruh pihak yang berperan serta dalam mendukung dan menyelenggarakan kegiatan ini. Terima kasih juga kepada seluruh mahasiswa jurusan sastra daerah se-Indonesia yang telah hadir dan berusaha bersama dalam melestarikan dan menyemarakkan keberagaman Indonesia dengan penuh harmoni. Semoga di masa mendatang, Imbasadi dapat menghadirkan upaya nyata dalam pelestarian budaya serta menebarkan manfaat kepada masyarakat Indonesia.
Indonesia beragam, Imbasadi menyatukan.
Penulis: Haryo Untoro
Editor: Fega Achillea Maydena
Pada Sabtu lalu (18/01), UGM kedatangan tamu kehormatan di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM). Tamu tersebut adalah Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, yang tidak lain adalah Bapak Fadli Zon. Beliau berkunjung ke GIK UGM dalam rangka melaksanakan kunjungan kerja Menteri Kebudayaan ke Yogyakarta. Dalam kunjungan ini, UGM memfasilitasi diskusi antara menteri kebudayaan dengan perwakilan mahasiswa yang diambil dari 8 UKM dari bidang seni.
Ternyata, ada dua mahasiswa jurusan Bahasa, Sastra, Budaya Jawa yang berkesempatan mengikuti kunjungan tersebut, lho! Dua mahasiswa tersebut adalah Alma Syahwalani yang mewakili UKM Marching Band sebagai Ketua Bidang Hubungan Masyarakat, dan Abimanyu Mahendra yang mewakili UKM Swagayugama sebagai Ketua Umum.
Diskusi yang dipimpin oleh Garin Nugroho selaku Advisory Abroad GIK UGM ini mengangkat tema ‘Strategi Diplomasi Budaya Indonesia Melalui Supercreative Hub’. Adapun hal yang dibahas yaitu bagaimana sebuah ruang atau platform itu bisa menggabungkan kreativitas, teknologi, dan budaya untuk menghasilkan inovasi dalam promosi budaya.
Inovasi yang dimaksud bisa mencakup inkubator kreatif, pusat kolaborasi antar seniman dan kreator, atau acara virtual yang menampilkan karya budaya Indonesia. Nah, GIK disebut-sebut punya potensi tersebut dan bisa menjadi wadah untuk UKM bidang seni karena UKM seni sendiri pasti berkaitan langsung dengan budaya. Selanjutnya diharapkan UKM bidang seni bisa mengembangkan kerjanya untuk bisa lebih kreatif, inovatif, dan juga profesional dalam mempromosikan produk-produk dan kegiatan yang bisa menjadi daya tarik atau jangkauan yang lebih luas dengan memanfaatkan fasilitas yang diberikan GIK.
Di sesi tanya jawab, Alma Syahwalani mengajukan pertanyaan terkait bagaimana memanfaatkan keterbatasan yang ada untuk menciptakan peluang lebih luas untuk mencapai tujuan UKM Marching Band ke kancah internasional. Bapak Fadli Zon mengutarakan bahwasanya hal seperti itu bisa dikomunikasikan dan diberikan wadah, dan bisa juga berkolaborasi dengan pemerintah maupun perusahaan besar.
Adapun kesan Alma atas acara ini, bahwa ia merasa sangat senang karena bisa berkesempatan hadir bertemu dengan Bapak Menteri Kebudayaan dan juga bertemu perwakilan UKM seni lainnya. Dikarenakan pertemuan ini, Alma dan teman-teman lainnya bisa berdiskusi langsung dan menyampaikan aspirasi mereka.